Part 08 : Berkenalan

133 19 1
                                    

Aku membuka mata perlahan, menatap jam dinding yang terletak tepat di hadapanku. Oh, jam 6 pagi. Rekor untukku yang biasa bangun jam 8 pagi.

Di sofa, ada ibu yang masih tidur. Aku melihatnya jadi kasihan, pasti ibu akan merasakan badannya sakit setelah tiduran di sofa.

Aku sudah bilang berulang kali untuk tidak usah menginap di rumah sakit agar ibu tidak perlu merasakan pegal pegal karena tidur di sofa yang kecil. Tapi, ibu bersikeras untuk tetap menemaniku karena rasa khawatir.

Ya sudah lah, ku biarkan saja.

Aku pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahku dan menyelesaikan urusan yang lain, lalu kembali ke kasur untuk tidur.

Ku pejamkan mataku.

Tapi tidak bisa, aku sudah terlanjur bangun. Aku meraih ponselku yang berada di atas nakas.

Coba aku lihat, apakah ada sesuatu yang menarik yang bisa ku lihat?!!

Dan ternyata.... tidak ada.

Tidak ada sama sekali notifikasi dari aplikasi bernama whatsapp.

Apa whatsapp ku eror ya?

Buka aja kali ya?! aku buka deh.

Pas aku buka, beneran gak ada pesan di sana. Sepi banget, kayak kuburan :)

Aku menghela nafas pelan, ku taruh kembali ponselku di atas nakas, lalu bangkit dari kasur.

Mending aku keluar saja.

Tanpa ku sadari, kakiku menuntunku ke area taman.

Ku hirup udara pagi, sangat sejuk. Kenapa tidak dari dulu aku keluar jam segini?

Taman terlihat sepi karena masih pagi.

Aku duduk di salah satu bangku. Memejamkan mata sejenak menikmati angin yang berhembus pelan menerpa wajahku.

Saat aku membuka mata, aku terkejut.

Laki-laki manis yang selama ini ku perhatikan diam-diam berdiri di depanku.

Hmm, sebentar aku mau tutup mata dulu terus bangun dari mimpiku.

Oke, sekarang buka mata.

Kenapa dia masih ada di depan ku?

"Apa kamu baik-baik aja?"

Astaga, suaranya lembut sekali. Apa ini bukan mimpi?

Untuk memastikannya aku mencubit pipiku.

"Aww"

Beneran sakit. Berarti ini nyata. Laki-laki manis itu berbicara padaku.

"Kenapa kamu mencubit pipimu sendiri? Kamu baik-baik aja kan?"

"Ohh, ma-maaf"

Aku sampai terbata saking gugupnya.

"Aku menghampirimu karena ingin menanyakan keadaanmu"

"Hng?"

Aku bingung.

"Kemarin kamu pingsan di sini, perawat yang lewat sampai panik melihatmu"

"Ohh, begitu"

Aku jadi malu. Kenapa dia harus lihat?!!

Ingin kututupi wajahku pakai daun, tapi yang ada di dekatku saat ini cuma tutup tempat sampah. Tidak mungkin aku menggunakannya kan?

"Boleh aku duduk disini?"

"T-tentu saja"

Aku bergeser sedikit supaya dia bisa duduk.

"Apa kamu sudah baikan?"

"Ya, sudah kok"

"Sepertinya tidak"

Dia mengamatiku.

"Hng?"

"Kepala, tangan dan kakimu di perban. Apa itu nggak sakit? Harusnya kamu istirahatkan?" tanyanya padaku.

"Aku bosan di kamar terus, makanya aku pergi ke sini"

"Ah, begitu ya"

Aku tidak berani menatap matanya terlalu lama. Dia duduk disebelahku saja membuat jantungku berdetak tak karuan.

"Ngomong-ngomong kita belum berkenalan"

Dia ingin berkenalan denganku?

"Namaku Farash, Farash Albirru"

Dia mengulurkan tangannya.

"Galan Januwel, panggil aja Galan"

Aku menjabat tangannya yang wow, tangannya begitu halus.

"Senang berkenalan denganmu Galan"

Dia tersenyum manis, sama seperti yang aku lihat sebelumnya dari jarak jauh.

Namun ini lebih lebih lebih manis karena aku melihatnya langsung tepat di hadapanku. sedekat ini.

Aku pun ikut tersenyum. Menahan rasa gejolak di dadaku yang tidak bisa ku kendalikan. B

egitu keras sampai aku bisa mendengarnya sendiri. Semoga dia tidak mendengarnya.

"Aku juga senang bisa berkenalan denganmu Farash"





****

AKHIRNYAAAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AKHIRNYAAAA....

Sunshine [Geminifourth ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang