Purple Iris

1.3K 128 6
                                    

Liburan musim panas telah berakhir dan murid Planet Academy kembali menjalankan kegiatan sehari-hari nya di sekolah; begitupula dengan pemuda bernama Park Gunwook yang telah menerima jabatan barunya sebagai wakil ketua OSIS beberapa bulan yang lalu.

Tetap berusaha untuk mempertahankan posisi nya sebagai murid terbaik di sekolah, ia terus mencoba berbagai cara untuk mengimbangi kehidupan sekolah dan ambisinya untuk mengikuti banyak kompetisi dan memenangkan berbagai penghargaan.

Bersama Sung Hanbin yang menjabat sebagai ketua OSIS di tahun ini, ia juga bersumpah akan menciptakan lingkungan sekolah yang damai dan sejahtera untuk semuanya.

Maka dari itu, disinilah ia sekarang, waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 sore - yang berarti sudah dua jam lewat sejak jam pelajaran terakhir di kelasnya selesai, namun ia masih sibuk menuliskan berbagai rangkaian kegiatan dan program baru untuk semester ini agar siswa lain di sekolah nya semakin semangat untuk berangkat sekolah.

Ruangan OSIS yang baru saja digunakan untuk rapat itu cukup sunyi, hanya terdengar suara cetekan pulpen dan ujungnya yang menulis barisan kalimat per kalimat pada tumpukan kertasnya. Fokus Gunwook sangat tertuju pada kertas tersebut sampai ia tidak menyadari keberadaan Hanbin yang telah memasuki ruangan, meletakan dua kaleng susu cokelat dingin di atas meja nya.

"Nih, diminum dulu, Gunwook-ie," Ucap pemuda dengan lesung pipi berbentuk kumis kucing itu, sang pemilik nama hanya tersenyum kecil, ia mengucapkan terima kasih dan tangan besar yang awalnya sedang menggenggam pulpen itu langsung bergerak membuka minuman favoritnya.

Gunwook ingin memberikan penjelasanya tentang program yang baru saja ia buat untuk tahun ini saat Hanbin meraih kertas nya, tetapi atensinya langsung teralihkan oleh setumpuk kertas lain yang Hanbin bawa kedalam ruangan bersama dengan kaleng minumannya tadi.

"Hyung, ini buat apa?" Perlu beberapa detik agar Hanbin mengangkat pandangannya dari kertas hasil tulisan Gunwook, ia melihat sekilas halaman pertamanya dan melihat data seorang siswa yang dibawa.

"Oh itu, aku juga pengen bahas ini ke kamu," Hanbin mengambil jeda untuk melihat berkas yang dibawa olehnya dan kertas dari Gunwook, "Hmm... Jadi program yang pengen kamu buat ini 'Sekolah Anti-bullying' ya? Pas banget loh, Wook."

"'Pas banget' gimana maksudnya?" Sepasang alis Gunwook yang mengernyit heran lantas membuat Hanbin terkekeh kecil.

"Aku tadi dipanggil ke ruang kepsek, terus ternyata ada banyak guru yang minta bantuan ke beliau gitu, buat sampein ke aku perihal anak kelas satu yang katanya pinter banget tapi - ng, agak bermasalah ini." Hanbin kemudian meraih selembar berkas yang memiliki pas foto seorang siswa bernama 'Han Yujin' dipojokkan kiri atas dokumen tersebut.

"Dia bandel? Atau sering bolos? 'Kan peraturannya di sini kalau pinter aja tapi gak beradab ataupun gak disiplin gak dapet kelebihan apa-apa, hyung." Celetuk Gunwook, menyilangkan tangannya di depan dada. Menurutnya, ini adalah hal yang tidak wajar, apalagi siswa yang mendapat perlakuan seperti ini hanya satu orang saja. Sejak kapan mereka jadi se-peduli ini dengan hubungan siswanya? Justru inilah alasan mengapa ia menciptakan program 'Anti-bullying' tersebut.

"Ng-nggak, astaga! Asumsinya tahan dulu, dong, huft." Omel Hanbin seraya mendengus kesal, "Aku kurang tahu asal usul dia gimana, tapi seingetku dia ini orangnya emang pendiem banget,"

Hanbin kemudian mulai bercerita tentang pengalamannya menjadi panitia MPLS beberapa bulan yang lalu dan ditugaskan untuk mengawasi kelompoknya. Tentang kurang kooperatifnya Han Yujin ini, dan fakta kalau dirinya lebih sering melamun dibandingkan berbicara. Hanbin akui sejak saat itu ia takut Yujin mengalami kasus perundungan karena terlalu membiarkan dirinya menyendiri seperti itu.

Gunwook masih terdiam dan hanya mengangguk kecil sebagai jawaban, ia membaca sekilas informasi tentangnya ketika Hanbin mengangkat kertas tersebut ke depan wajahnya.

"Menurutku kamu harus coba deketin dia, Wook! Anggap aja guru yang lain cuma khawatir sama dia. Ya??" Ujar Hanbin tiba-tiba, memberikannya tatapan meyakinkan yang membuatnya merasa tidak enak untuk menolak.

Ia tidak mengenali semua tentang siswa di Planet Academy, tetapi ia yakin telah berbicara dengan setiap orang di sekolah ini, dan menjadi teman mereka walaupun hanya dalam waktu beberapa menit saja setelah berkenalan.

"Okay, gue usahain." Ucapnya final, mendapat sebuah acakan terima kasih pada rambutnya.

.

Gunwook mengucapkan selamat berjumpa pada Hanbin ketika program buatannya sudah diberi stempel persetujuan kepala sekolah. Ia kemudian menerima informasi lagi kalau pak kepala sekolah juga meminta bantuannya untuk berteman dengan Han Yujin, dan ini hanya membuatnya semakin penasaran dengan siswa yang satu ini.

Apa hal yang membuatnya menjadi pusat perhatian para guru? Apakah hanya karena sebuah fakta kalau dia pintar?

Gunwook melamun ditengah-tengah langkahan kakinya, sampai ia tidak sadar ada yang tidak sengaja menabrak pundaknya.

"Maaf." Seperti suara seorang pemuda yang baru saja mengalami pubertas, tubuhnya lebih pendek dan sedikit ringkih daripadanya, tetapi benturan dari bahunya terasa cukup keras.

Pemuda itu tidak menoleh ataupun berhenti ketika ia menatapnya dari belakang. Gunwook diam-diam mencemooh, minta maaf yang sangat tidak tulus. Dilihat dari warna di desain sepatunya ia menggunakan sepatu untuk kelas satu. Tetapi ia memutuskan tidak melakukan apapun, ia harus fokus kepada siswa bernama Han Yujin yang harus diawasinya besok.

Sedikit yang ia tahu, bahwa pemuda yang baru saja ia temui adalah orang yang harus ia cari di hari esok.

-----------
🐻‍❄️🐰♡ A/N:

heyya guys! namaku Pi, dan aku hadir dengan epep maknaez baru untuk warga jebewon di negeri oren ini ^^

jujur aja ini emang agak random dan rare pair tapi semoga aja ada yang tertarik yh sksksksk

(TMI: ngeliat seberapa underrated persahabatan gunwook-yujin di bopeul bikin aku jadi terinsipirasi buat bikin cerita tentang mereka berdua :> dan aku juga ngambil inspirasi besar dari salah satu penulis yang kebetulan juga nulis tentang mereka di AO3, sampe sekarang aku masih ga bisa lupain (iykyk) SO I'M COPING HARD WITH THIS FANFIC RIGHT NOW 😔👌)

---------

kalo kalian mau aku lanjutin ceritanya atau mau kasih saran, tinggal beri vote/comment, ya! tq❣️

Lonely Dandelion | GunJin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang