"Belajar hal baru bukanlah suatu hal yang menyulitkan melainkan sangat menyenangkan"
°•°•°•°•°
Langit malam begitu indah, hingga seorang Anna terdorong untuk melukis langit yang sangat indah dengan berbagai gemintang dan rembulan.
"Bulan nya cantik ya, bunda?" Monolog Anna.
"Cahaya bintangnya bersinar banget kayak bunda" Ujarnya lalu tersenyum.
Tanpa undangan ataupun panggilan, Melly datang ke dalam kamar Anna dengan tiba tiba tanpa sopan santun.
"Ngetuk tiga kali gak akan bikin kuku cantik lo rapuh" Ujar Anna saat Melly berdiri di sampingnya. "Tau attitude kan?" Tanya Anna yang masih lihai melukis langit malam di atas kanvas putih.
"Ohh.. Udah berani ya lo sama gue?" Tanya Melly.
Anna hanya diam meskipun ia tau apa akhirnya, tapi ia sudah tak tahan dengan Melly yang selalu saja menjahatinya.
Melly merebut semua cat lukis Anna lalu menggoreskan semuanya pada baju putih miliknya dan berlari keluar sambil berteriak.
"MAMAHHHH!"
"Tuh orang udah jelek, banyak drama pula" Gumam Anna yang tak peduli meskipun akhirnya pasti akan sama saja. Adrian akan menghukumnya dan Giselle yang mengompori.
Waktu berjalan tak lama hingga Adrian datang dengan langkah besar di ikuti oleh Melly, Giselle dan beberapa asisten.
"Anna!" Teriak Adrian namun Anna masih fokus melukis.
"Kamu kan punya kanvas! Kenapa ngecat baju Melly, hah?!" Bentak Adrian.
"Anna gak ngecat baju kak Melly kok pah, kak Melly yang ngecat sendiri" Jelas Anna. "Dia kan gak modal" Gumamnya yang hanya bisa di dengar olehnya.
"Bohong pah! Tadi Melly mau main sama Anna, tapi Anna malah ngelempar cat ke baju Melly" Jelas Melly penuh dengan drama.
"Kamu denger kan kata Melly?! Melly gak mungkin bohong! Sekarang minta maaf sama kakak kamu!" Titah Adrian.
Anna hanya diam sejenak lalu berdiri, dan menatap Melly yang lebih tinggi darinya.
"Maaf, kak" Ucap Anna lalu menatap Adrian dan meminta maaf padanya.
"Mulai sekarang, papah sita alat lukis kamu!" Tegas Adrian lalu para asistennya membawa seluruh alat lukis dan hasil lukis Anna, dan salah satunya lukisan bergambar sang ibunda.
"Loh pah?!" Heran Anna tak percaya.
"Anna kan udah minta maaf! Kenapa alat lukis Anna di sita sih pah?!" Tanya Anna tak terima.
"Kalo kamu masih ngelukis, kamu bakal ngulangin kesalahan kamu!" Jelas Adrian.
"Pah! Anna janji gak akan ulangin kesalahan Anna!" Janji Anna dengan sungguh sungguh dan panik ketika seluruh alat lukis nya hampir habis.
"Bohong! Papah gak percaya sama kamu!" Bentak Adrian.
Anna sedikit tersentak lalu beralih pada salah satu asisten yang membawa lukisan bergambar ibunya dan merebutnya dengan paksa.
"Siniin! Ini punya Anna!" Teriak Anna.
"ANNATASYA!" Teriak Adrian menggelegar.
"Apa pah?!" Tanya Anna nyalang. "Papah boleh ngambil semua alat dan hasil lukisan aku! Tapi jangan yang ini!" Tegas Anna.
"Gak! Kamu harus patuhi apa kata papah! Mau jadi apa kamu?!" Tanya Adrian yang membuat Anna menatapnya tak percaya.
"Sekarang semuanya tidur, kecuali Anna! Kamu harus belajar! Akhir akhir ini nilai kamu anjlok!" Tegas Adrian lalu keluar dari kamar Anna di ikuti oleh Melly dan Giselle.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐎𝐏𝐄 [𝙷𝚘𝚕𝚍 𝙾𝚗 𝙿𝚊𝚒𝚗 𝙴𝚗𝚍] | ᴇɴʜʏᴘᴇɴ
Humor#CERITA NYA DI BOOK BARU Hanya cerita seorang gadis yang terlahir normal namun harus mengalami penyakit yang dapat merenggut nyawanya. Anna si gadis ceria ini hanya berharap bisa mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah dengan tulus, namun semuan...