Chapter 6

795 51 0
                                    


Ohatsu merawat Shiho penuh kasih sayang. Shiho menghabiskan semua makanan yang disuapi oleh Ohatsu dan meminum semua obat yang diberikan tabib. Ia ingin cepat sembuh karena ia tahu harus mempersiapkan diri untuk kabur bersama Shinichi. Denyut-denyut nyeri di jari-jarinya semakin berkurang, hanya hilang timbul saja sesekali. Shinichi dari jauh terus memantau proses pemulihannya. Bila Shiho telah siap, ia akan menyusun rencana pelarian mereka.

Namun ketika Shiho telah sembuh, malapetaka lain terjadi di Okku. Kali ini giliran Ohatsu yang menjadi tumbal. Ia dituduh telah merusak kimono kesayangan Hiroko dengan alasan balas dendam untuk Ejima. Hiroko berangnya bukan main, ia memerintahkan para pengawal untuk menghukum Ohatsu dengan pukulan tongkat. Eksekusi itu dilakukan di halaman istana.

"Ampun Joo-Sama! Saya benar-benar tidak melakukannya!" teriak Ohatsu.

"Hentikan!" Shiho muncul memeluk punggung Ohatsu untuk melindunginya.

Para pengawal membeku.

Shiho bersujud di depan Hiroko, "Ohatsu tidak bersalah, aku yang menyuruhnya,"

"Tidak Hime-Sama," isak Ohatsu, "itu tidak benar!"

"Itu benar!" kata Shiho.

"Saya tidak berharga! Anda tidak perlu membela saya!" tangis Ohatsu.

"Aku yang memerintahkannya, aku juga seharusnya dihukum," kata Shiho.

"Tentu saja," kata Hiroko, "setelah Ohatsu, kau giliran berikutnya,"

Para pengawal memukul Ohatsu lagi dengan tongkat.

"Hentikan itu!" Shiho memeluk Ohatsu, akhirnya ia juga kena pukul.

"Jangan Hime-Sama! Pergilah!" jerit Ohatsu.

"Ugh! Aku tidak akan meninggalkanmu Ohatsu," ujar Shiho menahan sakit.

Mendadak saja ada tubuh yang kuat melindungi mereka berdua. Shiho mendongak dan kaget melihat kemunculannya, "Ikushima-San?"

"Cih! Apalagi ini?" gerutu Hiroko.

"Gomene Joo-Sama..." kata Shinichi terengah-engah, "aku tak bisa melihat wanita dipukul,"

"Kalau begitu sekalian saja kau menggantikan hukuman mereka," ucap Hiroko sinis.

Shiho menggeleng, "jangan Ikushima-San,"

"Baiklah, aku akan menanggung hukuman mereka, dua kali lipat," sahut Shinichi tanpa ragu.

"Tidak Ikushima-San!" Shiho panik.

Pengawal menyingkirkan Ohatsu dan Shiho, ganti menyeret Shinichi. Ia pun dihukum lima puluh kali pukulan tongkat. Shiho menangis melihatnya.

Seishichi dan Danjuro muncul.

"Joo-Sama," Seishichi menghaturkan hormat, "maaf atas kelancangan anggota kami. Tapi kami memohon kemurah-hatian Joo-Sama. Bila Ikushima terluka, kami tidak bisa pentas lagi,"

"Benar-benar Joo-Sama. Nanti Ienobu-Sama marah bila kita melukai tamu," Miyaji menimpali. Dia tidak tega Shinichi dipukul karena naksir berat.

"Baiklah," kata Hiroko, "ajari anak buahmu sopan santun. Ini kesempatan terakhir kalian. Kelak aku tidak akan bersabar lagi,"

"Terima kasih Joo-Sama," Seishichi menunduk lagi.

Akhirnya Seishichi dan Danjuro memapah Shinichi kiri-kanan dan membawanya kembali ke kediaman mereka di istana.

Malam harinya giliran Shiho yang mengendap-endap untuk keluar. Ia telah menumpuk beberapa barang di bawah selimutnya di atas futon, sehingga Ohatsu dan para pelayan lain akan mengira dirinya sudah terlelap. Tim kabuki yang lain juga sudah terlelap setelah lelah berlatih seharian kemudian mabuk minum sake.

Love Transcends TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang