💚 BAGIAN 4🌱

1.5K 89 0
                                    

Bantu vote and share ya ges, kalok ada typo mohon di periksa

--------- flashback on ---------

Setelah seminggu Haechan dan Chenle tinggal di rumah kontrakan tersebut, mereka kedatangan tamu yang tidak di kenal. Seseorang itu adalah teman nya almarhum Mark yang bernama Doyoung.

"Permisi" ucap Doyoung sambil mengetuk pintu rumah Haechan

Chenle yang kebetulan sedang menonton tv mendengar ketukan tersebut, iya langsung ke dapur untuk memanggil Haechan

"Ma, sepertinya ada tamu" Ucap Chenle

"Siapa nak??" Ucap Haechan sambil menghentikan cucian piring nya dan kebetulan ia sedang mencuci piring

"Tidak tau ma, lele belum siap, tadi ada yang ketuk pintu dan bilang permisi" Ucap Chenle sambil menggeleng

Haechan pun langsung menuju pintu utama dan begitu juga Chenle yang mengikutinya

Haechan pun membuka pintu dan mendapati seseorang di hadapannya "Ada apa ya??" Tanya Haechan

"Perkenalkan Bu saya temen suami anda, saya adalah Doyoung. Saya kemari karena ada sesuatu yang mau saya bahas tentang surat wasiat dari almarhum pak Mark " Ucap Doyoung sambil tersenyum

Haechan pun terkejut sekaligus bingung, ia penasaran apa yang mau di bahas oleh seorang pria yang ada di depannya

"Kalau gitu masuk dulu pak, kita berbicara di dalam saja" Ucap Haechan sambil mempersilahkan masuk

Singkat cerita mereka duduk di ruang tamu dan Doyoung membuka tas yang ia bawa dan mengeluarkan sebuah map yang dalamnya ada beberapa berkas wasiat dari Mark, ia langsung menunjukkan surat itu kepada Haechan

"Surat wasiat suami ku?" Ucap Haechan didalam hati dan masih kebingungan

Karena Doyoung melihat Haechan yang masih kebingungan ia pun langsung menjelaskan kepada Haechan "Begini Bu, sekali lagi saya mohon maaf karena terlambat memberi tau berita ini kepada ibu. Sebenarnya sebelum meninggal pak Mark telah menitipkan wasiat ke saya, wasiat tersebut berisi uang yang cukup banyak dan satu buah rumah mewah" jelas Doyoung kepada Haechan

Haechan terkejut, lalu ia menatap anaknya yang duduk di sebelah dirinya sedari tadi "Nak kamu masuk ke kamar dulu ya"

Chenle mengangguk dan langsung masuk ke kamarnya

"Ini beneran pak??, Suami saya meninggalkan warisan sebanyak ini??" Ucap Haechan yang masih tidak percaya apa yang ia dengar

Doyoung mengangguk dan tersenyum "Iya Bu, seharusnya saya sudah dari dulu menyampaikan wasiat ini kepada ibu, namun karena jadwal kerja saya padat saya sampai lupa bahwa pak Mark pernah menitipkan wasiat tersebut. Untung nya saya menemukan berkas itu dan langsung ingat"

"Jadi selama ini suami saya sudah menitipkan wasiat ini ke bapak??, Bapak seharusnya menyampaikan langsung dong. Asal bapak tau saya dan anak saya sudah cukup menderita selama satu setengah tahun ini karena Mark sama sekali tidak meninggalkan hartanya untuk kami, kami menjadi babu dan selalu di rendahkan di masyarakat " ucap Haechan dengan nada sedikit tinggi

"Sekali lagi saya minta maaf Bu, saya benar-benar lupa akan hal itu" Ucap Doyoung

Haechan menghela nafasnya "Yaudah lah pak, tidak usah di perdebatkan lagi"

"Kalau gitu ibu tanda tangan di surat itu, sebagai bukti bahwasanya saya telah menyampaikan wasiat ini ke ibu" Ucap Doyoung

"Baik pak" Haechan pun langsung menandatangani surat tersebut

Childhood friend | JICHEN 🔞 (End)✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang