Delapan Belas

307 13 2
                                    

Mimpi buruk pertama Taeyong, bagian satu dari rangkaiannya, adalah di hari pertama bulan Juli. Ia ingat, karena ia terbangun dengan diliputi rasa panik dan bingung, dan hal pertama yang ia lihat di layar ponselnya ialah waktu, 1:17 dini hari, serta banyak ucapan selamat ulang tahun dari keluarganya. Ia tak bisa mengingat isi mimpi tersebut untuk menenangkan dirinya, namun ia ingat mengirimi Jaehyun beberapa pesan untuk melihat apakah lelaki itu sudah tidur atau belum. Rupanya sudah, maka ia menarik napas dalam-dalam, menenggak air dingin, menepuk punggungnya sendiri dan kembali tidur setelah dua jam yang menyiksa.

Ketika ia akhirnya terbangun dan duduk di meja makan untuk sarapan dan menerima seruan heboh selamat ulang tahun, Hyung! dan bagaimana rasanya menjadi tuaaaa, ia menguap dan bilang terima kasih, rasanya tidak menyenangkan. Tetapi kemudian, ia mengambil kado ulang tahun dari Jaehyun, menerima pelukan ulang tahunnya, ciuman ulang tahunnya, memberitahu kekasihnya bahwa ia mimpi buruk dan susah tidur, lalu mendapat pelukan yang lebih erat dan lebih lama darinya serta banyak kecupan seringan kupu-kupu.

Lain kali, temui saja aku, kata Jaehyun. Aku akan menjagamu.

Bagian kedua dari rangkaiannya datang saat ia tidur siang di sofa ruang latihan, minggu terakhir di bulan Juli. Yuta duduk di ujung sofa itu, dan temannya itu memandang Taeyong ngeri ketika ia terbangun dengan napas tercekat, memegangi lehernya seakan ia tak bisa bernapas, dan saat ia menyadari ia sedang di mana, Yuta menepuk-nepuk punggungnya dan memberinya sebotol air. Ia mengambilnya, meminumnya, dan berhasil mengatur napasnya, namun jantungnya tak berhenti berdebar keras untuk waktu yang lama.

Bagian ketiga terjadi di dalam mobil, dan ia mencoba untuk menutupinya, membuatnya terlihat seolah ia terlonjak bangun karena mobilnya menabrak polisi tidur, namun bahkan sang manajer pun menyadarinya dan bertanya apakah ia baik-baik saja. Ia mengangguk, berkata ia hanya kelelahan saja, tetapi ia tampak sangat pucat, tertekan, hingga sang manajer mengajaknya bicara malam itu dan menanyakan tentang siklus tidur dan makannya, apakah ada beban yang ingin ia ceritakan. Cukup mengharukan, tetapi ia tak tahu bagaimana cara menjelaskan bahwa ia, seorang pria dewasa, bertingkah seperti itu karena mimpi-mimpi yang mengerikan. Akhirnya manajer itu menyerah, memberitahunya bahwa perusahaan mereka memiliki konsultan ahli dan guru yoga, dan mungkin Taeyong dapat mencoba meditasi atau semacamnya.

Hari ini, tiga minggu sejak hari itu, ia dibangunkan oleh mimpi menakutkan di tengah malam, gemetaran, memegangi lehernya, berusaha mengambil napas, kepala berdenyut nyeri. Ia bisa mengingat beberapa adegan hari ini, sebuah gedung berdinding bata. Jendela yang terbuka, sinar matahari yang menerobos masuk, malam yang sunyi, suaranya menjerit kesakitan, napas yang tercekat. Hanya itu. Itu yang ia ingat, dan ia tidak tahu apakah isi mimpinya kali ini sama dengan yang sebelumnya, karena ia tak pernah bisa mengingatnya dengan jelas.

Ia meraih ponselnya. Tidak mau hanya berkirim pesan. Ia meneleponnya, dan panggilannya diangkat dalam tiga deringan.

Suara Jaehyun yang diliputi kantuk terdengar dari ujung sana. "Hyung? Ada apa?" tanyanya.

"Mimpi buruk," ujarnya.

"Kau mau dipeluk?" tawarnya.

"Kurasa begitu," kata Taeyong.

Ia bertemu Jaehyun di ruang tamu dan masuk dalam dekapannya, erat, entah sudah berapa lama. Jaehyun berdiri di sana dan menggosok punggungnya hingga ia merasa sudah baik-baik saja, dan ia bertanya-tanya dalam hati apakah tekanan dari konser, debut di Amerika Serikat, grup baru itu, dan semua yang harus ia kerjakan, akhirnya menggerogoti pikirannya.

Mungkin ia memang harus mengunjungi konsultan ahli itu, pikirnya.

*

Kala itu September menjelang Oktober, tepat di tengah-tengah musim gugur, semua daun telah berubah merah dan emas. Ibu Taeyong telah mengirimkan kabar tahunan tentang daun Maple Jepang di halaman belakang rumah mereka, udaranya sejuk, dan bumbu labu kuning bubuk telah kembali beredar.

Lifetimes [Jaeyong] - Terjemahan Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang