[12]

868 56 0
                                    

[Melindungi yang lebih lemah adalah kewajiban yang lebih kuat]

.
.
.
.
.

Bel pulang sekolah berbunyi seluruh siswa/i berbondong bondong menuju keluar gerbang sekolah menunggu jemputan beberapa anak muda bisa dibilang beberapa pemuda dengan pakaian berantakan berkumpul diparkiran sekolah menunggu bos mereka yang belum juga datang.

"Buset ni pak Bos mana coba gak nongol batang hidungnya?" Salah satu diantara mereka mulai bicara,pemuda dengan rambut merah -Harun.

"Tinggal aja tu si bintang laut!" Yang berambut biru -Guntur, mulai bicara memberi usulan.

"Basing aja lu ngomong bisa habis kita sama si bos!" Pemuda berambut ungu -Kenan.

"Telpon aja si pak bos bisa-bisa gak keburu kita!" Ucap Harun

"Ga beres ni Bintang laut bukannya ngabarin mana tu luka belum diobati lagi! Asal nyelonong pergi gitu aja!"

"Mana lagi ni orangnya!" Guntur celingak-celinguk memperhatikan sekitar siapa tau bisa menemukan letak Si bintang.

Kenan mengambil Hp miliknya dari saku celana mencari kontak sang bos saat ingin menelfon Guntur malah memukulnya sambil memberi isyarat agar melihat kearah yang dia tunjuk.

"Itu gue ga salah liat kan si pak bos jalan sama cewek!" Harun bicara sambil mengucek matanya.

"Itu cewe yang kemaren kan yang ditembak sama Si bintang laut pas di lapangan?" Guntur berucap sambil mengingat kejadian saat Bintang memanggil nama seseorang.

"Bener tu orangnya? Gw kira pak bos belok Karna selalu nolak banyak cewe yang nembak dia!" Alhasil Harun mendapatkan pukulan di kepala yang berasal dari Kenan. "Jangan asal ngomong lu!"

Bintang mendekat kearah ketiga temannya dengan menggandeng tangan Arka.

"Ngapain belum pada balik?" Tanyanya dengan wajah polos padahal dia tau bahwa ketiga temannya menunggu dirinya sejak setengah jam lalu.

"NUNGGUIN ELO LAH!" Dengan kompak Harun dan Guntur berucap  tidak peduli bahwa yang di depannya merupakan bos mereka.

"Hahaha maaf gw ketiduran diuks tadi!" Dengan cengiran tanpa dosa Karna tida merasa bersalah.

"Tu siapa pak bos? Pacar kah?" Harun berucap dengan tatapan wajah penuh tanya kepada Bintang dan Arka.

"Perkenalkan ini Kak Ar Calon pendamping hidup gw!" Ujarnya mereka yang mendengarnya langsung terkejut bukan main.

"Dikira pacar ternyata baru calon hahaha" Guntur tertawa sambil berniat menggoda Bintang .

"Jangan asal bicara Bin! gw Arka anak kelas dua belas!" Dan mendapat kekehan diakhir perkenalannya.

"Ngapa lu tiba-tiba ketawa"

"Setres lu ya pak bos?"

"Diem lu pada. Kak Ar makin cantik deh!" Sambil tersenyum bahagia sementara yang melihatnya sudah berusaha menahan mual.

"Alay banget"

Setelah mengobrol singkat mereka mulai menghidupkan motor membelah jalanan kota yang terlihat cukup ramai. Harun, Guntur dan Kenan membawa masing-masing motor sementara Arka duduk dikursi belakang dengan Bintang yang mengendarai motor.

Harun berhenti tiba-tiba menyebabakan ketiga pemotor di belakangnya juga ikut berhenti.

"Ngapain Lo berhenti tiba-tiba tolol!" Timpal Guntur yang tepat dibelakang Harun.

FIGURAN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang