[14]

739 56 0
                                    

Selamat membaca

[Masalah muncul tiba-tiba]
.

.
.
.
.

"Arka~ bangun sayang apa anak gadis mommy tidak akan sekolah?"

Mayora sedang berusaha membangunkan anak sulungnya yang masih bergelung dengan selimut. Dengan kasih sayang dia membangunkan Arka,apa mungkin anak gadisnya itu marah atas kejadian semalam?

"Maaf atas kelakuan Daddy mu! Kau tau dia menyayangimu meskipun caranya agak berbeda"

Arka masih sibuk dengan selimut mencari kenyamanan tapi dia masih menyimak dan mendengarkan. Dan memotong ucapan yang lebih orang tua itu merupakan sikap tidak sopan.

"AA sudahlah~ kau harus bangun sayang!"

"Nanti"

"Hey kenapa harus nanti jika kau bisa bangun sekarang? Ayo cepat bangun!"

Arka kembali tidur memeluk boneka bebek kesayangannya, melihat anak gadisnya tidak ingin bangun akhirnya sang ibu menyerah dan membiarkannya tidur.

Mayora pergi menuju pintu "mommy akan kembali lagi nanti" meskipun ia tau bahwa suaranya tidak akan didengar oleh sang gadis.

"Argh aku tidak bisa tidur lagi"

Mayora menuruni tangga melihat sang suami yang sedang menunggu diruang tengah tempat mereka berkumpul.

"Sayang tidakkah kau pikir kita sudah keterlaluan?"

"Tidak ada yang keterlaluan,kau tau aku melakukan ini semua demi keselamatan nya. Bahkan sampai berkerjasama dengan dia!"

Kembali melanjutkan kegiatannya membaca laporan dari perusahaan.

"Sayang!"

"Hm? Kenapa?"

"Tidakkah kau pikir putri kita berubah? Kau tau di terlihat berbeda,meskipun masih menggunakan gaya bicara yang sama! Aku merasa sudah membuat dia tenggelam terlalu dalam! Terlalu sulit untuk kembali menggenggam tangan nya"

"Ssst dia putri kita sayang dia kuat aku tau itu jangan berpikir terlalu jauh, sulit bukan berarti mustahil!"

Sang Suami menenangkan istrinya yang terlihat depresi dengan kelembutan dan keyakinan agar sang istri bisa berpikir jernih,meskipun dia tau bahwa semuanya tidak baik-baik saja.

"Sudah, bukankah kau harus masak?aku lapar Lo apa kau akan membiarkan suamimu ini kelaparan?"

"Ya ya aku akan masak"

Keluarga Cedric memakan sarapannya bersama sama, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Jay yang biasanya tidak pernah pulang bahkan kembali kerumah.

"Aku berangkat!" Arka berdiri dari kursi yang didudukinya,dia memutuskan untuk berangkat lebih cepat.

"Hati-hati sayang!"  Mayora yang menanggapi pertama.

"Kak!"

Arka berhenti mendengar panggilan dari Eden sang adik bungsunya, mengangkat salah satu alisnya tanda bertanya. "Nanti Eden yang jemput ya!"

"Ya!"

"Mom Jay berangkat juga! Aka tunggu.." Jay mengejar Arka mengajaknya berangkat bersama dan disetujui.

"Hati-hati jangan ngebut-ngebut Jay kamu bawa Arka soalnya!" Jay hanya menanggapi dengan anggukan. Menaiki motor Jay mereka keluar dari halaman Mansion.

Saat diperjalanan ke sekolah tiba-tiba Jay berhenti,ternyata  Maya yang sepertinya tidak mendapatkan angkutan umum untuk ke sekolah. Arka langsung mengirim pesan pada seseorang, Karna kemungkin bahwa Jay akan menurunkannya dan memilih membonceng Maya.

FIGURAN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang