10

947 103 0
                                    

Suasana dingin menyelimuti kediaman Viscount Ornext. Hujan terus saja membasahi kediaman Viscount selama beberapa waktu.

Kereta kuda berjalan secara berhati-hati dengan jalan yang licin akibat hujan, serta jalan-jalan yang becek akibat tanah yang basah.

Terdapat dua orang yang berada didalam kereta tersebut. Seorang pria dan gadis kecil yang sedang menikmati perjalanan mereka.

"Kapan kita sampai?" Seorang anak kecil berambut kebiruan bertanya kepada pria itu yang duduk dikursi seberangnya.

"Sebentar lagi kita sampai, duduk baik-baik [Name], bahaya" ucap seorang pria berambut putih dengan rupa yang rupawan serta aura hangat terus menyelimuti dirinya.

Pria yang selalu berbicara lemah lembut dan tidak pernah kasar. Gadis kecil yang bernama [Name] itu kini duduk sesuai arahan pria yang diyakini Ayahnya.

"[Name] rindu Ayah!! Akhirnya kita bisa jalan-jalan seperti ini lagi!! [Name] benar-benar senang!!" gadis itu berseru riang sambil mengangkat kedua tangannya keatas.

senyuman manis yang dimiliki gadis kecil itu adalah yang paling disukai Roberto. Itulah namanya.

"Hahaha, Ayah juga sama! Ayok kita cepat sampai dan menceritakan semuanya kepada Vender!" Roberto berkata sambil tersenyum manis.

"Ibu pasti suka dengar cerita liburan kita! Sayang sekali... Ibu tidak bisa ikut karena ada kerjaan" gadis itu seketika memasang ekspresi masam. Ia merasa sedih karena Ibunya yaitu Vender akhir-akhir sibuk dengan kerjaanya.

Roberto tersenyum lalu menenangkan putrinya yang suasana hatinya lagi buruk. [Name] kembali dengan suasana hati yang baik karena Ayahnya. Ia kira keluarganya bakalan terus menjadi keluarga yang harmonis.

Nyatanya tidak.

Tiba-tiba saja kereta kuda yang sedang mereka naikki mendapatkan serangan dari pembunuh bayaran. Satu anak panah meleset masuk kedalam kereta, memecahkan kaca hingga pecahan kaca bertaburan.

Roberto langsung memasang badan agar pecahan kaca tidak terkena putrinya. Setelah itu kereta kudanya tumbang dan mereka menjadi terjatuh.

"[Name], ayok bangun sayang, kita harus pergi dari sini!" ucap Roberto. Roberto terus menuntun putrinya. Mereka berdua berlari masuk kedalam hutan.

Roberto terus menggenggam tangan putrinya. [Name] yang usianya masih menginjak 7 tahun tidak mengerti, kenapa mereka harus melarikan diri dan dikejar oleh orang jahat.

SET

JLEB

[Name] melebarkan kedua matanya ketika mendapatkan Ayahnya tertancap anak panah tepat dibagian jantungnya karena melindunginnya.

Darah yang mengalir keluar dan menetea mengotori tanah. Roberto secara perlahan menjatuhkan tubuhnya dan kesadarannya hampir menghilang.

"AYAH!!!!" [Name] berteriak memanggil Ayahnya. Roberto mencoba untuk terus bernafas.

Tangannya dengan lemah perlahan menyentuh pipi sang putri. Mengusapnya dengan lembut. Dengan suara yang lembut dan lemah ia berkata.

"Pergi dari sini, kamu harus selamat. Ayah mencintaimu, putriku"

Setelah itu kesadaran nya menghilang untuk selama-lamanya. [Name] memperhatikan itu didepan matanya sendiri. Pikiranya seketika berhenti, ia sedang mencoba memikirkan apa yang baru saja terjadi.

"A..ayah..." gadis itu memanggil sang Ayah yang sudah tidak bernyawa. Darah masih saja mengalir dengan deras. Kemudian dirinya sadar, kalau Ayahnya sudah tewas karena dibunuh.

𝖖𝖚𝖊𝖊𝖓 (CLAUDE X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang