Part 11 : Jatuh cinta

116 14 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhirku berada di rumah sakit. Aku sangat merindukan kamarku di rumah beserta koleksian ikan di aquarium kecil milikku.

Dokter bilang  keadaanku sudah membaik, sangat baik malah dan memperbolehkanku untuk pulang. Luka yang ada pada tangan dan kakiku juga sudah sembuh, meski tidak sembuh secara total. Aku tetap bisa melakukan kegiatan seperti biasa ku lakukan. Kecuali menaiki sepeda motor. Ibu bersikeras tidak akan membiarkanku mengendarai motor untuk beberapa bulan kedepan dan akan di ganti dengan di antar jemput oleh ibu.

Aku berasa seperti anak mama :')

Memikirkan diriku yang akhirnya bisa bebas berjalan kemana-mana saat pulang nanti (pikirku). Aku juga memikirkan Farash.

Ingin sekali aku menemuinya, mengucapkan salam perpisahan meski aku tidak ingin berpisah.

Tapi mau bagaimana lagi? tidak mungkin aku menetap di rumah sakit terus kan, kuliahku bisa berantakan dan aku tidak bisa mengikuti ujian nanti.

Ku putuskan untuk mengunjungi Farash saja. Baru merencanakannya aku mengingat satu hal, bahwa aku tidak mengetahui kamar nomor berapa ia di rawat. Sial, aku lupa jika aku tidak tahu ruangan mana Farash dirawat. Bodoh kau Galan.

Ayah dan ibu menjemputku untuk pulang dan di bantu kak Fattar yang merapikan barang-barangku. Dengan berat hati aku melangkahkan kaki keluar mengikuti ayah dan ibu dari belakang.

Kak Fattar yang memperhatikanku bertanya,

"Kamu kenapa? Kelihatan lesu gitu, masih sering pusing?"

Aku menoleh, menjawab pertanyaan kakak sepupuku,

"Nggak kok kak, aku baik-baik aja, jangan khawatir", yakinku padanya.

Kak Fattar menganggukkan kepalanya mengerti.

Aku melirik sebentar ke taman lalu menghela nafas pelan.

Aku ingin sekali bertemu Farash. Terhitung satu minggu, aku tidak melihat laki-laki pemilik senyum termanis yang pernah ku lihat, duduk tenang memandang langit biru di jam 9 pagi sambil memperlihatkan wajah menawannya yang di hiasi semburat merah muda alami pada pipinya.

Otakku terus memutar gambar wajah Farash yang menatapku lembut, tawa renyahnya yang terdengar menyenangkan di pendengaranku, cara ia berjalan sambil melambaikan tangan ketika melihatku dari jauh sangat menggemaskan di mataku, cukup banyak hal yang terekam di memori otakku tentang Farash.

Aku sampai tidak sadar, jika selama ini aku begitu memperhatikannya. Semua tingkah lucunya selalu ku ingat. Sampai galeri di ponselku banyak foto Farash. Tentu saja foto itu atas izin orang yang bersangkutan.

Hal utama yang selalu terbayang-bayang di pikiranku yaitu wajah manisnya, yang dapat membuatku tersenyum senang bila melihatnya.

Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta, jatuh cinta dengan Farash Albirru.





****

Sunshine [Geminifourth ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang