Part 05 : Bodoh

144 15 0
                                    

Ibu pamit untuk pulang sebentar, mengambil beberapa keperluan di rumah. Jadi, aku sendirian di dalam kamar rawatku.

Sebenarnya, ibu tidak ingin meninggalkanku sendiri, tapi aku meyakinkan beliau jika aku baik-baik saja dan bilang kalau Prana dan Alvan akan mampir kesini untuk mengunjungiku.

Setelah ibu keluar, aku menghela nafas. Melirik ponsel di atas meja kecil samping kasurku tanpa minat.

Aku merasa sangat bosan. Yang kulakukan hanya tidur, makan, minum obat, main game selama 4 hari disini. Benar-benar membosankan.

Aku tidak diperbolehkan keluar lagi. Ketika hari pertama aku bangun dan meminta ibu untuk memperbolehkanku keluar, aku tidak sengaja menambahkan luka baru pada kakiku saat kembali ke ruang rawatku. Tidak hanya di kaki sih, ada beberapa luka kecil di tangan dan kepalaku :')

Bukan karena aku kurang hati-hati. Aku sudah berjalan pelan, namun rasa kantuk yang kurasakan tidak dapat ku hindari dan... yah~ aku terjun bebas ke deretan bangku di samping kamar rawatku.

Kata ibu, orang-orang panik melihatku, sebab kaki yang baru saja di jahit terbuka lagi.

Hahahaha... Aku ini payah sekali ya?!! Hufftt~

Lupakan tentang itu.

Aku memejamkan mata sebentar, menunggu kedatangan Prana dan alvin yang akan berkunjung setelah mata kuliah berakhir itu sangat membosankan. Berapa jam lagi aku harus menunggu?

Dan aku baru ingat, ini ke tiga kalinya aku tidak masuk mata kuliah pengantar bisnis. Sekali lagi aku tidak masuk, bisa-bisa aku tidak diperbolehkan mengikuti ujian.

Banyak materi yang tertinggal, tugas kelompok untuk presentasi juga aku lewatkan. Bagaimana ini?!!

Oke, tenang Galan, jangan di pikirkan dulu, bisa stress nanti.

Ku lirik jendela yang masih tertutup. Sesuatu terlintas dipikirinku. Aku iseng membuka jendela mungkin saja laki-laki manis itu ada di taman.

Dan benar saja, aku melihat laki-laki manis itu duduk di bangku seperti biasanya.

Tapi, hari ini ia tidak sendirian.

Ada seorang laki-laki lain duduk bersamanya. Terlihat sedang mengobrol.

Siapa laki-laki yang duduk di samping laki-laki manisku?

Sebentar, tadi aku bicara apa? Laki-laki manisku?

Aku menepuk pipiku keras.

Hei Galan sadarlah, dia saja tidak mengenalmu dan kamu juga tidak tahu namanya. Bagaimana bisa kamu mengklaim dia sebagai milikmu.

Bodoh. Itulah aku, Galan Januwel.

Dari yang aku lihat, laki-laki manis itu senang sekali berbicara dengan laki-laki lainnya. Lihat saja senyumnya, lebar sekali, tampak bahagia.

Aku jadi lesu dan tidak semangat memandanginya.

"Galan?!!"

Aku tersentak lalu memutar badanku kebelakang. Ternyata itu Prana dan Alvan.

"Kamu kenapa?"

"Kaget sialan"

"Haha maaf"

Aku kembali duduk di atas kasurku lalu bertanya pada Alvan.

"Cepet banget udah nyampe sini, harusnya kan masih ada waktu satu jam mata kuliahnya"

"Dosennya ada keperluan, jadi mata kuliahnya di percepat" jawab Alvan.

"Terus, kamu bawa apa itu?"

"Oh ini?  Titipan dari Irgi, katanya dia pengen banget jenguk kamu tapi dianya nggak bisa, dia harus nyelesain tugas kelompok dulu"

Aku hanya menganggukkan kepala, lalu menatap jendela sekali lagi sebelum Prana menutupnya.



*_*_*

Sunshine [Geminifourth ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang