6

974 131 0
                                    

Keesokan harinya dirinya seketika menerima begitu banyak surat perjamuan teh dengan banyak bangsawan.

Gadis itu memegang beberapa amplop dengan stampel keluarga yang berbeda-beda. Sepasang matanya memincing, tidak ada yang membuatnya tertarik.

Memerintahkan Sasa untuk membakar semua surat-surat itu semua. Sasa mengangguk dan membawa semua surat-surat tersebut dan mulai melemparkannya diperapian didalam ruangan santai milik [Name].

[Name] menaikkan kedua kakinya diatas kursi sofa tunggal. Gaunnya menutupi seluruh tubuhnya. Tanganya menangkup pipinya dan sikunya berada diatas lengan kursinya. Menghela nafas panjang karena merasa bosan.

Hampir memakan waktu selama 10enit dirinya berada diposisi yang sama. Sasa yang menemaninya sudah merasa jenuh duluan. Ia melangkah mendekat dan membawa gadis itu keluar dari ruangan dengan cara menyeret. Mereka berdua pergi ke area taman.

Pandangan gadis itu sedikit terhalang karena sinar matahari yang begitu terik. [Name] menatap kearah Sasa sejenak daj memasang wajah bosan.

"Ayolah, aku sudah bosan ditaman dari dulu. Kenapa aku tidak dibolehkan untuk keluar sekedar jalan-jalan. Bisa-bisa otakku terbakar dan berakhir meledak"

Sasa tertawa. Mendengar ocehan gadis itu membuatnya merasa senang. Setidaknya [Name] sudah bisa mengekspresikan dirinya sendiri saat ini. Dari pada sebelumnya.

"Anda mohon bersabar Nona" ucap Sasa sambl tersenyum. [Name] menghembuskan nafasnya lalu melanjutkan perjalananya dan memutari area taman untuk kesekian kalinya.

Namun langkahnya terhenti ketika ada seseorang yang menghalangin jalanya. Dan itu adalah Claude. Claude datang berkunjung. Kedatangannya secara tiba-tiba membuat [Name] sedikit memekik terkejut.

"Sejak kapan kamu ada disini??" [Name] berjalan mendekat. Claude menatapnya dan tersenyum kearah [Name].

"Aku meminta izin untuk menemuimu. Ayah mengizinkanku"

[Name] lantas tersenyum lebar. Ia memeluk leher Claude dan melompat. Claude dengan tegap memeluk pinggang kecil gadis tersebut agat tidak terjatuh.

"Kamu tau? Aku sangat bosan disini, untung saja ada kamu" ujar [Name], ia melepaskan dirinya dari Claude. Claude tersenyum, merasa senang ketika [Name] merasa senang. Terlihat sederhana, namun itu sangat besar untuk seorang Claude.

[Name] menarik tangan Claude dan membawanya pergi. Sebelum itu gadis itu mengatakan kepada Sasa untuk membiarkan mereka berdua.

Gadis itu membawanya kearea ayunan yang biasanya ia mainkan saat kecil. Namun sekarang sudah jarang karena terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang diberikan oleh Vender.

[Name] duduk diayunan tersebut dan bermain. Claude melebarkan kedua matanya disaat melihat [Name] tersenyum lebar dan menyuruhnya untuk ikut bermain bersamanya. Namun ia bingung, dimana ia harus bermain. Karena hanya terdapat satu ayunan saja.

"Aduhh, kamu bisa berdiri di belakangku. Sambil memegang talinya" ucap [Name] yang sudah menghentikan gerakan ayunan.

Claude mengerti dan melakukan apa yang dikatakan oleh tunangannya. Perlahan kakinya berpijak dibagian belakang ayunan dan ia berhasil berdiri dengan memegang dua sisi tali.

Ayunan mulai berayun. Claude kembali membulatkan kedua bola matanya. Ia merasakan sensasi bermain ayunan diatas sini, sangat seru dengan hembusan angin yang mengenai wajahnya. Rambut blonenya terkipas sesuai arah ayunannya.

"Bagaimana?" [Name] bertanya, tanpa merubah posisi pandangannya. Claude tersenyum dan mengatakan dirinya sangat menikmatinya.

[Name] tersenyum dan menyengir puas. Sekarang ia menambah kelajuannya. Membuat Claude sedikit terkejut. Ayunannya semakin keatas dan membuat Claude merasa mual dan pusing, meminta untuk diturunkan.

"[Name]... Aku merasa mual" ucap Claude yang wajahnya mulai memucat.

[Name] tertawa lalu menghentikannya. Claude segera turun dan terduduk diatas rerumputan hijau. Tangannya menutup mulutnya dan wajahnya benar-benar pucat.

[Name] berjongkok didepan Claude dan bertanya soal keadaan Claude. "Aku masih merasa mual dan pusing" ujar Claude.

Gadis itu mengerti. Ia mengganti posisinya berada dibelakang Claude dan kedua lututnya menyentuh rumput. Kedua tangannya menyentuh kening Claude dan mulai memijitnya.

Secara perlahan rasa pusingnya menghilang. Memejamkan kedua matanya, menikmati rasa sensasi dari pijitan tunangannya. Claude menikmatinya. Membiarkan tunangannya untuk terus memijit kepalanya.

"Bagaimana?" tanya [Name] yang sedikit mengintip untuk melihat eksperi Claude.

"Mendingan. Aku menikmatinya" jawab Claude. [Name] tersenyum lalu menarik kembali tangannya, berganti kedua tangannya berada di kedua bahu Claude lalu memijitnya.

"Ack!" Claude sedikit meringis ketika bahunya dipijit. [Name] bingung, padahal ia hanya memijitnya dengan pelan.

"Ahh, mungkin saja otot-ototmu kaku. Makanya kamu merasa sakit ketika dipijit, sini biar aku lemaskan ototmu"

"Eh, tunggu dulu [Nam–] Akh!!"

Claude semakin memekik karena merasa sakit. Tangannya bahkan memegang tangan tunangannya yang berada diatas bahunya. [Name] menyuruh Claude untuk diam. Pijitanya perlahan semakin terasa sakit bagi Claude dan laki-laki itu semakin memekik kesakitan dan meminta untuk diakhiri saja.

"Aduhh Claude, ototmu ini kaku tau. Kalau dibiarkan bisa-bisa makin parah. Diam sebentar"

[Name] tetap di pendiriannya untuk memijit Claude. Laki-laki itu pasrah dan hanya bisa merasa nahan sakit disaat pijit.

Hingga memakan waktu selama setengah jam, akhirnya aksi memijit Claude selesai. [Name] kini duduk disebelah Claude dan wajahnya berseri, karana berhasil memyembuhkan otot tunangannya yang kaku.

Claude tidak mengerti, kenapa tunangannya bisa sebahagia itu hanya sekedar memijitnya. Namun tidak dibawa pusing. Tapi secara perlahan dirinya mulai merasa baikkan, tubuhnya terasa lebih ringan dan lebih mudah untuk digerakkan.

"Ini lebih baik dibandingkan sebelumnya"

[Name] langsung membentuk senyuman lebar. Mendekatkan wajahnya kearah Claude. Dari eksperinya dapat ditebak oleh Claude kalau gadis itu ingin dipuji.

Claude tertawa kecil, mengusap puncak kepala gadis itu. "Hahaha, terimakasih sudah menyembuhkan otot-ototku. Ini jauh lebih baik"

"Hehehe, sama-sama" [Name] mengeluarkan aura berbunga-bunga yang ia miliki. Ia kembali duduk seperti semula, kepalanya ia senderkan dibahu laki-laki tersebut.

Tidak ada yang membuka suara sama sekali. Mereka hanya diam sambil menikmati hembusan angin yang begitu lembut. Secara perlahan [Name] memejamkan kedua matanya dan berakhir tidur.

Claude melihat gadis tersebut dan menatap bingung karena gadis itu sudah tertidur. Tangannya bergerak untuk menyelinapkan beberapa helai rambut dibelakang telinga gadis tersebut.

Kini Claude dapat melihat sepenuhnya wajah tunangannya. Claude tersenyum, matanya melirik kearah sekitar dan kembali memandang [Name] dengan tatapan yang dalam.

Tangannya menyentuh pipi gadis tersebut dan mendekatkan wajahnya kearah gadis itu, secara perlahan memejamkan matanya dan menempelkan kedua bibir mereka.

Cup

Bibir mereka berdua kini menempel. Hanya sekedar menempel. Claude kembali menjauhkan wajahnya dan memandang [Name] dengan tatapan lembut. Menempelkan kepalanya diatas kepala gadis tersebut, menikmati momen mereka yang selalu membuatnya merasa nyaman.

"Terus bersamaku selamanya, [Name]"

TO BE CONTINUED

Yani : aduhh claude, gak gentleman bangett sikk, masak pas [Name] tidur. Minimal pas [Name] bangun, baruu paten.

HAHAHHA

oke, tes tes. Akhirnya gue balik lagi, tenang-tenang, ini book ga bakalan tenggelam kok. Hehehe. Kemarin tuh lama karena akunnya sempat ilang, jadinya susah buat kembali ke akun ini, untungnya masih bisa masuk:D

Okeyy, babayy semuanyaa, see you next chapterr. LOVEE UU SO MUCHH PARA READERKU TERCINTAAA😘😘

𝖖𝖚𝖊𝖊𝖓 (CLAUDE X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang