chapter 4

145 79 239
                                    

"Kebahagiaan dan kesedihan adalah dua hal yang pasti dirasakan oleh makhluk hidup, bahkan hal kecil bagi orang lain,namun mampu membuat kita tersenyum,"

~Miecklt~

***

Saat ini seorang remaja tengah bersiap-siap, seperti apa yang ia rencanakan dengan teman"nya, dia akan ke panti asuhan yang lumayan sering dia datangi bersama teman-temannya.
Saat turun, Lagi-lag dia menyaksikan pertengkaran yang seakan-akan sudah menjadi makananya setiap hari.
Tak ingin ambil pusing dia langsung saja pergi dari Sana.

***

"Udah siap semua?" tanya Seorang remaja saat melihat teman-temannya sudah berkumpul.

"Udah, tapi tinggal nunggu kafri lagi ke toilet," jawab alex.

Ya, mereka Arka bersama remaja-remaja lain nya.

"Lega banget oii," ucap kafri yang tiba-tiba muncul dengan senyuman seakan tak berdosa nya.

"Eh lu ngapain aja di toilet, lama banget?" tanya defri.

"Ya biasa lah panggilan alam,"

"Udah siap semua?,kalau udah ayo kita berangkat, sebelum itu baca do'a menurut kepercayaan masing-masing dulu," seru arka.

Mereka mengangguk,"Ayoo," kompak mereka semangat.

Disinilah mereka,dijalanan yang ramai akan orang yang berlalu lalang,begitupun mereka yang sangat menikmati perjalanan dihari minggu ini.

Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan,yaitu Panti asuhan Ibunda, mereka melihat anak-anak yang sedang bermain.

"Assalamu'alaikum," teriak kafri,yang diikuti Salam dari remaja-remaja lain nya.

Anak-anak yang tadinya bermain dan melakukan aktivitas sekarang menoleh kesumber suara.

"waalaiku'musalam," jawab serentak anak-anak itu.

"Hai-hai kawan, gimana kabarnya?" tanya kafri selayaknya bertanya kepada teman sebaya.

"Allhamdulilah baik,"

Sedangkan disisi lain sang pemilik panti asuhan ini, langsung keluar dari dapur saat mendengar ucapan salam yang dirasa ada tamu.

"Waalaiku'musalam, eh kalian," sapa seorang wanita berhijab.

"Iya ni buk, Ibu Rina kangen kita ya?," goda Alex, sambil menyalimi Bu Rina, Diikuti dengan yang lain tentunya.

"Kamu ini Lex masih saja begitu,hahaha," ucap bu Rina sambil tertawa menanggapi candaan Alex.

"Ayo masuk dulu," ajak bu Rina.yang diangguki oleh mereka,tapi tidak semua nya yang masuk cuman beberapa dari mereka saja,yang lainnya memilih bermain dengan anak-anak terlebih dahulu.

"Kalian udah lama ya nggak kesini,"

"Ya gitulah bu, jadi kangen suasana di panti, gimana kabar semua nya?," tanya Arka.

"Allhamdulilah baik," mereka berbincang tak terasa waktu sebentar lagi menunjukan jam makan siang.

"Karna bentar lagi makan siang,ibu nyiapin makan siang dulu, kalian makan disini aja," pamit bu Rina.

Tapi sebelum bu Rina beranjak dari kursi, suara Defri membuat ia menghentikan pergerakannya.

"Ehhh nggak usah bu, kebetulan kita udah pesen makanan buat makan siang kita, kayak nya udah sampe deh," ujar Defri.

"Aduh, jadi ngerepotin kalian ya?" ucap bu Reni tak enak.

"Nggak sama sekali bu, kayak sama siapa aja,"

Akhirnya mereka makan siang bersama dihalaman panti, disini lah mereka bisa melihat tawa anak-anak yang seakan-akan tidak ada kesedihan dalam diri mereka. makan, bermain, bercerita bersama anak-anak ini juga membuat remaja-remaja ini Bahagia.

"Kalau gitu aku ke anak-anak bu," pamit Arka, memang setelah makan tadi, Arka ngobrol berdua dengan bu Rina.

"Hai," sapa Arka, saat melihat seorang anak kecil yang sedang menggambar.

Bocah kecil itu menoleh lalu tersenyum. "Hallo kakak baik," lalu melanjutkan aktivitas nya.

"Gambar apa kayla?" tanya arka,

Bocah kecil yang bernama Kayla itu menunjukkan gambarnya kepada Arka.

"Ada kayla, bu Rina, teman-teman, sama kakak baik juga temen kakak baik, ada kak Kafri, kak Alex, kak Dimas, kak Defri, dan yang lain juga, ini tinggal aku kasih nama," jelas kayla.

Arka tersenyum melihat itu, tatapannya tertuju pada kertas gambaran kayla,terdapat dua orang yang dicoret berwarna hitam sedangkan yang lain berwarna putih.

"Ferus ini siapa?" tanya Arka dengan lembut.

"Ayah dan Ibu, mereka jahat ya kak, mereka nggak sayang ya sama aku? Sampai-sampai ngeliat aku pun nggak pernah,"

Arka tersenyum getir, "Sayang kok, mungkin emang belum saatnya kayla ketemu sama mereka, udah nggak usah sedih kan udah ada kakak, bu Rina, sama temen-temen kakak, temen-temen kayla juga banyak,"jawab Arka seraya mengacak rambut kayla.

"Ihh kak Arka, makasih ya kakak baik, walaupun aku nggak pernah ngeliat sosok ayah sama ibu aku, tapi aku bahagia banget bisa kenal kakak dan kalian semua, apalagi ibu Rani yang udah kayak ibu sendiri bagi aku" ucap kayla tersenyum.

"Iya sama-sama, kakak juga bahagia bisa kenal sama kayla,"

***

"Kamu bahagia sayang?"

Gadis itu tersenyum,"Bahagia banget netara, hihi, kapan-kapan kita kesini lagi ya?"tanya Nata.

"Iya sayang, kapan pun kamu mau, kalau kita nggak ada halangan pasti kita bakalan kesini lagi," jawab sang Nenek.

"Oh ya, katara mana nek?"

"Itu ke-," belum sempat nek isma menyelesaikan, orang yang dimaksud sudah muncul.

"Hai, cucu kecil," sapa kakek Wisnu.

"Dari mana kek?"

"Biasalah anak muda," Nata dan nenek Isma yang mendengar itu seketika tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha, yang kayak kakek gini dibilang masih muda, lalu gimana Tara? Masih bayi kah? Hahahaha," ledek Nata terbahak-bahak.

"Ada-ada saja kakek mu itu, menolak untuk tua haha," sambung nek isma.

Kek Wisnu seketika memasang wajah cemberut nya, bukannya berhenti nenek Isma dan Natara semakin terbahak-bahak.

"Udah-udah sakit perut ku haha," ucap Nata sambil mengusap air mata yang sedikit keluar, Kakek Wisnu dan Nek Isma hanya tersenyum.

"Ayo jalan-jalan lagi, kita pulang habis itu,"

"Ayo,"

Cahaya RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang