(•) Harap memutar lagu In The Stars by Benson Boone saat membaca chapter ini.
Atas perhatiannya, terima kasih & selamat membaca 💐💟
Lima tahun kemudian.
Itoshi Rin setelah kesembuhannya lima tahun lalu, ia kembali menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa menggunakan kursi roda. Sekarang, kursi roda sudah seperti menjadi bagian dari hidupnya.
Tentu bersama Isagi Yoichi sebagai pendorong kursi rodanya atau Michael Kaiser yang akan dengan suka rela menggantikan Isagi bila lelaki surai hitam itu sedang sibuk.
Sudah lima tahun semenjak kepergian Itoshi Sae dan Itoshi Rin masih belajar bagaimana cara mengikhlaskan. Dari luar mungkin dia akan terlihat seperti baik-baik saja tapi ketika sedang sendirian, Rin akan meluapkan seluruh emosi yang terpendam.
Marah, sedih, kecewa, hancur, semua menjadi satu selama lima tahun terakhir ini.
Selama lima tahun ini pula Rin belum pernah melihat makam Sae, kakaknya.
Sering kali Isagi atau Kaiser mengajak Rin untuk mengunjungi kakaknya namun Rin selalu menolak.
Dia masih belum siap.
Maka hari ini dengan hati yang matang dan penuh persiapan, Rin pun menelpon Isagi untuk mengantarkannya ke tempat makam sang kakak.
Isagi jelas terkejut dari seberang sana karena ini menjadi hari pertama Rin mau mengunjungi Sae setelah lima tahun lamanya.
Tanpa babibu, Isagi pun segera mengabari Kaiser.
.
.
Disini lah mereka bertiga berada, di bawah langit cerah berbalut awan putih dengan angin sejuk khas pagi hari. Di depan mereka terdapat sebuah makam bertuliskan nama "Itoshi Sae" di atas batu nisannya.
Kaiser berjongkok di samping makam Sae, dia mengelus pelan batu nisan itu.
"Pagi, Saeyang. Udah lama gak ngajak lo ngobrol, sorry ya bro, gue bukannya sombong tapi skripsi gue beneran butuh belaian."
Ucapan ngacoh Kaiser mendapat teguran dari Isagi. Lelaki surai hitam itu sempat menjitak kepala Kaiser sebelum kembali berdiri di belakang kursi roda Rin.
"Bahasa lo kak,"
Kaiser hanya menyengir menanggapi teguran Isagi.
Berdasarkan sudut pandang Itoshi Rin.
Ini pertama kali aku datang ke makam kakak. Makamnya tampak bersih dan terawat, sepertinya selama lima tahun ini kak Kaiser dan Isagi selalu membersihkan makam kakak atau penjaga makam lah yang membersihkan.
Ketakutan yang sejak tadi memuncak di hatiku kini perlahan lenyap tergantikan oleh perasaan damai saat melihat makam kakak yang tampak sangat bersih, sepertinya kakak beristirahat dengan tenang.
Aku jadi bahagia memikirkan itu.
Selama lima tahun ini pula aku selalu belajar bermain gitar dan terus melatih suaraku.
Beruntung kak Kaiser ternyata juga pandai bermain gitar jadi aku sesekali berguru dengannya.
Setiap aku punya waktu, aku akan meluangkan waktuku untuk bermain gitar dan melatih suara.
Bahkan aku pernah melewatkan makam malam hanya untuk berlatih bermain gitar.
Jika kalian bertanya mengapa aku sebegitu keras dalam berlatih bermain gitar, maka jawabannya aku ingin menepati ucapanku kepada kak Sae lima tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUNA DAKSA [ Itoshi Brothers ] ✔️
Fiksi Penggemar(•) karakter milik Muneyuki Kaneshiro dan Yusuke Nomura, saya hanya meminjam. Cerita ini pure dari imajinasi dan pemikiran saya selaku author, apabila ada kesamaan dengan cerita lain itu murni ketidaksengajaan.