4 tahun kemudian..
Seorang psikolog pulang dari pekerjaannya. Setiap hari mengurus orang yang memiliki mental health itu sangat melelahkan.
Seseorang yang berprofesi sebagai psikolog itu adalah Kanila. Dia memilih menjadi psikolog, ia merasa kasihan melihat seseorang yang memiliki mental health.
Setelah pulang dari kerjanya yang melelahkan ia mandi, setelah itu ia bersantai di ruang TV untuk menonton TV.
TingTong..
Kanila mengernyit heran. Ada paket?perasaan dia gak beli apa apa. Kanila membuka pintu dengan perlahan dan..
Grep..
Mata Kanila membinar ia langsung menyeruduk memeluk Jean dengan erat. kangen?jelas, karna setelah lulus sekolah Jean di terbangkan oleh ayahnya ke Amerika untuk kuliah sampai S1. Kebayang gak kangennya?setelah lulus sekolah ia berpisah dengan seorang yang ia sayang selama 4 tahun dan di bertemukan lagi setelah sukses.
Kanila melepaskan pelukannya dan mendongak ke atas, yak!kenapa Jean makin tinggi?! Kanila 170 dan terakhir kali bertemu jean, Jean tinggi 180. Makin keliat pendek deh...
"Tinggi kamu berapa?!"tanya Kanila
"Loh kenapa?"tanya balik Jean
"Kok nambah tinggi?!!"mendengar itu Jean terkekeh kecil, jika dilihat lihat memang ia semakin tinggi dan Kanila semakin pendek
"Oh iya, kamu tau dari mana ini rumah aku??"tanya Kanila, pasalnya saat Kanila kuliah ia pisah rumah dari keluarga, dan membeli rumah saat sudah bekerja
"Ada dongggg"
"Eh iya, ayo masuk"tuh kan.. tamunya gak di ajak masuk..
"Udah makan?"tanya Kanila
"Kamu banyak nanya ih, jadi gemes"ucap jean mencubit pipi cabi Kanila
"Udah makan belum??"tanya Kanila lagi
"Belum"jawab Jean
"Yaudah ayo ke dapur"ucap Kanila menarik tangan Jean
Sesampai di dapur Kanila langsung berkutat dengan peralatan masak, Jean?bengong di meja makan melihat Kanila begitu banyak yang Kanila masak
"Nih"Kanila menyimpan banyak hidangan di atas meja makan
"Banyak banget!! pasti enak nih!"binar Jean
Rasa lelah Kanila hilang dalam sekejap. Melihat Jean begitu bahagia ia juga ikut bahagia. Senyuman Jean yang begitu manis membuat Kanila bersemangat kembali. Entah kenapa hari ini ia merasa kangen sekali kepada Jean.
"Jean"ucap Kanila disela-sela mengunyah
"Hm?"deham jean
"Kalo ada masalah cerita sama aku yah?jangan sampai aku tau masalah kamu dari orang lain."
"Aku siap jadi pendengar"lanjut Kanila
"Iyaaa sayanggg"jawab Jean mengusap rambut Kanila dengan lembut.
"Seneng lihat kamu sekarang"ucap Jean memandang wajah Kanila yang semakin cantik
"Senang?"
"Yaa, tangan mu bersih, rambut mu panjang, bola matamu sangat indah sekarang"
"Benarkah?"
"Tentu, senang lihat dunia kamu sudah membaik"
"Tidak, kamu salah. Duniaku semakin hancur tapi aku mulai menyayangi diriku."
"Kamu tetep hebat untuk bertahan lebih baik sejauh ini"
***
Kini Kanila dan Jean mengunjungi salah satu pasien rumah sakit. Haikal, ia koma karena kecelakaan tunggal. Haikal cedera parah di kepalanya yang membuat is koma. Kanila melihat dengan penuh harapan jika haikal akan bangun. Sudah satu bulan Haikal koma.
"Bangun kal, Adek Lo berharap besar sama Lo. Jangan pulang dulu, semangat adek Lo ada di Lo. Cuma Lo yang bisa ngertiin dia, dan cuma Lo yang bisa bikin dia semangat dan nyaman"batin Jean melihat hancurnya sekujur tubuh Haikal
"Ayo bangun bang, jangan dulu pulang bang. Cuma lo tempat cerita gw"batin Kanila.
***
Hari ini Kanila lari dari lorong rumah sakit untuk melihat kondisi Haikal. Ia di kabarkan oleh BI Sarah jika haikal sudah sadar dari koma nya.
Bruk!..
Pintu ruangan di buka dengan kasar dan menampilkan seseorang dengan penampilan kacau dan napas yang tersengal-sengal. Kanila langsung duduk di kursi di samping ranjang Haikal
Senyum Kanila tidak luntur dari rumah sampai disini. Senyuman yang Haikal rindukan saat 1 bulan ia tertidur nyenyak, sayang nya senyuman itu disertai air mata.
Tangan haikal terangkat untuk mengusap air mata Kanila yang sudah membasahi pipi tembem nya. Tatapan Haikal sangat dalam, seakan esok tak akan lagi ada senyuman, wajah, dan sosok cantik didepannya.
"Kangenn"rengek Kanila
"Utututu cayangg"Haikal menarik kanila kedalam pelukannya, mengusap rambut Kanila dengan sayang
"Cape ya?"tanya Haikal, mengerti jika Kanila memendam masalah dalam sebulan Tampa menceritakan nya. Kanila mengangguk
"Sabar ya"elus Haikal ke pipi tembem Kanila
"Sampai kapan?"tanya Kanila
"Harus sabar, hingga diri sendiri merasa lelah dengan semuanya. Sampai mati".
"Sabar ya. Abang masih mau liat kamu jadi ibu yang menyayangi anak nya dengan sepenuh kasih sayang. Abang masih mau liat kamu sembuh total dari semua penyakit. Abang selalu ada buat kamu, jadi bertahan yah..mama, papah, Laila, sama Abang pasti selalu ngawasin kamu dari jauh. Abang gak mau setelah mama pergi kamu cinta pertama Abang ikut pergi. Abang sayangggg banget sama kamu"Setelah mengatakan itu haikal mencium seluruh wajah Kanila, dari mulai kedua pipi, jidat, hidung, dagu, dan terakhir di kedua matanya
"Abang ngantuk, Abang tidur dulu yah"ucap Haikal dan memejamkan matanya
Tit..
Tit..
Suara denyut jantung haikal semakin lambat di sebuah Elektrokardiogram, Kanila memanggil dokter dengan alarm yang suda di sediakan
"Jangan!!buka mata Lo bang!!buka!!"tapi haikal tetap tidak membuka mata, seakan telinganya tuli begitu saja
Dokter langsung memeriksa keadaan Haikal Sampai elektrokardiogram berbunyi
Tit..
Dan menampakan garis lurus. Melihat itu Kanila terdiam, berharap jika ini semua adalah mimpi buruk. Baru saja hatinya terasa tenang, nyaman, dan hangat. Hari paling ia benci adalah hari ini, dimana ia sudah sendirian. Ada Jean, tapi dia masih tidak terlalu terbuka terhadap Jean. Menurutnya Jean masih asing untuk nya.
***
Kanila tak berhenti menangis, Seminggu Kanila tidak mau makan. Bi Sarah, Jean, Aliya, Maura, Syasa sampai kewalahan untuk membujuk Kanila. Setidaknya satu suap masuk kedalam lambungnya, tapi ia hanya minum air putih dan berkata"aku masih kenyang, tenang aja" sambil tersenyum
Kanila mengurung diri di kamar selama seminggu. tidak pernah ia keluar kecuali saat pintu kamarnya digedor gedor oleh Bi Sarah, Jean, dan sahabatnya untuk memaksanya makan. Itu pun hanya sampai di depan pintu saja.
Kanilaaaaaaa!!😥
Btw aku males kalo ceritanya disekolah mulu. Oh iya Yohan(bapaknya kanila) meninggal karna serangan jantung. Dan sekarang...kanila sendirian...
Huhu..
Semoga terhibur, selamat membaca 😉