Happy Reading
*****Pukul15:30, akhirnya Khanzia sampai dirumah, ia langsung membuka pintu rumahnya.
"Assalamualaikum, Khanzia pulang!" salam Khanzia, tak terdengar ada jawaban dari siapa-siapa dari dalam.
"Emm, mungkin Bunda lagi ada halaman belakang, Ayah juga pasti belum pulang kerja," gumamnya, gadis itu memutuskan untuk segera masuk kedalam kamar miliknya, berniat untuk mandi dan berganti baju terlebih dahulu. Setelah itu Khanzia berjalan kehalaman belakang rumahnya untuk mencari Bundanya.
Khanzia menatap tempat yang baru ia masuki, dia melihat sekelilingnya. Tenyata memang benar dugaannya, Bundanya memang sedang berada disini, terlihat Kelly yang sedang menyiram bunga disana, Khanzia berjalan menghampiri Kelly.
"Bunda ada disini rupanya, Khanzia cariin gak ada tadi," ucap Khanzia dari belakang Kelly.
Wanita paruh baya itu tidak merespon, ia terus melanjutkan aktifitasnya dengan tenang.
"Eumm, bunda udah makan?" tanya Khanzia pada Kelly, ia mencari cara supaya Bundanya itu melupakan kejadian waktu pagi tadi.
"Emang gak ada pertanyaan lain?" tanya Kelly sembari membalikan badannya untuk menatap Khanzia dari atas sampai bawah dengan tatapan tak bersahabat.
"Ada, Bunda jawab ya.."
"Sebuah pesawat di lengkapi dengan dua buah sayap masing-masing seluas 40 meter persegi. Jika kelajuan aliran udara di atas sayap 250m/s dan kelajuan udara di bawah sayap 250m/s, maka coba adik tentukan gaya angkat pada pesawat tersebut? jawab Bun," titah Khanzia dengan terkekeh kecil, saat melihat mimik wajah Bundanya yang kebingungan.
"Mwheee, Bunda gak tau, kan kamu juga tau Bunda itu mundur kalo soal hitung menghitung," jawab Kelly, akhirnya Bundanya bisa tersenyum kembali berkat soal matematika andalannya.
"Maaf Bunda," kata Khanzia sembari menundukan kepalanya.
"Untuk apa sayang?" tanya Kelly dengan nada lembut penuh kasih sayang.
"Buat masalah yang waktu pagi," jawab Khanzia, gadis ini amat teramat merasa bersalah karna berani menjawab perkataan yang diucapkan oleh Bundanya sewaktu pagi.
"Enggak sayang, ngapain harus minta maaf, kamu gak salah." Kelly langsung memeluk sang anak dengan kelembutan, sungguh dia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Khanzia, sekarang anak gadisnya sudah dewasa. sekarang sudah waktunya Khanzia memutuskan untuk memutuskan masa depannya sendiri.
"Tapi, Khanzia janji sama Bunda, Anak Budanda ini bakal nurutin semua yang bunda inginkan," cakap gadis itu pada Ibunda tercinta, Kelly hanya bisa tersenyum pada Anaknya.
"Yaudah ayo masuk kerumah, bunda juga udah beres siram bunganya." Kelly melepaskan pelukanya, Khanzia hanya mengangguk mereka pun berjalan bersama kedalam rumah, sangat tentram jika melihat anak dan ibu yang satu ini ketika bersama.
_______
Keesokan harinya Khanzia bersiap-siap seperti biasa namun dengan semangat yang lebih besar, hari ini Stelit yang ia rancang akan diluncurkan.
Semua ini memang tidak mudah baginya, namun menjadi mudah karna dukungan dari sang keluarga tercinta.
Setelah siap untuk berangkat, Khanzia tidak lupa untuk meminta doa pada orang tuanya.
Ia berjalan keluar kamar untuk keruangan bernuansa putih aestetik yang tak lain adalah ruang keluarga, disana terlihat Kelly yang sedang melipat baju, dan Davit yang sedang menyiapkan berkas-berkas untuk dibawanya kekantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Carva [On Going]
Jugendliteratur[Follow sebelum membaca] [Don't copy my story] kenapa? karna hukumnya haram sayang! Bijak dalam berkomentar dan hargai karya sang penulis, jangan lupa follow sebelum membaca⚠️ ⚠️Mengandung kebaperan dalam cerita ini, Siapkan mental Kalian agar tidak...