part 7 [day 7]

1.9K 174 28
                                    

Leo mendengus tak suka mendengar godaan dari teman-temannya, sungguh ia merasa malu saat ini ingin sekali rasanya menghajar mereka.

"Loh kita serius Le, kau semalem tak berbuat yang tidak-tidak kan dengan si Chris itu? Kita tidak ingin sampai membuat kau merasa kurang nyaman dengan tantangan ini," ujar Zamni ia mengulang kembali pertanyaan yang sama membuat Leo menatap ketiga temannya itu

"Semalam aku hampir ketahuan saat sedang bertukar pesan dengan Dalfa, oh demi Tuhan ... untung saja jantungku tak keluar langsung saking terkejutnya akan sangat tidak lucu jika sampai terbongkar." Leo berucap dengan kesal.

"Aku langsung mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan kalau wajahku terlihat sangat sempurna serta cantik. Kalian tahu?" Leo menghembuskan napas lebih dulu untuk mengatakan semuanya.

"Chris malah mengatakan hal yang serupa sehingga secara tidak langsung aku duduk diatas pangkuan dia, semua itu terjadi begitu saja tanpa bisa aku tahan, seakan-akan tubuhku bergerak sendiri untuk melakukan itu semua sampai hampir saja aku disentuh olehnya. Untung nya aku berhasil menyelamatkan diri, dia sangat berbahaya untukku mungkin untuk kedepan nya nanti aku tak akan mau jika diajak menginap lagi karena itu akan sangat berbahaya." Leo berceletoh menceritakan semuanya, membuat ketiga temannya hanya bisa diam tak bisa berkomentar.

"Lebih baik kita hentikan permainan ini, aku tak ingin jika sampai Chris mengetahuinya siapa yang tak akan sakit hati jika dibohongi?" Jani berucap, sudah cukup ia diam ia harus menghentikan semuanya sebelum semuanya semakin rumit.

Leo terdiam memikirkan semuanya, ia memang sudah cukup banyak mendapatkan uang dari ketiga temannya, belum lagi uang yang biasa Chris beri saat mereka bertemu itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apa lagi sekarang mereka berempat sudah mendapatkan pekerjaan yang tetap sudah bisa dipastikan itu semua bisa memenuhi biaya sehari-harinya. Namun siapa yang ingin melepaskan tambang uang seperti Chris? Tapi jika ini terus berlanjut terlalu beresiko untuknya, Leo merasa bingung untuk saat ini.

"Kau ini Jani, jangan merusak suasana disaat seperti ini, Leo harus menyelesaikan tantangan dari kita." Arep menimpali, ia tak terima dengan saran konyol dari Jani.

 "Terserah kalian saja, aku tak akan mengingatkan ini lagi, namun asal kalian tahu sesuatu yang tak bisa dipermainkan adalah perasaan. Aku berharap Chris tak terlalu baik jika nanti orang yang dia cintai mengkhianatinya, semoga Leo mendapat ganjaran yang setimpal." Jani tak ingin kalah ia berucap penuh penekanan.

"Aku akan memikirkan semuanya terlebih dahulu, untuk sekarang kalian bisa pulang duluan karena aku ingin bertemu dengan Dalfa sebentar," ujar Leo yang lebih memilih untuk memikirkan semuanya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan akhir, lagi pula untuk hari ini dirinya akan bertemu dengan Dalfa jadi tentang semua ini ia tak ingin terlalu dipikirkan, ia tak mau Jani dan Arep sampai bertengkar hanya karena masalah sepele.

"Kami harap apapun yang menjadi keputusanmu nanti, tetap membuat kau aman-aman saja. Karena semua ide ini berasal dari kami, akan sangat tak lucu jika kau menjadi korban atas tantangan yang kami berikan," ujar Zamni ia menepuk bahu Leo sebentar sebelum beranjak dari sana bersama dengan kedua teman yang lain nya meninggalkan Leo sendirian.

"Huh! Aku terjebak ini akan sangat rumit, untuk sekarang aku harus menemui Dalfa," Gumam Leo dengan pelan sebelum beranjak dari tempat duduknya, ia tersenyum tipis melirik seikat bunga yang ia beli dipersimpangan jalan.

*****

Leo tersenyum mendapati Dalfa yang tengah duduk menunggu dirinya disalah satu kursi, dengan senyuman mengembang Leo berjalan menghampiri gadis yang sangat ia sukai itu dengan perasaan senang dan juga bahagia menjadi satu karena gadis itu lumayan susah dihubungi jadi sekarang selagi ada kesempatan maka Leo ingin memanfaatkan waktu yang sangat berharga ini.

"Dalfa,"

Gadis yang merasa namanya disebut itu langsung mendongak menatap Leo yang sekarang tengah tersenyum kearah dirinya.

"Maaf membuatmu menunggu tadi aku terjebak macet di jalan." Leo mengambil tempat duduk disamping Dalfa membuat gadis itu tersenyum kecil sebagai jawaban.

"Tak apa, aku juga baru saja sampai sekitar lima menit yang lalu jadi kamu tidak perlu meminta maaf," ucap Dalfa dengan senyuman manis yang mampu membuat Leo terdiam, senyuman yang selalu jadi pusat dunianya.

"Kau tahu? Aku merasa sangat senang karena bisa bertemu denganmu lagi setelah cukup lama kita tak bertemu." Ujar Leo ia sedikit merasa canggung, jantungnya berdetak dengan sangat cepat sekarang, ia yakin ia tak sakit jantung.

Dalfa terkekeh ringan, menurutnya Leo sangat berlebihan, padahal sudah berteman cukup lama jadi kalau pun mereka tak bertemu itu akan terasa biasa saja.

"Dal, aku ingin mengatakan sesuatu. Tolong dengarkan semua nya baik-baik ya," ujar Leo setelah mengumpulkan keberanian cukup lama untuk mengatakan semua yang sekarang ia rasakan, membuat Dalfa menganguk setuju, ia sedikit penasaran jarang-jarang Leo mengajaknya bertemu.

"Aku tahu kita memang sudah lama berteman bahkan kita sudah berteman sejak kita masih kecil sampai sekarang bukan? Tapi aku ingin ada hubungan lebih diantara kita berdua karena sekarang aku mencintai kamu. Aku tahu seharus nya cinta ini tak seharus nya ada didalam pertemanan kita tapi aku merasa perasaan ini semakin membesar setiap saatnya maka dari itu aku memutuskan untuk mengatakan semuanya sekarang," ujar Leo ia menatap kedua mata indah milik Dalfa dengan tatapan lembut miliknya membuat gadis itu terdiam, sungguh Dalfa tak pernah berpikir sampai sana, ia benar-benar murni menganggap Leo sebagai temannya.

"Aku mencintai kamu Dal, aku sangat mencintai kamu melebihi apapun di dalam hidupku," sambung Leo saat merasa tak ada jawaban apapun yang Dalfa berikan membuat ia merasa takut sekarang, bahkan sangat takut. Jawaban yang akan gadis itu katakan tak akan sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Dalfa mengehembuskan napasnya, ia tak mungkin menjalin kasih dengan pria yang tak ia cintai. Leo bukan sosok pria bajingan yang harus dihindari namun ia benar-benat tak bisa menerima perasaan Leo untuknya.

Leo terkenal seperti bunga Asltroemeria ysng bermakna kesetiaan, ia pria yang setia itu sudah menjadi buah bibir dimasa sekolah.

"Aku tak bisa Le, maafkan aku." Dalfa tersenyum tipis, ia tak mau memberikan harapan palsu pada orang lain.

Leo tersenyum getir, setelah sekian lama ia memendam perasaannya kini yang ia dapat hanya penolakan, bahkan seikat bunga yang ia berikan sama sekali tak Dalfa terima.

"Tolong maafkan aku,  lebih baik kita hanya berteman. Aku harus pergi sampai jumpa." Dalfa melangkah pergi, meninggalkan Leo yang masih diam.

Leo merasa sesak di dadanya, ia sudah berusaha menjadi sosok pria idaman yang Dalfa inginkan bahkan ia yakin bahwa ia pria yang setia, ternyata hanya menjadi seperti bunga Asltroemeria saja tak cukup, ia harus menjadi pria tampan dan juga kaya, ia melupakan point pria idaman Dalfa salah satunya adalah kaya.

__________

gimana ch kali ini? Kalian siap di obrak-abrik lagi?

Regret ( LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang