chapter 2

122 77 170
                                    

Typo bertebaran!!

Happy Reading!!

***

"Kebahagiaan? Kapan itu datang? Aku tau jika harus bersabar menunggu kedatangannya. tapi pertanyaannya, apakah aku kuat sampai kedatangannya tiba?“
~Natara Angelica~

***

     Disaat semua orang tengah melakukan Aktifitas mereka, Nata malah melamun dengan tatapan kosongnya.

Klekk,,,

Suara pintu terbuka. namun Nata tak menoleh sedikitpun, seakan-akan dia tak terganggu.

"Tara," panggil seorang wanita yang kulitnya mulit keriput. Namun, tak mengurangi kesan Anggunnya.


Tepukan pelan di bahunya, Akhirnya membuat Nata tersadar dari lamunannya.

"Eeh-h Nek," ucap Nata tersenyum.

"Ngelamunin apa si? Kayak nya seru banget," tanya Nenek Isma diiringi dengan senyuman.

"Nggak ada kok Nek," elak Nata.

"Makan dulu yok. kakek udah nunggu tu," ajak Nenek Isma, sembari mengelus rambut panjang Nata.

Nata mengangguk cepat.

"Ayo."

Dengan Antusias Nata mengenggam tangan nenek nya itu, dia sangat merindukan masakan neneknya.

Nenek Isma tersenyum melihat cucunya yang Antusias itu, rasa nya dia sangat merindukan Nata yang ceria, bukan dengan senyuman cantik namun menyimpan segudang pertanyaan yang dia tunjukan ke orang-orang.

"Siang kakek," sapa Nata. Sembari duduk dikursi sebelah kakek nya itu.

Kakek wisnu yang melihat cucu kesayangannya itu, tentu menyambutnya dengan senang.

"Siang juga cucu kecil,"

"Oh Ayolah kek, Tara udah besar loh ini,"ucap Nata dengan wajah memelas.

"Tapi bagi kakek, kamu tetap cucu kecil kakek sampai kapanpun,"

"Ya. seperti biasa, cucu mu akan mengalah kek," ucap Nata pasrah.

Nek Isma Dan Kek Wisnu hanya tertawa melihat wajah kesal cucu mereka, karna menurut mereka itu sangat lucu dan menggemaskan.

"Sudah-sudah, ayo kita makan," ajak Nek Isma membenahi.

"Wahh, ada telor dadar," seru Nata bahagia.

"Iya dong, Nenek kan masakin khusus buat Tara. Nenek juga udah nyetok  mie instan sama es krim buat kamu. Favorite kamu. tapi ingat, jangan sering-sering juga makan nya, nanti sakit," ucap Nek Isma lembut.

Nata mengangguk dengan semangat.

"Makasih Nenek. cucu mu ini akan mengingatnya. Tetapi, klo masalah jangan sering-sering nggak janji ya," tutur Nata dengan cengiran andalannya.

Cahaya RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang