Bab 4 Won't Leave You Alone

432 67 24
                                    

Klinik sekolah di jam-jam pelajaran memang terbilang sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klinik sekolah di jam-jam pelajaran memang terbilang sepi. Satu dokter jaga dan seorang perawat yang biasanya menunggu ruangan kini tengah berpamitan untuk menghadiri rapat. Jadi, ruangan besar dengan gorden-gorden putih pekat yang membatasi antar brankar itu bak tempat tak berpenghuni.

Wang Daren dan Wu Shixun duduk di tepian brankar, berhadap-hadapan selagi menunggu Xiao Zhan yang masih membersihkan diri dan ganti baju di kamar mandi dalam ruangan. Tidak ada perbincangan yang terlontar, yang ada hanya embusan angin menyapa melalui celah salah satu jendela yang terbuka lebar.

Di tengah suasana hening yang menyelimuti, Wang Daren membuka percakapan. Mencoba memecah keheningan yang tercipta di antara mereka juga sedikit rasa canggung yang mulai menyebar.

"Kau tidak kembali ke kelasmu?"

"Tidak."

"Kembalilah. Tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Xiao Zhan untukmu."

Wu Shixun menaikkan pandangan menatap Wang Daren dengan mata menyipit. Bukannya dia tidak percaya, hanya saja dia ingin memastikan bahwa Xiao Zhan sudah tidak apa-apa.

Lagi pula Wu Shixun cukup mengenal Wang Daren dengan baik. Walaupun memiliki tampang yang menyebalkan, tetapi lelaki itu, tidak mungkin membual mengingat selama ini memang hanya Wang Daren yang bisa menggantikannya untuk menjaga Xiao Zhan saat dirinya tak bisa.

Apakah ada rasa tak suka, cemburu atau hal yang mengganjal di hati Wu Shixun?

Ya, awalnya. Tapi sudah tidak lagi sekarang.

Itu semua karena Wu Shixun tahu dan dapat memastikan bahwa hati Xiao Zhan hanya untuknya. Tidak ada seorang pun yang bisa menggantikan dirinya di hati dan pikiran Xiao Zhan. Itu sudah tertanam, sejak kecil, sejak kali pertama mereka berjumpa. Wu Shixun menyebutnya, benang takdir. Dan benang takdirnya untuk memiliki Xiao Zhan seorang diri tidak akan bisa diputuskan atau dirusak oleh siapa pun. Itulah keyakinan yang selama ini dipegang teguh oleh Wu Shixun.

"Ngomong-ngomong, apakah ini sering terjadi?"

"Tidak juga, awalnya semua baik-baik saja," jawab Wang Daren diikuti helaan napas panjang. "Tapi, hari itu menjadi awal mimpi buruk Xiao Zhan."

"Saat ibu Zhan Ge datang dan mengamuk di depan sekolah?"

"Bukan," sanggah Wang Daren. "Tapi tidak bisa disangkal, karena kejadian itulah Chen Feiyu akhirnya mengetahui keberadaan Xiao Zhan."

Wang Daren menghela napas lagi, membiarkan satu keberuntangan hilang lagi dari hidupnya. Mendongak ke atas kemudian menyangga tubuh di belakang dengan kedua telapak tangan. Pikirannya melayang, mencoba mengingat kembali kejadian saat itu.

"Dari yang kuingat, dulu Xiao Zhan tidak begitu terlihat. Meskipun dia salah satu murid terpandai di sekolah, tetapi dia bukanlah sosok populer seperti siswa pada umumnya. Sifatnya yang tertutup itu juga membuatnya hanya seperti murid transparan. Kau mengerti maksudku, kan?" tanya Wang Daren memastikan sebelum melanjutkan lagi kalimatnya.

The Drag Queen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang