Kalo ada Typo tandain!
Selamat Membaca
Khanzia membuka pintu kamar yang sepertinya Carva maksudkan, ruangan bernuansa biru persis dengan chat dikamarnya, jendela besar menampakan pemandangan yang nampak sejuk, tempat tidur King Size dilengkapi seprai Bad cover yang senada dengan barang lainya, kursi serta meja didekat pintu rof top, Khanzia berjalan masuk kedalam kamar lalu menutup pintunya kembali.
Khanzia meletakan barang-barangnya, setelah itu berjalan kesisi objek kamar yang menurut dirinya menarik, "Ada rak buku, gila sih ini besar banget kamarnya!" Khanzia melihat buku-buku yang tertera rapih dirak besar, ia senang ternyata buku-buku disini ada sebagian buku yang ia sukai.
"Novel!" seru Khanzia, ia mengambil Novel berjudul Santri Pilihan Bunda, sebenarnya masih banyak lagi novel-novel menarik disana, Khanzia pikir ia akan membacanya diwaktu luang nanti.
"Sekarang beres-beres dulu aja," ucapnya, lalu berjalan untuk membereskan barang-barang, gadis itu mengambil kopernya sembari berjalan kembali kearah dua lemari baju berwarna biru, Kamar ini Aestetik sekali, lebih Aestetik dari kamar gadis itu sebelumnya, bahkan dikamar ini juga ada meja rias dilengkapi berbagai kosmetik serta Skincer, disebelah meja rias juga ada dua lemari kaca berisi tas-tas dan sepatu snaker berbagai model, dikamar Khanzia sebelumnya tidak ada meja macam itu ataupun lemari koleksi tas, sepatu, gadis ini tidak tertarik untuk berdandan ia hanya cukup mengoleskan Sunscreen tambah lipbab dan selesai.
Khanzia membuka salah-satu lemari untuk mengisinya dengan baju yang ia bawa, didalam lemari itu ternyata sudah penuh dengan dres dan gaun berbagai model, serta jilbab yang lengkap, ia menarik laci lemari bawah, "HAH, DALEMAN PUN UDAH LENGKAP DISINI!" kaget Khanzia netranya menyapu kedalam lemari itu.
Khanzia kembali membuka lemari satunya lagi, dan lagi-lagi didalamnya sudah terisi penuh dengan berbagai baju tidur, juga baju-baju atasan serta bawahan seperti rok, celana dan lainya.
Gadis itu menutup kedua lemari dengan kasar lalu menggertakan giginya, "Udah disiapin rupanya, terus buat apa gue repot-repot beresin baju coba, padahal ngomong aja sama gue sebelumnya, kalo gue gak usah bawa baju," keluh Khanzia, gadis itu mengeluarkan baju kerjanya lalu ia masukan kedalam salah-satu lemari, setelah itu Khanzia berjalan mengambil kursi rias untuk ia naiki agar bisa menaikan kopernya keatas lemari.
Khanzia membenarkan kursi meja rias didepan lemari sebelum ia naiki, dirasa sudah aman untuk gadis itu naiki, Khanzia mulai naik sembari mengangkat kopernya yang tak terlalu berat.
'menurutnya, entahlah menurut orang lain'
Jika kalian meganggap Khanzia akan terjatuh dan Carva akan menyelamatkannya, kalian sudah tentu ralat, gadis itu berhasil menaikan kopernya keatas lemari.
"Huhh... Beres," cakap Khanzia, lalu ia turun meletakkan kembali kursi itu ditempat semula. Hari ini Khanzia full beres-beres barang lainya yang ia bawa.
🐎
Malam telah tiba, dikediaman orang tua Khanzia, Kelly dan Davit sedang membereskan barang-barang untuk dibawanya pindah ke Garut, Kelly menghentikan aktivitasnya terlebih dahulu ia melihat kearah Davit yang masih sibuk mondar-mandir membereskan barang yang lumayan berat, "Mas," panggil Kelly pada Davit, Laki-laki paruh baya itu menoleh kearah Kelly.
"Tunggu sayang, aku taruh ini dulu," jawab Davit, Kelly lantas mengangguk lalu duduk dikursi menunggu Suaminya selesai.
Tidak lama kemudia Davit berjalan menghampiri Kelly seraya duduk disamping wanita itu. "Kenapa hmm?" Davit bertanya sembari menatap wajah Kelly dengan lembut lalu meraih tangan istrinya agar bisa ia genggam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Carva [On Going]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Don't copy my story] kenapa? karna hukumnya haram sayang! Bijak dalam berkomentar dan hargai karya sang penulis, jangan lupa follow sebelum membaca⚠️ ⚠️Mengandung kebaperan dalam cerita ini, Siapkan mental Kalian agar tidak...