Last Goodbye

551 82 6
                                    

"Permisi, ada siswa bernama Park Gunwook di sini?" Seorang guru bernama Lee Seokhoon bertanya ketika membuka pintu ruangan OSIS, Gunwook yang sedang mengerjakan tugas rumahnya seketika meletakkan penanya dan berdiri.

"Hadir, ssaem."

"Tolong ke ruangan kepsek ya, dipanggil pak Yeo." Mendengar itu ia sontak terkejut, kira-kira apa yang diinginkan pria itu sekarang?

"Baik." Ia pun mengangguk, setelah menunggu pak Seokhoon menutup pintunya kembali ia segera merapihkan meja dan bersiap-siap untuk keluar dari ruangan.

"Kenapa, kok lo dipanggil?" Ditengah perjalanannya keluar ruangan, ia melihat Gyuvin yang sedang duduk dengan kaki yang disilangkan pada kursi putarnya, menatap serius pada beberapa lembar kartu Uno di tangannya.

Gunwook mengedikan bahunya tak tahu, "Dunno." Kemudian lanjut berjalan keluar.

Langkah kakinya dari tadi terasa berat, entah mengapa, perasaannya dari pagi tidak enak hari ini.

.

Sementara itu, pemuda bermata rusa yang dikenal sebagai Han Yujin ini sedang membungkus sebuah kotak kecil berisi makanan dan minuman sembari tersenyum sendirian di meja kelasnya; ada sebatang cokelat, sebungkus biskuit soos cokelat, dan sekaleng susu rasa cokelat di dalamnya. Penerima hadiah darinya ini memang dikenal sangat mencintai rasa cokelat.

Ia juga tidak lupa memasukkan sebuah surat yang ia tulis kepadanya,

'Untuk Gunwook hyung',

Ia membaca awal suratnya sendiri sebelum memasukkannya lagi, dan rona kemerahan perlahan muncul di kedua pipinya.

Pagi ini ia dibuat kaget oleh kabar dari ahjumma di sebelah kamar apartemen nya, ia bilang ada pemuda bertubuh tinggi dan kekar yang menggendong nya pulang di punggung sendirian semalam, Yujin yakin orang itu adalah Gunwook karena sang ahjumma juga mengatakan ia memiliki senyuman yang manis dan tampan.

Siapa lagi kalau bukan Gunwook?

Pagi ini, ia juga mendapatkan sebuah text dari Jiwoong yang memintanya untuk menemuinya di belakang sekolah saat pulang nanti, yang membuatnya berasumsi Jiwoong sempat ingin membantu Gunwook membawanya semalam.

Setelah puas dengan hasil bungkusannya, ia menyembunyikan hadiah itu kedalam blazer seragamnya dan berjalan keluar untuk menemui Gunwook.

Membuka pintu ruangan OSIS, ia tidak menemukan Gunwook dimana pun, bahkan ruangannya terlihat cukup sepi sekarang, untung ada Gyuvin yang menyadari keberadaanya di sana.

"Eh, Yucil. Nyari Gunwook? Dia lagi di ruangan kepsek, tunggu di sini aja dulu, kita main Uno bareng." Ucapnya, Yujin melirik kebawah meja, ternyata banyak anggota yang sedang bermain sembari duduk lesehan disana; wajah mereka sudah terlihat mengantuk ketika melihat anggota OSIS kelas 3 - Park Hanbin dan siswa kelas 3 - Cha Woonggi yang tidak selesai-selesai juga bermain dalam satu ronde. Beberapa dari mereka bahkan bukan anggota OSIS - seperti Junhyeon dan Yedam.

Yujin berpikir ulang, memberikan hadiahnya di sini sepertinya bukanlah ide yang bagus, di-cie cie-kan oleh satu ruangan adalah hal terakhir yang ia inginkan hari ini.

Dan Yujin ingin ini menjadi kejutan untuk Gunwook.

"Kayaknya gue nyari Gunwook hyung ke ruang kepsek aja," tolaknya halus, seketika berjalan keluar dari ruangan itu, Gyuvin lantas hanya mengangkat kedua bahunya, ia lanjut bermain dengan yang lain sebelum pintunya tertutup rapat.

Yujin hampir kelewatan kalau saja ia tidak mendengar suara tawa menggelegar dari dalam ruang kepsek yang menggema di lorong sekolah, ada apa di dalam ruangan itu? Yujin ingin tahu, tapi ia tidak mau asal menguping urusan orang lain, apalagi ada Gunwook di dalam ruangan ini.

Lonely Dandelion | GunJin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang