Fireworks

519 92 0
                                    

Event telah selesai, pada jam 19:00 semuanya sudah bergerak untuk merapihkan segala standee dan kelasnya masing-masing. Gunwook meminta Yujin untuk bertemu dengannya lagi di halaman sekolah jam sembilan malam nanti.

Tepat pada jam 21:00, ia melihat Gunwook yang sedang menunggu seraya menyender pada sebuah pohon, rupanya bukan mereka berdua saja yang bertemu di halaman itu. Gunwook tersenyum ketika melihatnya, tangannya memberi isyarat agar Yujin menghampirinya.

Pada saat itu juga, berbagai macam kembang api mulai meluncur ke atas langit.

"Wah.." Yujin melihat pemandangan bunga-bunga api di depannya dengan kagum, ia berjalan mendekati Gunwook, ketika menoleh ia malah menemukan Gunwook yang masih menatapnya.

"Cantik banget, ya?" Ia mengambil jeda sebentar, melihat ke arah lain agar tidak terlihat begitu jelas ia malah terpaku pada pemuda di sebelahnya itu.

"Banyak yang gak tahu, tapi OSIS habis beli banyak macam petasan buat acara ini, jadi ini kayak surprise. Aku minta kamu kesini karena pemandangannya paling bagus." Ia menatap pemuda di sebelahnya lagi, dan ia mengucapkan kata mohon kepada tuhannya dalam hati. Mengapa binar yang muncul di sepasang mata Yujin lebih menarik dari pada pemandangan di depannya ini?

Situasinya baik-baik saja bahkan ketika anggota OSIS yang lain menghampiri dan mengganggu waktu mereka berdua. Gebrakan Taerae, Gyuvin, dan Ricky tidak pernah berhenti membuat Gunwook memutar matanya malas.

"Heh, pacaran mulu lo,"

"Tahu nih, pacaran gak ngajak-ngajak- Akh!" Dahi Gyuvin seketika mendapat sebuah jitakan dari Ricky.

Yujin tersenyum kecil melihat tingkah laku mereka, tidak ada yang janggal ketika anggota OSIS lain menyapa mereka berlima, namun ekspresi Yujin memucat seketika ketika melihat sepasang kekasih yang muncul dekat dengan posisi mereka berdiri.

"Hyung, liat! Ada yang bentuknya kayak anjing kecil!" Dari kejauhan, Gunwook dapat melihat Matthew yang sedang melihat kembang api juga seperti yang lain, tetapi hal yang menarik perhatiannya adalah fakta bahwa ia sedang menggandeng gurunya sendiri, Kim Jiwoong, terlebih lagi ia menyebutnya dengan panggilan informal dan keduanya terus-terusan menatap satu sama lain dengan tatapan seolah-olah mereka sedang jatuh cinta

Ia lantas mengarahkan pandangannya lagi ke Yujin.

Ekspresinya datar, tetapi matanya terlihat berair dan tangannya menggenggam erat jempolnya sendiri, dari sedikit pencahayaan ini Gunwook tetap dapat melihat kondisi jempolnya yang sakit dan memerah karena itu.

Godaan dari Gyuvin dan Taerae dihentikan seketika olehnya, tanpa berbicara lagi Gunwook dengan cekatan berjalan ke arah Yujin, genggaman tangan yang erat menyadarkan Yujin dari kondisi melamun nya.

"Yuk, ikut aku."

.

Sampai di dalam ruangan OSIS yang untungnya sedang kosong itu, Gunwook menyeret dua buah kursi putar di sana ke sebelah jendela dan membuatnya saling berhadapan, setelah itu ia menuntun Yujin untuk duduk di salah satu bangkunya. Tangannya masih menggenggam erat milik Gunwook sedari tadi.

Dengan lembut Gunwook melepas genggaman tangan Yujin untuk mengambil sekotak tisu di laci meja nya. Beberapa tetes air matanya telah jatuh dan meninggalkan jejak air mengalir di kedua pipinya.

Melihat matanya yang sembap, tangan Gunwook bergerak untuk meraih wajahnya dengan sebuah tisu, namun ia langsung dihentikan oleh tangan Yujin sendiri, selembar tisu yang baru akan dipakai itu jatuh seketika.

Ia hanya ingin Gunwook menggenggam erat tangannya saja saat ini.

Tidak ada yang berbicara setelah itu karena Gunwook memutuskan untuk menunggu Yujin berbicara terlebih dahulu, tangannya sibuk meraba buku-buku jari Yujin dengan maksud menenangkan.

Lonely Dandelion | GunJin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang