- 08 -

335 42 1
                                    

Rafel termenung.

Sekelilingnya masih berbicara, mengajukan pendapat. Terkadang bertengkar hebat, tapi Rafel tidak terganggu sama sekali, dia masih memikirkan hal penting.

"Rafel?"

Rafel tidak menjawab. Sekedar menoleh pun tidak.

MoenD memukul bahunya, tapi tetap. Rafel diam, matanya mengarah kedepan.

MoenD menatap kebingungan, ini orang kenapa? Kesurupan kah?

"..Raphael"

Rafel tersentak, menoleh kearah Moen. MoenD akhirnya mengerti, tersenyum kecil.

"A- napa Moen?"

"Jangan ngelamun, nanti kesurupan setan"

"Oh- iya.."

Rafel kembali fokus pada rapat, yang sekarang menjadi heboh karena Corazon dan Ledib bertengkar, berbeda pendapat.

Moen masih melirik wajah Rafel yang gelisah dan gugup. Dia tau, pasti Rafel masih belum bisa melupakan nama aslinya.

Raphael.

"..dasar malaikat" gumamnya.

Masih ingatkah kalian, disaat Malik mengatakan bahwa Rafel memiliki kemampuan khusus? Di episode berikutnya kemampuannya akan ditunjukkan.

***

"Huhh.." Desah Rafel lega setelah rapat selesai, bersender ke kursi.

"Lu capek? Mo gw ambilin kue ga?" Tawar Alvin, bagian meditasi.

"Gausah, gw gamau ngerepotin orang lagi"

Alvin menatap Rafel. Tertegun sejenak. Kemudian duduk disebelahnya.

"Lu tau Fel? Gw kagum banget sama lu."

"Kenapa?"

"Sifat dasar lu. Berbeda jauh sama Marvel, tapi lu bisa narik perhatian dia. Liat aja, hampir seluruh anggota disuruh suruh ngebunuh orang. Cuma lu yg ngga dibentak begitu"

"Itu karena gw selalu nahan dia"

"Bukan itu doang Fel! Marvel itu sayang banget sama lu, gw jamin. Kemungkinan lu dianggep lebih, kayak adek atau abangnya gitu"

"..ngga mungkin, Vin. Marvel udah punya adek-"

"Tapi adeknya perempuan kan? Amaryn juga ga terlalu nahan Marvel. Lu lebih kayak abangnya sih kata gw"

Rafel mendengus, kalau dia menentang opini Alvin, nanti justru makin berisik. Mending dia diem aja.

"Btw.. bisa lu liatin kekuatan yang dibangga-banggain Marvel?"

"Ga."

"Kenapa?"

Rafel terdiam. Kenapa? Kenapa katanya?

Sekelebat memori menerjang otaknya, seolah terjadi didepan mata. Rafel memegangi kepalanya erat.

"..gw takut.."

Alvin menatap Rafel yang terlihat khawatir. Dia tersenyum, sengaja membuat Rafel seperti itu.

"..kenapa takut, hm?" Seringai Alvin.

Rafel membelalakkan mata, melirik Alvin gentar. Jantungnya berdegup kencang, otaknya mulai mengirimkan gambar gambar seram. Berkeringat dingin.

".. pfft- dasar iblis lemah!" Tawa Alvin sambil beranjak dari kursinya, meninggalkan Rafel yang masih gemetar ketakutan setengah mati.

Iblis?

"Lu pucet Fel?" Tanya Marvel menghampirinya.

Rafel tersentak mendengar Marvel memanggilnya. Dia berusaha menjauh, tapi justru mulutnya yang melawan.

Haunted - YTMCI Action modeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang