Happy Reading
****"Wih ganteng kali alien ku ini bahh," ucap Khanzia saat netranya tertuju kearah seorang pria tampan berbadan tinggi. Laki-laki itu baru saja keluar dari ruang ganti, wajah atletis serta hidung mancung, bibir tipis bervolume, kulit putih pucat. Rahang yang kuat dengan garis wajah yang tegas sungguh sangat menggoda.
"Rambutnya itu loh, tuing-tuing ih lucu banget, gantengnya gak kalah dari Alangka ini," batin Khanzia.
Pria tersebut tanpa ba bi bu berjalan menghampiri Khanzia. "Kalo lu tampilannya kaya gini, gak ada orang yang bakal curiga lo itu alien, lumayan good." Khanzia melihat penampilan Laki-laki yang berdiri didepannya dari bawah sampai keatas.
"Cio ci gha re no bo se xi xi xi," ucapnya pada Khanzia, gadis itu memang belum mengerti apa bahasa yang pria itu omongkan tapi dia berusaha menebak.
"Sakit xi xi, gigi maksudnya?" tanya Khanzia juga mencoba menebak, alien tampan itu hanya diam tak merespon.
"Ohh barusuh? sariawan?" tanya Khanzia karna sang alien tak menjawab.
"Saya gantengkan." Tiba-tiba suara berat nan has itu keluar dari mulut si Alien, membuat Khanzia tercandu-candu.
"Bisa bahasa manusia?" tanya Khanzia dengan antusias pada Alien itu.
"Bisa, saya tadi diam mencoba mengenali bahasa apa yang harus saya gunakan disini," ucap Alien tersebut.
"Kamu bilang saya gantengkan tadi." tuduh Alien itu, mata elang nan tajam tertuju Khanzia.
"Iya tapi jangan kepedean amat lo jadi Alien! emang iya sih ganteng spek kek gini belum ada nih disini, pokonya Alhamdulillah ya Allah sekarang Khanzia bisa pamerin cowok ganteng sama tetangga laknat yang ngomongin Khanzia cewe yang gak laku, walaupun Alien sih.., tapikan mereka gak tau, soalnya cape banget ngejar Alangka yang gak peka-peka."
"Terima kasih telah menyelamatkan saya tadi, saya harus segera pergi ada urusan yang harus saya selesaikan," ucap Alien tersebut pada Khanzia.
"Gak bisa, lo harus balas budi dulu sama gue," sarkas Khanzia sembari memegang tangan sang Alien.
Dengan cepat Alien tersebut menepis tangan Khanzia, "Bukan muhrim," ucap Alien itu membuat Khanzia kena mental.
"Tadi megang tangan gue waktu dipinggir hutan, sekarang lo ngomong bukan muhrim, emang bener juga sih.., yaudah lo harus nikahin Gue!" pinta Khanzia asal-asalan pada Alien itu.
"Tadi Saya panik jadi tidak sengaja, Saya juga punya tunangan di planet saya, saya tidak bisa menikahi kamu," tolak Alien tersebut mentah-mentah.
"Bunda.., its oke ditolak sama Alangka, masa iya Khanzia juga harus nerima penolakan dari Alien sih," keluh Khanzia, Alien itu hanya terdiam.
"Tapi, untuk balas budi, saya bisa membantu kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan, dengan syarat kamu juga harus membantu saya, mendapatkan apa yang saya inginkan," tutur Alien tersebut pada Khanzia.
Gadis itu seketika tersenyum, "Gue mau lo jadi suami gue untuk sementara, ini cuma sementara kok," ucap Khanzia, setelah berfikir akhirnya Alien itupun mengangguk setuju.
"Tapi apa yang bisa gue bantu buat lo?" tanya Khanzia penasaran apa yang diinginkan Alien tersebut.
"Saya ingin menyingkirkan benda yang merusak kehidupan diplanet saya, benda itu berasal dari planet ini," cakap Alien itu pada gadis yang berada didepannya, seketika itupun Khanzia memikirkan benda apa itu? benda apa yang dimaksud si Alien ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Carva [On Going]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Don't copy my story] kenapa? karna hukumnya haram sayang! Bijak dalam berkomentar dan hargai karya sang penulis, jangan lupa follow sebelum membaca⚠️ ⚠️Mengandung kebaperan dalam cerita ini, Siapkan mental Kalian agar tidak...