TIGA

632 23 1
                                    

"Eh semalam Gus Irham nyelametin Faiq loh. Faiq pulang kemalaman dari Tuban. Terus dia digangguin sama orang yang lagi mabuk. Sampai kerudungnya copot tau."

"Kerudung Faiq copot. Gus Irham lihat. Terus dipasangin sama Gus Irham."

"Faiq berantem sama cah seng mabuk. Sampai kerudungnya lepas. Terus dipasangin sama Gus Irham."

"Eh nggak gitu ceritanya. Faiq yang sengaja lepas kerudung pas lihat ada Gus Irham malem-malem."

"Iya loh sampai dia bilang suka ke Gus Irham, makanya dia berani lepas kerudung di depan Gus."

"Ih segitunya banget ya kalau suka sama Gus."

"Hah masa sih? Faiq yang selalu juara umum sepesantren itu? Buka kerudung di depan Gus Irham? Terus dipakein lagi sama Gus Irham?"

"Ih iyalah, Gus Irham gedek kali sama kelakuannya."

"Mending gue sih. Nggak pinter-pinter amat, tapi nggak murahan juga."

Pernah dengar permainan bisik berantai. Dimana satu tim berbaris untuk saling membisikan kalimat. Jika kalimat yang dibisikan antara orang paling depan sampai orang paling akhir sama, maka tim dinyatakan menang.

Pernah bermain permainan ini? Apakah semudah itu? Seringnya kata dari tiap orang bisa berubah. Antara berkurang atau bertambah. Penyebabnya bisa karena tidak dengar, kalimat terlalu panjang atau terlalu sulit.

Dan seperti itulah gosip. Dari mulut ke mulut tidak sama. Semakin banyak orang yang tahu, semakin besar kemungkinan berita berubah.

Begitulah pagi ini, seminggu setelah kejadian malam itu. Hannah tergopoh-gopoh menghampiri Faiq yang sedang terduduk di saung. Mengulang hafalannya.

"Faiq, Faiq, Yaa Allah Faiq ini nggak bener. Nggak bener , astaghfirullah."

"Kamu kenapa sih Han? Lari-lari gitu. Tarik napas dulu, baru ngomong."

Hannah menarik napas, menuruti perintah Faiq.

"Nah gitu kan baru enak ngomongnya. Kenapa? Ada apa? Kamu sampai panik gitu."

"Faiq kamu difitnah."

Faiq mengernyit bingung.

"Katanya kamu godain Gus Irham sampai buka kerudung," ujar Hannah dengan ekspresi sebal.

"Hah, kapan aku begitu?"

"Itu loh waktu kamu pulang kemalaman. Terus digangguin sama Kang Prapto dan kawan-kawannya yang lagi mabuk."

"Astaghfirullah!" pekik Faiq.

Padahal bukan begitu ceritanya. Malam itu juga ia sudah menjelaskan ke Gus Irham dan ustazah bagian keamanan tentang keterlambatannya. Ustazah juga mengkonfirmasi bahwa Faiq memang sudah izin pulang telat. Gus Irham pun sudah memahami situsnya. Hanya memberi peringatan kepada Faiq agar tidak sampai terulang kembali kejadian seperti itu.

Keesokkan harinya memang sedikit tersebar perihal kejadian Faiq yang diganggu pemuda mabuk. Tapi Faiq juga sudah menjelaskan kronologis yang sebenarnya. Selama seminggu ini, jika ada yang bertanya Faiq juga pasti akan mengkonfirmasi kebenarannya.

"Siapa yang ngomong Han?"

"Itu anak-anak yang habis piket di aula. Pada ngumpul, ngomongin kamu."

Hari ini memang hari Ahad. Pagi-pagi jadwalnya piket besar-besaran sampai jam delapan. Setelah tugasnya selesai, santri bebas melakukan kegiatan apapun. Faiq tadi kebagian nyapu halaman dengan beberapa santri lainnya. Dan tugasnya sudah selesai. Makanya ia duduk di saung.

NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang