- 10 -

327 51 6
                                    

"Kita harus pergi dari sini, nanti kalo ada polisi, bisa gawat!" Tegur Malik kepada member, terutama kaptennya.

Ayon manggil bawahannya 'member', terinspirasi dari Azre yang suka nyindir Gizan ; ember. Entahlah, padahal artinya beda.

"Gw mau aja pergi, tapi nanti kita dianggap kalah dong?"

Malik menatap Ayon bete, astaga, yang penting kan Yura udah bebas, gimana sih?

"Yaudah suruh mereka meeting lagi di suatu tempat. Jangan disini. Tempat ini terlalu deket sama warga"

Ayon terdiam lama sekali, baru mengangguk setelah mendengar desing pistol.

"Baiklah, yang penting Azre udah nyulik Yura"

***

"..dasar sialan.." Gumam Daazan sambil melindungi diri dari pisau Peppey yang berusaha menghujam dirinya.

"Heh, kyknya lu ga terlalu bisa serangan jarak dekat ya..? Baiklah, gw kasih kesempatan buat ngelawan dari jauh."

Daazan memegang senapan lebih erat. Dia menerima kesempatan itu, tentunya. Peppey meloncat mundur, membiarkan Daazan akan menembakinya.

"..lu pasti alasannya.."

"Hah?"

".. wajah munafik.."

Peppey terdiam mendengar kata 'munafik' ini. Dia tidak fokus dengan pertarungannya. Apa yang dimaksud wajah munafik?

Yura?

DOR DOR

Peppey tidak menyadari, bahwa dua pistol akan segera menerjang kedua ginjalnya. Mata hijau itu memikirkan hal lain.

"PEY!"
































"..hah..?" Daazan menurunkan senapan.

Astaga. Maksudnya apa ini?

Otak Peppey langsung bekerja otomatis, demi melihat orang didepannya. Berdarah. Parah sekali.

"V- VEL! MARVEL!"

Daazan menganga, tidak percaya orang paling sadis ini.. melindungi bawahannya..
Tidak- apakah ini hanya tipu daya..? Tapi pelurunya benar-benar terbenam di jantung orang itu.

Pelurunya meleset tadi, karena kaget.

"Uh.. sepertinya gw harus kembali.." Gumam Daazan. Perlahan dia mundur dari pemandangan tidak mengenakkan ini.

Mundur kearah timnya yang sudah bergabung.



Peppey menangis sekencang-kencangnya, mencoba memanggil siapapun.

Nevin melihatnya. Nevin melihatnya dengan tatapan kosong.

Dia dengan jelas menonton dari awal.

Pikirannya gelap, hatinya menjadi buta.

***

"..huft.."

"Kenapa Zan? Wajahmu gelisah gitu?"
Tanya kembarannya, Gizan.

Daazan menggeleng pelan. Tadi dia berhasil melumpuhkan Marvel, itukah yang harus dia jawab? Tidak mungkin.

Dia takut Nevin muncul tiba-tiba.



***








"APA YANG HARUS KITA LAKUKAN!? ALAT MEDISNYA KURANG!" Seru Alvin.

"..sialan.. berani-beraninya mereka pada ketua.." Lirih Azazel.

Marvel terkapar di lantai, jaket hijaunya bersimbahkan darah segar. Badannya kian melemah. Napasnya tersengal, tidak beraturan sama sekali.

Haunted - YTMCI Action modeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang