3. Keraguan

188 20 1
                                    

(Rumah pribadi Quaritch)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Rumah pribadi Quaritch)

Jake menggeliat dalam tidurnya. Belum pernah ia tidur senyenyak ini, apalagi kasur yang empuk dan pelukan seseorang semakin membuatnya nyaman.

Mata Jake melebar, sejak kapan tempat tidur asrama sebesar ini? Selain itu tangan siapa yang melingkar di pinggangnya?!

Jake mencoba untuk bergerak, namun rasa sakit seketika menjalar ke seluruh tubuh. Jake lupa jika ia sempat di hajar oleh tiga bajingan itu.

"Ini masih terlalu pagi, tidurlah lagi." Suruh Quaritch yang masih setengah tidur di belakang Jake.

"Kenapa aku ada di sini?" Tanya Jake. Tempat yang Jake tempati sekarang adalah kamar besar bernuansa modern. Ada jendela besar yang memperlihatkan pemandangan luar hutan Pandora.

"Kau pingsan setelah di hajar oleh Avatar lain kemarin, jadi aku memindahkan mu ke kamarku untuk tinggal di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau pingsan setelah di hajar oleh Avatar lain kemarin, jadi aku memindahkan mu ke kamarku untuk tinggal di sini." Ucap Quaritch dengan santai.

Jake langsung melepaskan pelukan Quaritch.

"Kau tidak bisa melakukan itu! Bagaimana jika para Avatar lain mengira aku mendapatkan perlakuan khusus?" Tanya Jake serius. Jake lebih suka jika mendapatkan perlakuan yang sama dengan yang lain.

Di perlakukan berbeda hanya akan membuat yang lain merasa tidak adil. Lagipula ia tidak bisa tinggal begitu saja dengan Quaritch.

"Memangnya kenapa. Apakah pendapat mereka di perlukan untuk menentukan keputusanku?" Tegas Quaritch dengan nada dingin.

Ada rasa takut ketika mendengar ucapan itu keluar dari mulutnya.

"Bulan begitu... Hanya saja kau terlalu baik pada orang seperti ku..." Gugup Jake. Sejak dulu Jake selalu mendapatkan perlakuan buruk dari orang-orang, hal itu membuatnya ragu untuk mempercayai seseorang.

"Aku tidak seperti yang kau bayangkan. Sekarang tidurlah, kau harus banyak istirahat agar cepat pulih." Tangan Quartich menarik pinggang Jake untuk kembali berbaring ke tempat tidur. Tapi kali ini Jake berada di dalam dekapan hangat Quaritch.

Pipi Jake memerah, seharusnya hal seperti ini tidak boleh terjadi! Mana mungkin seorang kolonel tidur di satu tempat dengan anggota RDA biasa seperti dirinya!

Apa yang akan di katakan orang-orang jika mengetahui hal ini. Tapi Jake juga tidak bisa melawan, pegangan Quaritch pada pinggangnya membuat Jake sulit untuk melepaskan diri.

Pasrah dengan keadaan, Jake memutuskan untuk kembali tidur. Lagipula percuma melawan, Quaritch pasti akan tetap menahannya.

Elusan lembut Jake rasa di belakang kepala. Matanya memberat, rasa kantuk menguasai Jake.

Menyadari Jake benar-benar tertidur. Quartich memberikan kecupan singkat ke kening Jake.

"Kau hanya milikku."

▼⁠・⁠ᴥ⁠・⁠▼

Jake bosan, seharian ini ia tidak bisa melakukan apapun karena masih sakit. Quartich juga tidak ada di rumah karena harus menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu ia tidak di izinkan melakukan pekerjaan apapun.

Pemandangan di luar jendela sangat cerah. Jake duduk di tepi jendela sambil memandangi pohon-pohon.
Ia kembali teringat dengan masa kecilnya saat masih tinggal di bumi.

Saat itu Jake hanyalah seorang anak kecil dari keluarga sederhana yang bahagia. Namun kebahagiaan itu sirna saat orang tua Jake terbunuh ketika terjadi peperangan di negara mereka.

Penyebab utama peperangan adalah perebutan sumber daya antara dua pemerintah negara.

Orang-orang kalangan bawah seperti Jake menjadi korban dari peperangan tersebut. Selain itu Jake terpaksa berpisah dengan saudara kembarnya karena pemerintah membatasi panti sosial.

Setelah tumbuh dewasa, Jake memutuskan untuk memasuki sekolah militer dengan tujuan memperkuat diri.

Namun suatu hari kejadian buruk mengubah kehidupan Jake.

Di tengah-tengah gencatan senjata, Jake yang mendapat tugas untuk melindungi perbatasan malah di khianati oleh anggotanya sendiri.

Ia di jadikan umpan untuk memancing musuh. Alhasil Jake mendapat banyak luka serius yang salah satunya menyebabkan Jake lumpuh. Yang lebih buruk, Jake harus kehilangan orang-orang yang ia lindungi di perbatasan negara karena ikut menjadi korban.

Selain itu, Jake kehilangan pekerjaannya sebagai marinir di karenakan kondisinya yang tidak lagi memungkinkan. Bahkan pemerintah yang menaungi Jake tidak memberikan kompensasi apapun atas hal buruk yang ia alami. Mereka menanggap kelumpuhan Jake di sebabkan kelalaiannya dalam bekerja.

Sejak saat itu Jake tidak bisa mempercayai siapapun.

Tapi sekarang Jake memiliki harapan. Walaupun ia memiliki keraguan di hatinya, Jake masih ingin mencoba untuk melanjutkan hidup dan tidak mengakhirinya seperti yang terkahir kali.

Air menetes dari pelupuk mata Jake. Tiba-tiba saja ia merindukan saudaranya kembarnya itu. Padahal mereka belum sempat bertemu, tapi Jake merasa bersalah karena tidak menemukan Tom lebih cepat.

Dari belakang tangan seseorang memeluk Jake. Cepat-cepat Jake menghapus air matanya sebelum Quaritch melihat.

"Kapan kau kembali?" Tanya Jake.

"Sejak kau duduk di sini." Balas Quartich. Ia berarti Quartich sudah berada di belakang jam selama 10 menit.

Masih ada jejak air mata di pipi Jake. Tangan Quaritch terulur untuk menghapus jejak air matanya.

"Jangan memendamnya sendiri, kau bisa ceritakan apapun padaku. Aku akan mendengarnya." Ucap Quaritch sambil menarik Jake untuk berdiri.

Jake mantap tepat ke mata Quartich. Haruskah ia mempercayai orang yang baru ia temui ini?

Ia memang merasa nyaman dengan Quaritch. Tapi Jake masih tidak bisa percaya sepenuhnya.

"Baiklah." Balas Jake.

▼⁠・⁠ᴥ⁠・⁠▼

Setelah melewati masa pemulihan, Jake akhirnya bisa melanjutkan kegiatan pelatihnya bersama dengan Avatar lain.

Sebenarnya Quaritch sempat tidak mengizinkan, tapi setelah Jake memohon dan berjanji tidak akan terluka lagi. Akhirnya Quartich pun memberikan izin.

Dalam pelatihan Jake mampu menjalankan nya sama seperti yang lain. Walaupun ada beberapa kekurangan dalam fisik, tapi skill Jake dalam menggunakan senjata dan bertarung tidak bisa di ragukan.

Selama sebulan penuh Jake berlatih. Poin yang ia hasilkan menempatkan Jake dalam posisi 10 besar untuk menjalankan misi utama. Awalnya Jake tidak berekspektasi tinggi untuk mencapai posisi itu.

Ada beberapa hal yang berubah semenjak Jake kembali dalam pelatihan. Avatar lain tidak ada lagi yang mengusiknya, dan yang paling aneh John serta kedua temannya tidak lagi terlihat. Jake sempat bertanya pada Grey, ia mengatakan bahwa ketiganya di keluarkan dari RDA karena melakukan kekerasan pada Jake hari itu.

Seharusnya Jake merasa senang. Tapi mengapa ia merasa seperti ada sesuatu yang janggal?

Kepergian mereka terlalu tiba-tiba, selain itu Avatar lain hanya diam ketika Jake bertanya. Malah mereka terlihat takut dan menghindar.

▼⁠・⁠ᴥ⁠・⁠▼



Second Earth [BL] Sedang Dalam Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang