Suara helaan nafas terdengar, di pinggiran lapangan sekolah ada sebuah halaman yang dipenuhi oleh pepohonan dan rerumputan hijau, dan tepat di bawah salah satu pohonnya ada Han Yujin yang terlihat tengah memeluk lututnya sendiri dengan erat.
Tangan ramping nya meraba rerumputan dibawah dan dirinya menemukan setangkai bunga Dandelion. Berbeda dengan kebanyakan bunga yang ada di rumah kaca sekolah, ia tidak membutuhkan wadah khusus untuk tumbuh, dari pada dikelompokkan dengan yang lain, ia lebih memilih untuk tumbuh kuat dengan sendirinya.
Tidak ada yang menganggapnya spesial karena mereka dapat tumbuh dimana saja, bukan?
Tetapi ia sering berpikir, bagaimana jika bunga ini memiliki perasaan? Apakah mereka pernah merasa iri dengan bunga yang lain? Yujin suka menyempatkan dirinya untuk menanam bunga liar macam Dandelion ini, memang terkesan sia-sia tapi ia ingin mereka merasakan hal yang sama dengan bunga spesial lainnya.
Dilindungi, dijaga, dan dihargai keberadaannya.
Mungkin ia seperti melihat dirinya sendiri di bunga dandelion itu, mungkin ia sedang menunggu orang yang akan memperlakukan nya seperti ia memperlakukan bunga liar ini.
Ketika ia memetik bunga dandelion itu, ada seseorang yang lewat di benaknya. Sembari memejamkan mata ia mengharapkan sesuatu, sebelum meniup bibit-bibit bunga itu ke udara.
Ia tidak akan ditinggalkan lagi, kan?
.
Kompetisi yang akan diadakan acara festival sekolah mereka kali adalah 'Music and Dance', anggota OSIS yang lain sudah berhasil mengumpulkan dana dan sponsor untuk meramaikan panggungnya, namun rupanya masih kurang.
Semuanya padahal sudah berharap tahun ini bisa membuat acara yang lebih besar dari tahun kemarin-kemarin.
Ucapan penyemangat Hanbin saja tidak cukup untuk mencerahkan atmosfer muram ruangan itu.
"Gimana dong, guys... Modalnya gak cukup buat nyewa lampu panggung." Rengek Ollie, anggota OSIS yang baru menduduki bangku kelas 1 itu.
Ricky yang duduk di seberangnya baru saja ingin membuka mulut, namun langsung dihentikan oleh Hanbin.
"Heh. Gak boleh, cukup ngutangnya sama Ricky, tahun kemarin kita jadi susah gantiin karena ugal-ugalan belanja buat dekorasi lapangan, aku gak mau organisasi ini dikatain organisasi pemeras. Oke?" Sergah pemuda itu seraya berdiri dengan tatapan mata serius yang melihat seluruh anggotanya.
Sebagian dari mereka menghela napas panjang, padahal Ricky dalam hatinya sama sekali tidak masalah dengan itu.
Beberapa menit kemudian Gunwook memasuki ruangan, suasananya cukup sunyi, seperti sedang berduka saja rasanya.
Tanpa aba-aba ia membanting selembar cek dan surat ke atas meja Hanbin.
"Ini dia! Problem solved!" Serunya setelah itu, membuat yang lain mengangkat kedua alis mereka bingung. Selagi Hanbin membaca isi surat tersebut, Gunwook dengan percaya dirinya menjelaskan ke yang lain.
"Jadi, tadi ada alumni yang dateng ke ruang guru, dia tahu soal kesenjangan ekonomi kita jadi dia mau nawarin uang sebanyak 800.000 won buat dana acara ini!" Baru menyebutkan nominal uangnya saja semua anggota seketika tersentak kaget, sebagian dari mereka bereaksi berlebihan sampai rahang nya susah dikembalikan ke posisi semula.
"Terus, syaratnya apa?? This is crazy, uang segitu mah bisa ditabung buat acara tahun depan- atau tahun depannya lagi!" Seru salah satu anggota dari kelas 3 - Seok Matthew, seraya menutup mulutnya terkejut.
"Syaratnya, dia cuma butuh para kontestan kita nanti buat ngisi formulir, katanya alumni kita ini lagi butuh data buat projek kuliahnya gitu." Jawab Gunwook santai, ia pikir Hanbin akan bereaksi sama seperti yang lain, tetapi pemuda itu hanya memasang ekspresi datar dan melipat surat itu di atas mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Dandelion | GunJin ✔️
Fanfic[Purple Iris & Dandelion Book 1/2] ------------------ Park Gunwook adalah wakil ketua OSIS yang selalu bisa diandalkan semuanya, terkenal sebagai pemilik kepribadian paling karismatik dan bersahabat juga pekerja keras di sekolahnya, ia mendapat sebu...