Little Sparrow pt.2

624 109 3
                                    

Keadaan ruangan OSIS saat ini memang cukup repot karena program 'Sekolah Anti-bullying' yang tengah dijalani oleh mereka, sekelompok anggota OSIS dari berbagai kelas terus bergiliran masuk untuk mengumpulkan berkas hasil dari sesi konseling yang dilakukan pada jam terakhir mata pelajaran tadi.

Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing, tapi ada satu orang yang tidak bisa berhenti mondar-mandir di sudut ruangan itu. Tangannya mengepal kuat seraya disilangkan di depan dada, sesekali ia menggigit bibir bawahnya sembari berpikir.

"Buat apa sih, itu dipikirin mulu?" salah satu anggota yang sudah menduduki kelas 3 - Kim Taerae, bertanya. Ia sudah menatapnya heran sedari tadi, Gunwook seperti tidak bisa diajak komunikasi layaknya orang normal semenjak menjalankan sesi konseling sebagai pendamping guru nya beberapa jam yang lalu itu.

"Otaknya masih nge-lag itu hyung, lagi diperbarui. Sabar aja," sahut pemuda jangkung ber-name tag Kim Gyuvin dengan santai, tidak memedulikan keberadaan berkas di atas mejanya sendiri. Ia lebih memilih untuk memakan sebungkus snack seraya menaikan sepasang kaki panjangnya ke atas kursi putar - entah bagaimana caranya ia bisa melakukan itu, dari pada menyusun data.

Ucapan Gyuvin berhasil menangkap perhatian Gunwook karena ia langsung berhenti dan menunjuknya dengan tatapan tajam yang dibuat-buat, "Berisik banget," gerutunya. Pada akhirnya Gunwook tidak lagi mondar-mandir dan memutuskan untuk menopang tubuhnya ke atas kursi, kembali menyusun data siswa yang ia dapat dari kelas Yujin.

Dari sekian banyaknya data, satu-satunya yang ia prioritaskan adalah milik Yujin.

Ia ingat betapa misteriusnya pemuda itu, wajahnya terus memasang ekspresi datar, tetapi tatapan matanya tidak pernah meninggalkan figur Gunwook.

.

"Nak Yujin, silahkan duduk." Sambut Yoona-ssaem, Gunwook menoleh ke arah pintu, menemukan penampakan orang yang ia tunggu-tunggu dari kemarin.

Pemuda itu menganggukkan kepalanya dan lagi-lagi ia hanya menatap Gunwook, bohong jika ia tidak menyadari ekor mata Yujin yang terus-terusan mengikutinya dari tadi.

.

Sesi konselingnya berjalan dengan lancar, tetapi itu dikarenakan oleh jawaban Yujin yang singkat-singkat, seperti banyak yang masih disembunyikan olehnya.

Gunwook kemudian mengetahui bahwa Yujin tinggal sendirian di sebuah kamar apartemen kecil di dekat sekolah, mengingat alamatnya selalu ia lewati saat berangkat dan pulang sekolah, Gunwook melihat sebuah gedung apartemen yang sudah tua dan kumuh.

Dengan cat tembok yang sudah lama luntur, beberapa bagian dari temboknya juga berlumut dan retak, pintu besi yang seharusnya menjadi pelindung untuk pemilik rumahnya pun sudah mulai berkarat. Ia jadi berpikir bagaimana anak seusia Yujin bisa tinggal sendirian di tempat seperti itu, dan bagian yang paling memilukan hati adalah ia tidak kenal anggota keluarga lain selain kakak asuhnya di panti asuhan yang bahkan tidak diberi nama pada data siswa.

Gunwook bersyukur ia mengetahui informasi ini disebelah seorang profesional, karena jika ia mengetahui ini dari orangnya langsung tanpa persiapan apa-apa ia pasti tidak akan bisa memberikan respon yang pas untuknya.

Membayangkan perasaan Yujin saat harus menjelaskan kondisi kehidupannya waktu itu, pasti itu sudah cukup menyakitkan untuknya.

"Jadi gimana tadi?" Gunwook mengalihkan pandangannya dari selembar milik Yujin dan menatap Hanbin yang sedang tersenyum kecil padanya, sepertinya ia baru saja selesai menyusun berkas yang lain melihat hanya meja Hanbin yang kertasnya sudah tersusun rapih.

Gunwook berdehem sebelum membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman. "Ya, sesuai sama apa yang hyung ceritain,"

"Hasil datanya juga sesuai ekspektasi, di sini tertulis kalo dia yang paling banyak kepilih sebagai 'Siswa yang diduga sebagai korban bullying'. Tapi waktu wawancara langsung sama orangnya, dia bilang kalau dia gak merasa jadi korban bullying." Tutur Gunwook, Hanbin hanya mengangguk dan bergumam sebagai jawaban.

"Kayaknya, mereka semua cuma merasa kalau dia diperlakuin beda ya, sama guru-guru yang lain. Para guru ini emang agak overreacting menurutku."

"Tapi yang bikin gue bingung itu 'kenapa'? Masa iya karena cuma karena dia pinter?"

Hanbin mengedikan bahunya, "Kamunya jangan overthinking juga, lah, bisa aja karena mereka support program kita kan? Terus mereka mau Yujin berbaur sama yang lain." Dengan itu Hanbin kembali ke posisi duduknya, tetapi Gunwook masih penasaran jadi ia akan tetap memikirkan tentang ini disela-sela tugasnya.

.

Waktu menunjukan pukul 18:00, dan seperti biasa Guwook lah anggota terakhir yang mengunci ruangan OSIS, sayangnya Hanbin tidak bersama ia sekarang karena sebuah 'panggilan darurat' yang Gunwook rasa adalah sebutan berlebihan untuk menyebut kabar dari kekasih yang rindu padanya.

Gunwook biarkan ia kali ini.

Seraya berjalan di lorong kosong sekolahnya, ia menatap langit senja yang mulai dihiasi oleh warna keunguan. Ada suara ranting pohon yang seperti digoyangkan di sebelah jendela dimana ia berdiri, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat seekor burung gereja kecil yang terbang dengan kecepatan tinggi, melihat burung kecil itu terbang dengan tempo yang berantakan membuat Gunwook terkekeh gemas.

Burung itu terus berputar-putar diatas langit, kicauan ramainya memberi hiburan tersendiri untuk Gunwook, saat asik mendengarkan suara kicauan burung kecil itu, ada suara teriakan yang menggema dari atas tangga.

Gunwook lantas berjalan perlahan ke arah suara tersebut, ia seperti kenal pemilik suara yang sedang bergegas mengejar orang lain itu. Untungnya ia tepat waktu, karena kalau saja ia tidak bersembunyi dibalik tangga, kedua orang itu pasti menyadarinya ketika mereka berjalan menuruni tangga itu.

Untungnya lagi tepat dibawah tangga itu adalah pintu darurat, jadi Gunwook dapat memata-matai mereka dari atas tanpa takut ketahuan.

Jujur, ia pasti akan membiarkan mereka saja bila urusan mereka tidak menarik perhatiannya, tapi masalahnya kedua orang ini adalah Han Yujin dan guru olahraga mereka, Kim Jiwoong.

----------------
🐻‍❄️🐰♡ A/N:

eyyy gemes banget pengen pencet publish jadi aku post dua partnya sekaligus wkwkwk

Lonely Dandelion | GunJin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang