3. Anna Elsa

491 77 25
                                    

Follow dulu sebelum baca ruanghalu21

Selamat membaca🖤

🐣🐣🐣

Masa bodo dengan tanggungjawabnya kemarin, setelah kejadian memalukan itu Mayra keluar dari kamar rawat Rean dan pulang ke rumah.
Banyak spam telepon dari Rean, tapi tidak Mayra pedulikan. Jujur, Mayra malu bukan main, mana dengan polosnya dia liatin terus lagi perut kotak-kotaknya.

Emang bagus sih, tapi.... Paham gak sih, Mayra malu banget keciduk karena ngeliatin secara terang-terangan! Emang Rean biadab! Argh! Membuat Mayra semakin kesal saja.

Menarik napas dalam-dalam, dan membuangnya perlahan, Mayra berjalan di lorong kampus dengan perasaan yang masih kacau balau. Sebenernya tidak ada yang tau tentang itu selain dia dengan Reandra, tapi kenapa rasanya masih malu sekali? Menyebalkan!

"Mayra!"

Mayra tau betul itu suara siapa, tidak mau menengok, dia tetap melanjutkan jalannya dengan perasaan dongkolnya.

"Tungguinn!"

Mayra menghela napas dan berhenti sejenak menatap Ninda yang berlari-lari menghampirinya. "Ngapain sih lari-lari? Kaya di kejar hutang aja." sengutnya dengan mood buruk.

Ninda terengah-engah di depan Mayra, tak lama menyengir lebar. "Gue lagi semangat makanya lari-lari." serunya tidak bisa menyembunyikan bahwa dia sedang senang sekali.

"Oh ya? Apaan tuh yang buat lo kesenengan??" tanyanya seraya melanjutkan jalannya.

Senyum Ninda sontak langsung mengembang lebar. "Sumpah May! Pagi buta gue dapet rezeki nomplok! Aaaaa ayang Wira benar-benar deh! Lo tau gak sih pagi ini gue liat dia lagi main basket sendiri! Mana keringetnya berjatuhan! Ah, rasanya gue pengen ngelapin keringatnya deh, terus ngasih min-"

"Terus ngapain lo disini bukannya ngelapin itu keringet sama ngasih minum." potongnya dengan bola mata berputar. Selain Rean, Mayra juga agak sensitif dengan nama ini, soalnya agak ngeselin juga.

Tiba-tiba raut wajah Ninda berubah masam. "Terus maksud lo gue harus nerobos para fans-fans gila Kak Wira gitu? Tau sendiri kan gimana famousnya Kak Wira, yang ada gue udah jadi perkedel keinjek-injek mereka, May! Gak cantik lagi dong nanti gue."

"Gak ada yang bilang lo cantik, sih."

Ninda langsung mendelik. "Emang benar-benar teman gak beradab." sengutnya dengan bibir mengerucut kesal.

Mayra tertawa kecil, dia langsung meninggalkan Ninda begitu saja membuat temannya itu semakin kesal.

"MAY! TINGGALIN AJA TERUS! TINGGALIN!"

🐣🐣🐣

"Lucu banget, kan? Cantik banget juga!"

"Iya! Iya! Cantik banget, kalo gini aku juga jadi suka liatnya."

"Harus dong, nonton frozen itu seru tauu! Kalian semua harus sering-sering nonton. Nanti, kalo udah gede harus cari cewek yang kaya Anna, yang cantik terus cool, biar dingin-dingin gimana gitu."

"Loh? Kan yang cool Elsa, Pak Bos?"

Rean langsung mengerjap. "Anna dingin juga kok, kalo di masukin kulkas." celetuknya asal.

"Gitu, ya?"

"Iya lah!"

Para bocil yang sedang menonton Frozen tersebut hanya bisa menggut-manggut saja walaupun sebelumnya menyerit bingung. Mereka sedikit bingung dengan kalimat Rean, tapi tak lama mengangguk saja biar tidak pusing.

Development Of Love; 365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang