Bab 8 Fraternal Fraternity

327 48 13
                                    

“Xiao Zhan, duduklah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Xiao Zhan, duduklah.”

Ditemani oleh Wu Shixun, Xiao Zhan mendudukkan diri di sofa panjang. Berhadapan dengan kepala keluarga wu, Wu Zun yang kini mengulas senyum simpul yang terkesan lembut. Sembari menundukkan kepala, kedua tangan Xiao Zhan saling bertautan, meremas-remas khawatir tentang apa yang akan dibicarakan oleh Tuan Wu.

Sebenarnya dia menebak-nebak kalau perbincangan kali ini pasti ada hubungannya dengan kejadian yang terjadi belakangan di sekolah. Terlebih lagi, beberapa waktu lalu Xiao Zhan pulang dalam keadaan yang bisa dikatakan cukup berantakan. Selain itu, Wu Shixun pasti juga sudah mengatakan hal ini sejak beberapa waktu yang lalu mengingat Chen Feiyu mendapat teguran keras dari ayahnya.

“Bagaimana keadaanmu, apa kau baik-baik saja?”

Xiao Zhan mengangguk singkat. Masih menunduk, berusaha menyembunyikan raut wajahnya.

“Kalau kau punya masalah atau ada yang mengganggu pikiranmu, katakan saja pada paman. Bagaimanapun juga paman adalah walimu saat ini, jadi jangan sungkan untuk meminta bantuan.”

Lagi-lagi Xiao Zhan mengangguk ringan. Dia bukannya tidak mau meminta bantuan Tuan Wu, hanya saja ... Xiao Zhan merasa sudah terlalu banyak berhutang budi, jadi dia tidak mau menjadi beban atau lebih merepotkan keluarga ini lagi.

“Kau sendiri Shixun, bagaimana sekolahmu?”

“Semuanya baik-baik saja, Papa tidak perlu khawatir. Seharusnya Papa lebih mengkhawatirkan gege,” ujar Shixun yang langsung mendapatkan senggolan siku dari Xiao Zhan.

Jujur saja, Xiao Zhan khawatir Shixun keceplosan mengatakan yang tidak-tidak dan membuat suasana rumah menjadi tidak nyaman. Namun, Wu Shixun justru tampak tidak peduli.

“Gegemu, Kris Wu? Hahahaha!” Tuan Wu tergelak hebat setelah memastikan sosok yang dikatakan putra keduanya itu benar-benar sang putra sulung.

“Tidak ada yang perlu kau khawatirkan darinya. Kau tahu sendiri, kan, gegemu itu kalau bicara memang terkadang terdengar menyakitkan, tapi sebenarnya dia anak yang baik, peduli dan berbakat.” Tuan Wu mencoba menenangkan putra keduanya.

Ya, wajar memang jika mengkhawatirkan saudara sendiri. Terlebih, sikap Wu Yifan pada Xiao Zhan terbilang cukup kasar dan dingin, mungkin Wu Shixun khawatir hubungan persaudaraan di antara mereka menjadi renggang. Pikir Tuan Wu sembari mengulas senyum.

“Beberapa bulan lagi, gegemu akan pergi ke Kanada. Ayah ingin dia belajar bisnis di luar sana dan mengembangkan perusahaan. Nanti saat sudah waktunya, kau juga akan menyusul gegemu belajar bisnis.”

The Drag Queen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang