ⁿ⁰ 8

913 146 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Affh iyh?"

"Njink. Hooh, serius."

Kini, di sebuah kursi dekat kantin. Sepasang manusia sedang menikmati makanan mereka. Itoshi Sae, dan Bachira (name). Mereka terlihat sangat akrab, sampai-sampai terlihat seperti sepasang kekasih. Hanya saja, salah satu diantara mereka tidak menyadari kedekatan antar satu sama lain.

Terlihat, sang gadis tengah menikmati ayam kecap buatannya. Sedangkan seseorang disampingnya, tengah menikmati indahnya karya tuhan yang sedang makan ayam kecap.

Karena merasa risih saat ditatap, (Name) membuka topik pembicaraan.

"Perpisahan kakel gimana?"
"Kan udah tamat."-Sae

"Kepala lo kejedot pintu ya? Perpisahan sama tamat beda bego! Itu lho! Yang kek di tidtod! Graduation Party gitu."

"Ooh. Ga tau ah capek mikirin begituan. Ntar gw kasih ke yukimiya aja."

"Njir parah!"

Hening kembali melanda. Yang perempuan, kembali fokus pada ayam kecapnya. Yang laki-laki, hanya duduk santai memegang buku yang ada di tangannya. Sesekali melirik kearah gadis di sampingnya.

Pandangan Sae terfokus pada sebuah daun kering yang jatuh diatas kepala gadis kesayangannya.

"(Name), ada daun diatas pala lo."
"Ha? Dimana?"

Tangan (name) terulur meraih pucuk kepalanya sendiri. Namun, langsung dicegat oleh tangan kekar Sae.

"Jangan anjir! Tangan lo kotor kena kecap! Biar gw aja."
"Oh? Hooh, oke."

(Name) sedikit menundukkan kepalanya, mengarahkannya pada Sae.

Sae terkekeh kecil melihat tingkahnya. Tangan kanannya terulur meraih dedaunan, sedangkan tangan kiri nya memegang tengkuk (Name).

(Name), yang dipegang merasa terkejut tapi tak peduli, dan kembali memakan ayam kecap nya. Nyam nyam

Sae, entah mengapa. Tangan yang memegang tengkuk tadi mulai bergerak ke arah dagu (name), membuatnya terpaksa melihat kearah Sae disela-sela dia meminum air.

Sae menatap sekilas mata (name) dan mulai mendekatkan wajahnya. Yang ditatap, hanya merasa risih.

Wajah mereka sangat dekat. Namun pada akhirnya, posisi wajah Sae berada tepat disamping telinga (Name). Deru nafas hangatnya mulai menyerbu telinga. Belum lagi, saat Sae sedikit menghembuskan nafasnya tepat kearah telinga (Name).

(Name) terdiam dengan tingkah laku temannya itu.

"Apasih? Lepasin gw anjing. Ngeri gw liat lo kek gini!"

Yang diajak berbicara, hanya diam dan kembali menghembuskan nafasnya.

"Te amo. Eres mía, Bachira (Name)"

Setelah mengatakan beberapa kata itu, Sae dengan segera menjauhkan wajahnya. Mengatur ekspresi wajahnya menjadi datar. Dan membantu gadisnya membersihkan peralatan makanannya.

"Artinya apa bang messi?"
"...lu jelek, makan belepotan kek bocil."
"ANJINK?! MENGSUD?!"

"Lupakan. Dah yok balik. Udah mau bel."

Akhirnya, dengan santainya mereka kembali ke kelas. Tanpa memperdulikan beberapa pasang mata yang melihat kejadian tadi.









































































Aah~ Aahh~ yameteh kudasaihh

"Wah anjing! Siapa tu yg nonton kucing peduli?!"


(Name) dan Sae, baru saja masuk kelas sudah disuguhi pemandangan teman-teman mereka yang berkumpul. Dan lebih parahnya, mereka berdua tak sengaja mendengar suara haram.

"Engga anjing! Ini nada dering hape Kaiser cok!"-Chigiri

"EH BUKAN HAPE GW COK! ITU HAPE NYA OTOYA ANJIR!"-Kaiser

"Ajshjsjshshh pacar gw yang ke lima nelpon. Bentar y gays gays sekalian."-Otoya


Otoya keluar sambil menjawab panggilan dari ponsel nya. Sementara itu, (Name) dan Sae berjalan menuju teman-temannya.


"Ingfo baru kah dik?"

"No ingfo cuz gwhj sama otoy lagi masa tobat."-Chigiri

"Tobatnya sehari doang, banyak bacot."-Kunigami

"Mi?! Jahad banget lo hari ini sama gw?!"-Chigiri



"Duh, bau bau mau ceray."

(Name) duduk disamping Kaiser, sambil melihat kearah pasangan gay yang sedang KDRT.

"Oh iya, Ser. Perasaan lu murid pindahan dari Jerman. Gimana lo bisa langsung dekat gitu sama mereka?"

"Ha? Oh itu. Gw pindahan kan sekalian ditarik jadi pemain sepak bola kesini. Tuh sama pak Noel. Masuk klub sepak bola, ketemu sama mereka trus sokab aja. Pas juga mereka friendly, cocok aja sama gw."

"Ooh."


Mata Kaiser melirik tepat kearah samping (name). Terlihat seseorang yang baru saja duduk mendekati gadis itu. Sudah jelas kan siapa orangnya? Yup, orang itu adalah Sae.


Merasa seperti ada seseorang yang melirik kearahnya, Sae langsung melirik kearah orang itu.


Kini pandangan Sae dan Kaiser bertemu. Pandangan mereka terlihat tidak ramah. Yang satu memandang dengan tatapan datar andalannya. Sedangkan yang lain menatap remeh.


(Name) yang sadar, tak ingin jadi penengah. Gadis itu langsung berdiri, hendak pergi kearah temannya yang lain. Namun langsung dicegat oleh pria Jerman.


"Ngapain berdiri, neng? Sini aja elah temenin gw."

"Eh? Gw liat tadi lu sama Sae tatap-tatapan kek orang mau Deeptalk. Jadi gw inisiatif aja ngasi kalian space buat bicara(?) Emang kenapa?"

"Siapa juga yang mau Deeptalk sama bule modelan dia? Udah, lu sini aja. Lagipula ini kan kursi lo."

Karena malas untuk berdebat, (Name) kembali duduk diantara mereka sambil memainkan ponselnya.


Ara ara gomen~

(Name) kaget, ponselnya berdering menandakan seseorang menelponnya.

Matanya melirik kearah nama panggilan. Senyum manis merekah dibibirnya, terlihat senang dengan siapa yang menelpon.

Tanpa berpikir panjang, dia menjawab panggilan itu.


"...Hello? sayang?"


























































"Ha?!"

















































.
.
.
.

Mi amorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang