Lavina Anggara Lestari, biasa di panggil Vina. Pokoknya aku itu orangnya paling netral. Gak dukung-dukung club perkapalan dikelas. Namun, semenjak ada kapal Lana2, Galang dan Anna. Kayak gemesh banget gitu hlo. Dua-duanya sama-sama cuek. Tapi saling perhatian. Ga perlu kode-kodean, keduanya udah saling mengerti peran masing-masing.
Seandainya ayah dulu memilih Bunda. Pasti kehidupanku gak akan se sulit ini. Kebutuhanku memang masih ditanggung ayah. Walaupun ayah dan Bunda udah berpisah. Mau bagaimana lagi. Mungkin ini emang takdir yang harus aku jalanin.
"Gapapa"
Itu suara Juan. Cowok yang selalu nenangin aku. Tempat aku berbagai cerita. Setelah Anna tentunya.
Aku gak perlu rasa dikasihani. Yang aku perlukan itu hanya didengarkan. Bukan mengambil keputusan untuk pihak orang tua aku.
Pandanganku fokus ke arah depan. Memperhatikan tanaman bunga matahari yang selalu tersenyum ini.
Aku merasa aneh. Tapi bergandengan tangan dengan Juan tidak ada salahnya. Toh, sekarang Anna lagi di ambil alih sama Mada, adek sepupunya itu.
Bahas tentang cinta. Aku gak terlalu peduli. Bisa dibilang kisahku tidak se ngenes Lina yang hanya cinta sepihak. Arafah yang sudah dijodohkan. Wulan yang berhasil ngegebet tiga cowok sekaligus. Atau Anna yang katanya Wulan dan Arafah seperti konspirasi k-pop.
Menurutku cinta itu sederhana. Tinggal kita yang menjalankan. Karena cinta bukan hanya sebuah kata, kalimat atau huruf. Cinta akan membawamu ke dalam sebuah rumah hantu. Yang kadang tenang. Namun terkadang membuat kita lari-lari sampai jantungan.
"Vina makin aktif ya Mak"
Ah, ga salah sih kalau Wulan ini sering ditendang Anna. Rese, ngeselin parah.
"Jelaslah, apa gunanya Bunda kerja kalau gue ga aktif. Sia-sia uang Bunda buat beli Susu"
"Ya biarin aja sih. Sewot mulu lo. Makannya, kalau punya cowok itu satu aja. Jangan tiga sekaligus diambil. Maruk kan"
Aku suka dengan respon Anna yang seperti itu. Lucu juga ngeliat Wulan ngambek. Bibirnya kaya bebek.
Tapi Anna gak memperhatiin ngambeknya Wulan. Orangnya lagi sibuk pukul-pukulan sama adik sepupunya itu.
Lalu ku lihat Galang lebih fokus sama ponselnya. Tidak memisahkan Anna dan sepupunya itu. Ih, kesel. Pengen aku bentak si Galang ini. Apa gak lihat aku pengen lihat momen manis mereka berdua.
Tanpa sadar aku meremas kuat tangan Juan. Membuat Juan meringis. Baru setelahnya aku sadar.
"Kenapa tangan gue lo remes hah? " tanya Juan.
"Ya gue kesel aja. Itu kenapa Galang malah ngeliat ponsel terus! "
"Kan Galang punya pacar sendiri. Sayang"
"Tapi aku mau liat mereka gandengan kaya kita"
"Udah, jangan ngambek gitu ah. Nanti malam habis Isya kita jalan-jalan sekitar sini aja. Mau? "
"Mau"
Jarang banget Juan ngajak jalan. Lagipula aku juga harus membantu ibuku mengemas snack jualan beliau. Kita sama-sama sibuk. Juan yang sibuk jaga toko milik ibunya. Aku yang sibuk bantuin ibu.
Akhirnya, setelah berjalan selama 7 menit. Kita sampai di depan perpustakaan yang telah kita sulap jadi tempat kamar paling nyaman.
Setidaknya ada 13 kasur yang berdempetan. Supaya muat 23 orang. Juan dan Galang akan ikut tidur di sini. Hasil pinjaman dari para guru yang memiliki kasur lebih. Bersprei beda-beda. Lampu besar di tengah-tengah. Beberapa pajangan berupa figuran hasil foto-foto anak photografi.
"Baik ini ruangan untuk kita tidur. Namun, karena terbatasnya kasur. Kita bakalan tidur berdempet-dempetan. Ada yang memiliki asma, TBC atau alergi berbagai tempat tidur? " tanya Galang.
Tapi semua ustadz ini menggeleng. Menandakan tidak ada gejala-gejala yang disebut oleh Galang tadi.
"Ngga ada ya pak ustadz? Oke sekarang silakan masuk. Pilih tempat yang paling nyaman. Jika bosan boleh jalan-jalan di dalam sekolah. Jangan keluar. Kalau keluar dari sekolah itu harus ada izin dari panitia. Melanggar nanti dapat hukuman.
Untuk grup nanti akan saya buat. Menunggu konfirmasi selanjutnya lagi.
Baiklah kami permisi dulu Assalamu'alaikum. " penjelasan Anna langsung ke inti.
Berkata demikian, akhirnya kita, para cewek pergi ke perpustakaan baru. Untuk beristirahat sebentar. Sebelum makan malam. Sehabis maghrib nanti.
"Ah, jadi ga sabar habis Isya nanti "
Jadi Vina ini termasuk anak brokenhome gitu. Tapi karena mendapat teman yang tepat. Ga terlalu ya gitu deh
KAMU SEDANG MEMBACA
Ssst
Teen FictionApa jadinya jika kedua orang yang hanya bertemu dalam setahun sekali. Kini bertemu setiap hari selama sebulan. Apalagi keduanya memiliki hubungan yang jarang diketahui orang lain. Namun hubungan mereka serumit itu.