part 13 (day 13)

1.5K 139 29
                                    

Chris menatap Leo yang sekarang tengah berada disamping dirinya, setelah pertemuan tadi Leo langsung meminta untuk diantar pulang membuat Chris mau tidak mau harus mengantar kekasihnya itu pulang walaupun masih ada rasa ingin bersama-sama untuk waktu yang lama sebentar lagi, namun si manis menolak dengan alasan dia banyak urusan dirumahnya.

"Nanti untuk uang bayar sewa akan aku transfer langsung setelah sampai dirumah," ujar Chris, tentu saja bayar sewa rumah Leo akan menjadi tanggung jawabnya mulai sekarang.

Leo menatap Chris dengan senyuman manis miliknya, siapa yang akan menolak jika diberi uang yang sangat banyak? Hanya orang yang tak waras yang menolak uang begitu saja.

"Kau tak perlu merasa sungkan atau tidak enak dengan pemberianku karena semua kebutuhan mu sekarang itu tanggung jawabku, jadi tidak ada alasan apapun untuk menolak apa yang aku berikan untukmu," sambung Chris karena tak ada jawaban apapun dari Leo selain hanya senyuman dan anggukan.

"Sangat sulit ternyata membuat kamu mengerti, astaga. Apapun yang akan kau lakukan aku akan menerimanya dengan baik agar kau tak terus-menerus membuatku merasa tidak enak hati seperti ini," ujar Leo dengan senyuman walaupun di dalam hatinya ada rasa tak suka saat menatap pria bajingan yang sudah membuat dirinya hancur seperti sekarang, ia akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Chris tersenyum tipis mendengar perkataan dari Leo yang sudah ia nantikan sejak lama, ternyata si manis memang sangat berpengaruh di dalam hidupnya sampai saat melihat senyum itu saja sudah membuat Chris merasa sangat senang melebihi apapun.

"Terima kasih, atas tumpangannya," ucap Leo, ia mengecup pipi kiri Chris sekilas. Membuat Chris terdiam dengan perbuatannya, tak Chris sangka Leo akan secepat ini memaafkannya.

"Segeralah pulang, hati-hati dijalan," ujar Leo.

"Iya, kau juga harus segera istirahat." Chris mengusap kepala Leo, membuat sang empu mengangguk patuh. Setelah itu Chris masuk ke dalam mobil, ia tersenyum membalas lambaian tangan Leo.

***

Chris melipat origami berwarna merah, sudah jadi kebiasaannya, menulis apa yang ia rasakan diorigami lalu melipatnya dan memasukannya pada toples. Kekanak-kanakan namun ia pikir ini hal yang menyenangkan, daripada memendam segala sesuatu dalam hati dan menjadi beban ia memilih melakukan hal itu. Sudah dua origami merah yang ia lipat hari ini, terlalu banyak rasa bahagia yang ia rasakan untuk saat ini.

"Tuan, Nyonya menunggu Anda diruang keluarga," ucap Wasy yang baru saja datang, Chris mengangguki ucapan Wasy.

Chris menyimpan toples itu ke dalam laci dekat ranjang, ia segera melangkah pergi menemui mamanya. Saat sampai diruang keluarga, ia mendapati Luna tengah duduk dengan majalah ditangannya.

"Ada apa kau memanggilku ma?" tanya Chris.

Luna menyimpan majalahnya diatas meja, ia menggulir matanya menatap si bungsu.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," ucap Luna, ia menghembuskan napas sebelumnya.

Chris mengerutkan keningnya, kali ini masalah apalagi yang mengganggu Luna, padahal ia rasa masalah tentang Leo sudah ia beri penegasan.

"Sepupumu akan datang malam ini, mungkin ia akan tinggal di sini," ucap Luna.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Chris.

Luna menarik tangan Chris untuk ia genggam, senyuman lembut yang meneduhkan ia berikan pada Chris.

"Dia pria manis, dan juga berpendidikan. Jadi mama mohon, agar kamu bisa menemaninya untuk mengenalkan tempat-tempat bagus untuknya,"

Regret ( LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang