Part 09 : Tentu

113 16 1
                                    

Lebih dari seminggu aku di rawat di rumah sakit.

Seharusnya, aku sudah keluar 2 hari yang lalu, tapi aku beralasan kepalaku masih sering sakit saat malam hari.

Dan membiarkanku tetap di rawat sampai benar-benar sembuh.

Pagi ini aku pergi ke taman lagi untuk bertemu Farash.

Ya, sekarang aku tahu nama laki-laki manis itu.

Aku tidak membuat janji bertemu dengannya, aku hanya ingin melihatnya dari dekat.

Oh iya, coba tebak siapa yang berbicara terbata dan gugup di samping Farash kemarin?

Tentu saja aku.

Dasar diriku, sok sok an ingin melihat dari dekat, di tatap sebentar saja aku merasa tidak berdaya, mleyot kayak pensil inul.

Aku melihat sekeliling, sepertinya Farash belum datang. Jadi, aku memilih duduk sambil melihat langit.

"Kak Galan?"

Aku menoleh. Terlihat Farash dengan pakaian rumah sakitnya tersenyum manis padaku. Melambaikan tangannya, mendekat kearahku.

Ketika kita berkenalan, Farash bilang kalau dia lahir di bulan Oktober, lalu dia bertanya padaku juga tentang bulan dan tahun kelahiranku.

Setelah aku menjawabnya, ia menutup mulutnya dengan kedua tangan. Seperti orang terkejut.

Dia kaget, saat tahu aku lahir di tahun yang sama dengannya. Ia kira aku lebih tua darinya karena melihat wajahku yang Farash bilang agak tua?

Memangnya wajahku terlihat seperti orang berumur 30 tahun?

Untung kamu cakep :')

Dari situlah, Farash memanggilku kakak.

Aku tanya kenapa ia memanggilku kakak? padahal kita seumuran.

Ia bilang ingin saja. Aku tidak keberatan mengenai panggilan kakak. Menurutku itu terdengar sangat lucu.

Beda lagi kalau yang memanggil namaku itu sepupuku, Irgi.

"Oh, hai Farash"

Aku menjawab sapaannya setelah ia duduk di sampingku.

"Kak Galan sendirian lagi?", ia bertanya dengan nada lucu di akhir kata. Sangat menggemaskan.

"Iya..."

"Mau aku temani?", tawarnya.

Aku tersenyum lalu mengangguk, "Tentu"

Sebelumnya, aku tak pernah berfikir bisa mengobrol dengan Farash.

Ku kira aku hanya bisa melihatnya dari jauh.

Sekarang lihat, kami begitu mudah berbicara dengan santai. Menghabiskan waktu bersama dengan bercerita, meski lebih banyak aku yang berbicara karena Farash yang terus bertanya padaku tentang banyak hal.





****

Sunshine [Geminifourth ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang