1

1.8K 180 5
                                    

"Nona, sudah masuk jam pelajaran selanjutnya"

Salah satu pelayan yang selalu melayani putri tunggal Viscount Ornext adalah Sasa, dayang pribadi gadis kecil tersebut.

Bola mata biru langit itu menatap kearah dayangnya yang sudah tiba didalam ruang belajar khusus miliknya. Gadis kecil itu bernama [Name].

Ia mengangguk kecil kepalanya dan beranjak berdiri, saat ini jadwalnya kelas tata krama. Ia harus belajar dengan tekun agar ibunya mengakui dirinya.

Selama perjalanan menuju ruang selanjutnya, perasaan nya tidak tenang, terus menenggelamkan dirinya. Ia selalu takut dijam tata krama karena gurunya selalu mengajarnya terlalu keras.

Ia memantapkan hatinya untuk tidak melakukan kesalahan untuk sekarang lagi.

Selesai belajar ia dipanggil oleh ibunya menuju ruangan kerjanya, Vender. Itulah nama dari Viscountess Ornext.

Tok tok tok

"Ibu, ini saya"

"Masuklah"

Pintu terbuka setelah mendapatkan izin dari pemilik ruangan. [Name] sudah dapat melihat keberadaan sosok yang menjadi Ibunya sedang duduk diatas sofa sambil meminum teh hangat.

Gadis itu meremas kedua tanganya, menahan nafas sejenak lalu ia hembuskan.

"Ada apa Ibu memanggil saya?"

[Name] sudah duduk disofa yang berhadapan dengan Vender, ia juga sudah mendapatkan izin dari sang ibu.

Klek

Cangkir diletakkan diatas lambaran kaca. Sepasang mata berwarna biru itu menatap lurus dan datar yang tertuju tepat dikedua bola mata [Name].

Wajah yang terlihat sangatlah dingin, tatapannya yang tajam itu sangatlah membuat perasaan gadis kecil itu sering kali merasakan hawa dingin.

"Kamu akan bertunangan dengan pangeran Ke-II, Yang Mulia Pangeran Claude De Alger Obelia"

Gadis itu tidak dapat menolak perintah dari lawan bicaranya, ia selalu merasa takut untuk usia seumurannya.

"Baik"

Setelah menjawab, pembicaraanya selesai. [Name] langsung disuruh kembali untuk melakukan jadwal yang sudah ditetapkan.

"Nona, waktunya makan kue!"

Sasa selalu datang untuk menghibur nonanya yang selalu merasakan kesepian akibat tidak memiliki teman seumurannya. Sasa selalu bercerita banyak hal kepada [Name].

"Lalu tuh nona..."

"Wahhh!!!!" gadis kecil itu berseru ria, mendengarkan cerita dari Sasa dengan penuh semangat.

Sasa merupakan dayang yang sangat dicintai oleh [Name]. Dia cantik, baik, lemah lembut kepada [Name], maka dari itu gadis itu sangat mencintai Sasa. Ia mengganggab Sasa seperti kakak kandungnya karena umur Sasa bisa dibilang masih muda.

Gadis muda berambut biru itu menggulingkan badanya diatas kasur, meminta rasa sayang dari dayang kesayangannya. Sasa tertawa lucu melihat tingkah menggemaskan nona muda yang ia layanin.

"Ada apaa Nona? Apa anda ingin dimanja oleh saya?" Sasa bertanya sembari mengelus rambut biru milik gadis kecil itu.

[Name] bergumam manjaa sambil menikmati usapan lembut dari tangannya Sasa.

"Tangan Sasa terasaa sangat lembut, [Name] menyukainya!" [Name] beranjak duduk dan berkata dengan senyuman cerahnya.

Sasa membulatkan kedua matanya, pandangannya terasa mulai kabur. Ia mengeluarkan setitik air mata yang mulai mengalir dan akhirnya jatuh membasahi kasur.

"Sasa... Kenapa kamu menangis!? Apa [Name] buat salah sama Sasa??"

"Tidak Nona, maafkan saya sudah membuat anda khawatir. Tapi sungguh... Saya menangis karena merasa terharu" Sasa mengusap air matanya yang terus menerus keluar.

[Name] ikutan menangis dengan kedua tangan menangkup pipinya Sasa dan menenangkan Sasa dengan perkataan manis. Keduanya sama-samaa menangis.

****

"Ada apa dengan kalian berdua?"

Seorang laki-laki yang sudah berumur itu bertanya kepada dua orang yang berdiri dihadapanya, orang tersebut merupakan kepala pelayan di Masion Viscountess Ornext.

"Kami tidak apa-apaa" [Name] mengatakanya dengan kekehan kecil, meski raut wajahnya terlihat sedikit berantakan dengan kedua matanya yang memerah

Hari gadis kecil itu akan melanjutkan mata pelajaran sejarah. Setiap hari ia habiskan waktunya hanya untuk belajar, belajar dan belajar.

Tidak luput dengan kertas dan tinta. Ia sudah terbiasa dengan benda-benda itu semua, bahkan tanpa kedua benda itu ntah kenapa rasanya jadi lain.

Ibu [Name] atau disebut Vender itu mengatakan.

"Bisa saja kau akan dibutuhkan sebagai permaisuri... Yah aku juga tidak peduli mau tunangan pangeran pertama ataupun kedua, intinya kau harus berguna agar hidup kita damai"

Itulah yang dikatakan oleh Vender kepada putri kandung yang ia lahirkan sejak 13 tahun yang lalu. Vender mendidiknya dengan cara yang keras, sudah banyak biaya ia keluarkan untuk mempekerjakan guru-guru ternama dikerajaan Obelia.

Salah satunya adalah Countees Minea, seorang guru dari Academy yang sangat terkenal di kerajaan Obelia, tidak mudah untuk mendapatkan guru seperti Counteess Minea.

PLAK

"Anda masih tidak mengerti juga!?"

Hanya karena satu kesalahan, gadis kecil itu mendapatkan hukuman cambuk diarea betis oleh Minea.

Gadis kecil itu hanya dapat menahan tangis serta kedua tanganya meremas kuat gaunya yang berwarna biru pastel tersebut.

"Ugh..." Rintihan kecil keluar dari mulut [Name].

"Ini tidak menjadi masalah untuk Anda bukan, Nona?"

"Benar guru" [Name] berkata dengan suaranya yang sangat kecil karena sambil menahan tangis.

***

"Bukanya ini terlalu keras!? Guru apaan sampai menyakiti muridnya sendiri!" Sasa mengomeli guru tersebut sambil memeras kain basah lalu mengusap pelan luka gores dikedua betis gadis kecil yang sedang terbaring telungkup.

Gadis itu merintih sakit, rasa perih itu benar-benar hampir setiap saat membuatnya hendak menangis. Sudah banyak luka gores dikedua betisnya, bahkan luka lama belum juga sembuh.

Sasa terus mengumpat kasar didepan gadis kecil tersebut. [Name] mendengar itu semua lalu ia tertawa, setidaknya ia senang kalau Sasa benar-benar mengkhawatirkannya.

"Aku tidak apa-apa, Sasa" ucap [Name] sambil terkekeh kecil.

Sasa tidak terima, ia malah semakin mengumpat karena membuat Nona yang ia layanin seperti ini. Bahkan ia sering menangis melihat luka-luka yang berhasil menyayat hatinya.

'Ukh... Bagaimana gadis kecil ini harus mengalami hal seperti ini?'

TO BE CONTINUED

Yani : ini lumayan pendek yah:v. Karena emang niatnya mau bikin ceritanya pendek pendek ajah. Heheheh, kalau ada perubahan ya palingan....kalian tengok ajaa deh sendiri. Tergantung mood watashi:D.

Ini versi Claude ya adick adick. Mweheheh, kenapa bikin versi Claude? Hmm karena ingin aja:v AWOKAWOKK.

Okee see next Chap yaah😆😆👋👋



𝖖𝖚𝖊𝖊𝖓 (CLAUDE X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang