prolog

459 19 0
                                    

Gila, waktu sudah menunjukan pukul enam. Aku dengan terburu-buru segera mengambil tasku dan pergi meninggalkan rumah. Tidak ada yang perlu di pamiti, aku tinggal seorang diri di dalam rumah besar tanpa kehangatan sedikitpun. Tidak sendiri juga sih

“Tuan, bekalnya jangan lupa di bawa” seorang bibi mengingetkanku

Aku hanya tersenyum dan mengambil bekalku dari tangannya dan segera berlari menjauhi rumah. Sekarang sudah mulai jam padat, pasti banyak orang yang akan menaiki kendaraan umum. Aku mulai duduk di angkot dan memikirkan tentang masa lalu. Orang tuaku tidak pernah pulang sekalipun kerumah. Dari kecil aku hanya tinggal sendiri dengan beberapa pelayan. Ayah ataupun ibu hanya pulang sekali atau duakali dalam setahun. Itupun mereka masih sibuk dengan kegiatan bekerjanya. Aku terbiasa memiliki uang, tapi aku tidak terbiasa dengan kasih sayang.

Lamunanku buyar ketika supir angkot memberitahuku bahwa aku sudah sampai pada tempat tujuan. Aku turun dari angkot dan tidak lupa memberi upah serta beberapa tip kecil untuk supir angkot yang mungkin cukup untuk menghibur keluarga kecil Bahagia. Sekarang usiaku 28 tahun, berkerja sebagai bos di perusahaan orang tua memanglah bulshit, anak tunggal dengan pawaris harta terbanyak. Tapi tidak memiliki pewaris kebahagiaan.

“oit Azka, udah di tekuk aja mukanya hari ini” ini temanku Jangkar. Orang yang tegas dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dari SMA

“tiba-tiba kepengen nikah” ucapku random

dapat ku lihat dengan jelas mata Jangkar melotot kaget. Lalu aku hanya terkekeh dan mengangkat bahu pertanda itu hanyalah candaan. Aku sudah lumayan Bahagia dengan bibi dan paman di rumah yang menemaniku dari aku kecil. Serta Jangkar yang sudah menemaniku dari SMA

“kangen masa SMA gak sih Ka? Waktu kita bertiga masih nakal-nakalnya. Tapi kalau inget masa-masa SMA jadi kangen sama Swara” lirihnya kepadaku

Aku tidak bisa membalas perkataan apapun dari Jangkar. Yang bisa ku lakukan hanyalah terputar memori ketika kita masih Bersama. Kebahagiaan yang tak akan mungkin bisa di ulangi dua kali. Waktu dimana umur kita semua masih 17 tahun. Moment yang tidak akan pernah terlupakan.

Mungkin aku bisa berbagi sedikit cerita kita kepada kalian…

17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang