Assalamualaikum! jawab yah meski itu dalam hati, gimana nih kabar kalian, ingsaallah baik yah!
aku kembali up walaupun cerita ini kesepian, iya kesepian karna belum rame yang baca! tapi gapapa aku terus up aja karna aku percaya bahwa setiap cerita memiliki pembaca setianya, tanpa ingin berlama-lama langsung aja yuk kita baca, ingat kalo ada typo tolong tandain!Menurut saya perempuan adalah mahluk yang paling istimewa, tidak pantas kalian para perempuan untuk merasakan sakit dihati, apalagi untuk kedua kalinya.
_Carva Aidan_Happy reading!
***Didalam mobil, Khanzia terus saja menatap wajah Carva dari samping dengan heran, namun saat Cowok tersebut melihatnya balik ia membuang muka kedepan.
"Kenapa?" tanya Carva, gadis itu menoleh kearahnya.
"Nanya sama siapa? gue?" tanya Khanzia lantas menunjuk dirinya sendiri.
"Hmmm," dehem Cowok itu lalu mengangguk pelan.
"Langsung keinti, mobil siapa ini? dan kenapa lo tau tempat kerja gue," tanya Khanzia langsung mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal dipikirannya sedari tadi.
"Menurut kamu ini mobil siapa?"
Gadis itu memincingkan matanya. "LO NYURI MOBIL ORANG!" tuduh Khanzia sambil menunjuk Carva yang sedang pokus mengendari mobilnya.
Cowok tersebut tak menjawab ia hanya mengeluarkan kartu entah apa itu dari saku celananya.
"Humpt!" Khanzia membungkam mulutnya sendiri, ia kaget setelah melihat kartu yang Carva keluarkan tadi.
"BENERAN KARTU BLACK CARD INI PUNYA LO?" tanya Khanzia, sambil mengambil kartu itu.
"Gila alien yang baru kemarin kebumi aja bisa langsung kaya sampe punya Black ward sendiri pula cok, coba gue dari dulu sampe sekarang masih pake kartu atm second," batin Khanzia.
"Eh, lo punya utang yah sama gue!" ungkit Khanzia sambil melirik kearah Carva dengan licik.
"Satu juta lima ratus!" ucap Khanzia lalu gadis itu terkekeh kecil.
"Hmm, ambil aja sesuka kamu," jawab Carva dingin dengan wajah datar.
"Beneran nihhh, gue ambil 50 juta gapapa?" tanya Khanzia dengan wajah yang berbinar.
"Kita lihat reaksinya, gue juga gak selicik itu cuma mau tes seberapa royalnya dia," batin Khanzia, sebenarnya gadis itu tak ada maksud melipat gandakan uangnya, ini hanya sekedar mengetes saja.
Carva Cowok itu melirik Khanzia dengan datar sebentar, lalu mengalihkan pandangannya pokus melihat kejalan kembali. "Terserah, seratus juta juga gak masalah," jawab Carva dengan enteng, Khanzia membulatkan matanya dengan sempurna, ia kaget dengan jawaban yang Cowok itu berikan.
"Lo alien dari planet mana sih, royal amat! perasaan lo ketemu gue gak bawa apa-apa, lah besoknya malah tiba-tiba kaya. Sampe beli lamborgini lagi, plis yang agak masuk akal dikit, otak gue gak bisa mikir sejauh itu," cakap Khanzia, ia menatap wajah Carva bingung, kenapa tuhan menuliskan takdir yang tidak masuk akal dikehidupannya.
"Kalo gak sanggup diem," titah Carva tanpa melihat kearah Khanzia.
Gadis itu akhirnya memutuskan untuk diam, ia memalingkan wajahnya kearah kaca, gadis itu bisa melihat dengan jelas indahnya suasana ibu kota.
Setitik air yang turun dari langit terlihat dari kaca mobil, langit ibu kota tidak menghitam, ini hanyalah gerimis yang turun menambah kesan keindahan, sedikit demi sedikit semuanya mulai membasah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Carva [On Going]
Fiksi Remaja[Follow sebelum membaca] [Don't copy my story] kenapa? karna hukumnya haram sayang! Bijak dalam berkomentar dan hargai karya sang penulis, jangan lupa follow sebelum membaca⚠️ ⚠️Mengandung kebaperan dalam cerita ini, Siapkan mental Kalian agar tidak...