Chapter 7

566 53 0
                                    


Tokugawa Ienobu terdiam menatap dua terdakwa di hadapannya. Di ruangan itu hanya ada tiga orang, selain Ienobu masih ada Shinichi dan Shiho yang bersimpuh menghadap pimpinan Dinasti Tokugawa.

"Kau tahu apa yang telah kau lakukan Ikushima?" tanya Ienobu dingin.

Shinichi tidak menjawab.

"Kau telah bertindak tidak senonoh dengan selir kesayanganku,"

Shinichi lagi-lagi tidak menjawab.

"Kau tahu hukumannya? Penggal!"

"Penggal aku juga kalau begitu," sela Shiho tajam.

Ienobu menatap selirnya.

"Aku juga bersalah dalam hal ini, jangan limpahkan semuanya pada Ikushima," tambah Shiho mantap.

Ienobu memandang selirnya tak habis pikir, "aku tak mengerti Ejima. Apa salahku? Aku sudah memanjakanmu selama ini,"

Shiho membeku.

"Jawab!" Ienobu menggebrak meja.

"Aku mencintainya!" ucap Shiho dengan mata berkaca-kaca.

Shiho... Shinichi menatapnya.

"Aku tak perlu bersaing dengan selir-selir lain untuk bersamanya," Shiho melanjutkan dengan nada berapi-api, "aku bisa menjadi diriku sendiri di hadapannya. Aku dan Ikushima saling melindungi tak peduli bila nyawa taruhannya. Kami telah melewati suka duka bersama dan di dunia ini aku hanya bisa mencintainya seorang. Tidak ada bisa memiliki hatiku, tidak orang lain termasuk dirimu Ienobu-Sama. Jiwa ragaku milik Ikushima saja,"

Shinichi terpana, ia sadar yang Shiho katakan itu mengandung kebenaran.

Ienobu terhenyak di kursinya. Tampak mempertimbangkan hukuman apa yang tepat untuk Shinichi dan Shiho.

"Mati itu mudah, hidup lebih susah," kata Ienobu.

Shinichi dan Shiho bersiap dengan vonis.

"Aku takkan membiarkan kalian mati. Sebagai gantinya, aku akan mengirim Ikushima ke daerah pedalaman. Kau akan kuampuni Ejima, berterima kasihlah karena aku masih bermurah hati padamu, tapi kakak-kakakmu akan kuperintahkan untuk melakukan seppuku (bunuh diri terhormat),"

Shinichi dan Shiho terhenyak, semua skenario ini persis yang terjadi dalam sejarah.

"Aku lebih baik mati daripada dipisahkan dengan Ejima," kata Shinichi.

"Kau mau menahanku di istana percuma saja. Aku pasti akan bunuh diri. Aku tak bisa hidup tanpa Ikushima," timpal Shiho.

"Kalian tidak punya pilihan! Aku yang berkuasa!" hardik Ienobu.

Shiho menarik napas sejenak kemudian menghormat Ienobu sekali, "Ejima berterima kasih atas kemurah-hatian Ienobu-Sama selama ini. Jangan biarkan aku menodai kehormatan Ienobu-Sama," ujarnya dengan nada lebih lunak.

"Apa maksudnya?" Ienobu mengernyit.

"Bila kau mengampuni kami, kau akan dipandang rendah oleh para pengawal dan selirmu," jelas Shinichi yang mengerti tujuan persuasif Shiho. Di sini Shinichi dan Shiho akan mengubah sejarah, "bila kau meminta kakak-kakak Ejima untuk seppuku, kau akan kehilangan para ajudanmu yang tangguh,"

"Yang bersalah adalah aku, bukan kakak-kakakku. Mereka setia pada Ienobu-Sama. Lepaskanlah mereka, biar aku yang menjalani hukumanku. Dengan begitu, kau tidak akan kehilangan wibawamu Ienobu-Sama," ucap Shiho.

"Jadi kalian ingin aku bagaimana?!" Ienobu tampak frustasi.

"Berikan kami hukuman mati Ienobu-Sama," ucap Shinichi, "apapun caranya, akan kami terima,"

"Relakanlah Ejima, Ienobu-Sama. Aku tidak pantas dipertahankan. Jangan sampai sejarah mencatat kelemahan Dinasti Tokugawa hanya karena wanita rendahan seperti diriku," pinta Shiho.

Shinichi dan Shiho menghaturkan sembah bersamaan di hadapan Ienobu. Ienobu memejamkan matanya merasa putus asa. Ia akhirnya terpaksa mengabulkan permintaan Shinichi dan Shiho.

***

Esok harinya adalah hari eksekusi Shinichi dan Shiho. Eksekusinya dilakukan dini hari ketika matahari baru saja mau terbit. Ienobu bersama para pengawal menggiring Shinichi dan Shiho ke pinggir sungai. Shinichi dan Shiho telah mengenakan kimono putih bersih. Semalaman saat dikurung penjara bersama, mereka sudah memantapkan hati mereka menjalani hukuman ini. Ini adalah akhirnya, mereka tidak memiliki penyesalan.

Shinichi dan Shiho menghaturkan sembah terakhir kepada Ienobu, sebelum kemudian mereka berbalik menghadapi sungai. Shinichi menatap Shiho seraya mengulurkan tangannya. Shiho juga membalas tatapannya dan menyambut uluran tangan tersebut. Mereka bergandengan, saling bertatapan dan bertukar senyum, tidak tampak seperti orang yang mau bunuh diri bersama.

"Aku mencintaimu Shiho," ucap Shinichi.

"Eh?"

Shinichi sadar dengan yang diucapkannya, sekali lagi ia berkata dengan yakin, "aku sungguh-sungguh mencintaimu,"

Shiho tersenyum, "aku juga mencintaimu Kudo-Kun,"

"Sampai bertemu di kehidupan berikutnya,"

Shiho mengangguk, "eh,"

Ienobu sakit hati, bahkan disaat mau mati seperti ini, Ejima dan Ikushima masih tampak saling mencintai. Tanpa keraguan tanpa ketakutan.

Shinichi dan Shiho akhirnya berjalan bersama menuju sungai di mana di ujung sana matahari mulai meninggi. Para pengawal mengikuti mereka di belakang, nantinya bertugas untuk memastikan mereka telah mati.

Air semakin meninggi hingga akhirnya menenggelamkan tubuh mereka seutuhnya. Di bawah permukaan air sana Shinichi dan Shiho berpelukan dan berciuman sampai mereka kehabisan napas dan meninggal. Matahari di atas sana menggelap karena fenomena alamiah itu. Bulan menutupi posisinya hingga terjadi gerhana matahari. Ienobu dan pengawalnya buru-buru kembali ke istana. Mereka masih percaya bahwa cahaya gerhana matahari membawa kesialan.

Love Transcends TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang