Bumi tahun 2154.
Suara seorang wanita pembawa berita terdengar sepanjang jalan kota melalui layar virtual. Orang-orang nampak lalu lalang di trotoar dengan kesibukan mereka masing-masing.
"Bumi mengalami kenaikkan suhu dari yang awalnya 40°C, sekarang mencapai 43°C. Para ilmuwan memberikan peringatan akan terjadinya gelombang panas yang mematikan di masa mendatang. Menipisnya lapisan ozon menyebabkan atmosfer bumi semakin panas, pohon telah punah 100 tahun yang lalu akibat tanah yang tercemar. Harapan umat manusia kini bergantung pada mikroorganisme fitoplankton di lautan sebagai satu-satunya penghasil oksigen. Namun baru-baru ini Para Ilmuan di kejutkan oleh penurunan fitoplankton di laut, hal ini di picu kenaikan Ph air yang menyebabkan fitoplankton mati." Pembawa berita itu kemudian menunjukkan gambar 3D bumi dengan titik-titik merah di laut yang berbeda-beda.
Ada tabel dari tahun-tahun yang memperlihatkan seberapa turunnya populasi fitoplankton.
Yang mengejutkan, salah satu titik merah di dekat samudera Hindia turun menjadi 0%, di susul wilayah laut lain.
Tidak hanya satu media berita yang membahas masalah ini, media-media lainnya juga menyampaikan hal sama.
"Manusia terancam punah, bumi tidak layak lagi di huni."
"Gelombang panas menyebabkan ribuan orang meninggal. Jumlah ini lebih banyak di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana nasib umat manusia kedepannya?"
"Bumi berada dalam ambang kehancuran."
"Manusia kehilangan harapan."
Di tengah hiruk pikuk kota malam, seorang pria dengan kursi roda melewati trotoar.
Pria itu berhenti sesaat untuk melihat hologram pembawa berita, kemudian ia kembali melanjutkan perjalanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Earth [BL] Sedang Dalam Proses Revisi
Fanfiction(Cerita ini sedang dalam proses revisi. Jika ada pembaruan, tanda pembaruan akan di tambahkan pada judul chapter) Setelah melakukan percobaan bunuh diri. Jiwa Jake Sully ternyata di pindahkan ke tubuh Avatar milik kakaknya yang sudah meninggal untuk...