Empat Belas

175 10 0
                                    

Masa kini, Seoul

Jaehyun pikir ia hidup selama enam belas tahun ini dengan kepala, pundak, rusuk, pinggul, dan tumit yang saling menopang; dengan beban yang berpusat di tengah.

Selama enam belas tahun, hingga musim panas 2013. Kala di mana ia menyadari bahwa pusat gravitasinya adalah di mana Taeyong berada. Ia, remaja tanggung nan kikuk, berperawakan kurus dan bergaya rambut ala Justin Bieber, dengan deretan gigi yang tak begitu rapi. Ia yang masih begitu menggemaskan dan membuatnya tertarik. Membuatnya sedikit terhuyung, seakan pergelangan kakinya dapat bergerak ke arah yang tidak biasa. Seperti itulah gambaran yang ia miliki.

Kali berikutnya adalah saat mereka duduk berdua di luar toko 24 jam, di malam Sabtu pukul sebelas, menyantap ramyeon dan berbagi nasi kepal yang sedikit basi. Sunyi, musim panas yang diiringi angin monsun yang membuat tubuhnya terasa lengket, dan serangga mungil menghinggapi wajahnya. Rambutnya basah oleh keringat pasca menari selama tiga jam penuh, ototnya bahkan tak lagi mampu mengejang, paha kirinya hanya bisa berkedut menyedihkan. Mi instan berlabel '2x SPICY EXTRA SPICE DEATH' yang ia makan meninggalkan bara api di sudut bibir dan juga telinganya, lalu ia tersedak. Itulah kali pertama ia mendengar Taeyong tertawa. Suara yang bodoh, boleh dibilang tidak indah, yang mampu membuat Jaehyun mendengus di tengah-tengah cegukannya. Kemudian semuanya memburuk dari sana.

Ia tak yakin bisa menjabarkan alasan mengapa mereka berdua tertawa terbahak-bahak hingga membungkuk di meja plastik yang lengket itu. Bahkan hingga sekarang pun ia masih tak tahu apa yang sebegitu lucunya; bahkan sampai sekarang pun di hari-hari yang berat ia masih memikirkan kejadian malam itu.

Kali berikutnya adalah saat ia sangat kewalahan dengan sekolah dan latihan, serta tuntutan dan teguran yang berkata bahwa ia harus berusaha lebih keras lagi. Hari itu, otot di pundaknya membelit sakit dan kepalanya terasa penuh, ia merasa sangat gelisah, lelah, takut, sangat lelah, namun belum juga cukup. Lalu ia mencarinya, waktu itu ia tidak tahu mengapa ia mencari Taeyong, bahkan sampai sekarang pun masih tidak tahu, mungkin ia pikir Taeyong bisa membuatnya tertawa lagi. Ia hendak berkata 'Hyung, aku lelah sekali' tetapi hidungnya yang gatal dan sudut bibirnya yang turun mendahului ucapannya. Ia menangis sepanjang separuh malam itu. Ia merasakan telapak tangan Taeyong di punggungnya, hangat menembus pakaiannya, bergerak turun lambat dan lembut, berulang-ulang, hingga akhirnya ia tersenyum. Sentuhan itu bertahan lama menghantuinya, ia kehilangan keseimbangan.

Laki-laki tampan yang manis, yang mampu menggulingkan dirinya dengan setiap tingkah lakunya. Memberi beasiswa untuk siswa yang kurang beruntung. Bagaimana bisa ia begitu baik hati pada orang tak dikenal, padahal hari-hari buruknya disebabkan oleh orang tak dikenal? Melakukan panggilan video dengan anjing kecilnya. Bagaimana bisa seseorang yang dilanda stres berat sepertinya masih ingat untuk menanyakan kabar anjingnya di hari tahun baru, karena ia tahu hewan peliharaannya tersebut takut pada kembang api?

Oh, Tuhan, Jaehyun ingin sekali bersamanya. Dulunya keinginan itu menyakitinya, tetapi tidak lagi. Tidak sejak ia tahu bahwa Taeyong juga ingin bersamanya. Tidak sejak bibir lelaki itu mengecup pelan pipi Jaehyun.

Dan ya, sudah lima minggu sejak percakapan itu, dan ya, tidak ada yang terjadi sejak hari itu. Ia tahu sesuatu seharusnya berubah di antara mereka. Entah apa langkah selanjutnya. Ia tak tahu apakah ia terlalu cepat, terlalu berlebihan, ia benar-benar tak tahu apa artinya mereka yang saling menyukai dan saling mengetahuinya. Ia hanya bisa menunggu. Harus berpuas diri dengan punggung tangan yang tak sengaja bergesekan saat berjalan bersisian. Harus berpuas diri dengan hanya menggenggam tangannya saat memberi salam di penghujung acara. Berpose dengan topi dan kacamata yang aneh dan menggendongnya untuk berfoto di Night Night, menyuapinya spring roll berukuran besar dan tertawa saat melihat wajah masamnya.

Lifetimes [Jaeyong] - Terjemahan Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang