19. [Talk]

4 3 0
                                    

"Mereka tau kau benar dan kau salah, jika mereka mengerti dirimu"

°•°•°•°•°

Tanpa aba aba, si lelaki gondrong hampir mengambil ciuman pertama Anna namun seseorang lebih dulu menghajarnya hingga tersungkur.

"Jauhi tangan kotor kalian!"

Anna membulatkan matanya. "Panglima Mahesa~" Ucapnya dramatis.

"Jijik banget jir" Ujar lelaki yang menahan Anna.

"Apa manfaat kalian mengganggu anak kecil ini, hah?!" Tanya Mahesa menggelegar.

Anna membulatkan matanya. "GUE BUKAN ANAK KECIL BANGSAT!" Kesal Anna.

Satu detik berlalu, dan perlawanan pun terjadi di pihak antagonis, hingga dua orang yang menahan Anna pun ikut melawan Mahesa ketika Mahesa berhasil mengalahkan dua rekannya.

"Wahh!! Bolehh! Keren gini eung!" Ujar Anna heboh.

Mahesa menatap Anna heran lalu kembali melawan dua orang lelaki di depannya.

Anna bertepuk tangan dengan brutal, dan terus menyemangati sang rekan yaitu Mahesa. Aksi Anna membuat Mahesa salah fokus, hingga salah satu lelaki di sana berhasil memukul wajah Mahesa.

"Wah sialan lo! Kenapa malah salpok sih?!" Kesal Anna lalu mengambil alih aksi Mahesa, dan dirinya pun memulai melawan dua lelaki di depannya dengan jurus taekwondo yang sudah kembali beberapa menit lalu.

Mahesa mundur beberapa langkah dan mengusap ujung bibirnya yang berdarah. Ia melihat sekitar, dan untung saja tidak ada yang melihat perkelahian mereka.

"Wah! Kekuatanku semakin lama semakin lemah! Apakah aku harus mengeluarkan jurus Tinja?!" Ujar Anna dramatis..

Mahesa dan dua lelaki yang sedang Anna lawan mengerutkan kening mereka saat Anna berkata 'tinja'.

Anna pun mengeluarkan spidol hitam di dalam saku seragamnya dan membukanya dengan wajah dramatis.

"Tinta Janda!" Teriak Anna begitu menggelgar.

"Tinta janda?!" Gumam Mahesa tak percaya. "Jadi tinja.."

Anna menunjukan ujung spidol nya pada dua orang lelaki di depannya dan menakut nakuti mereka.

"Kalo berani, maju kalian berdua! Gue punya tinta janda nih! Permanen tau!" Ujar Anna.

Mereka pun terdiam karena tak ingin wajah mereka menjadi korban dari tinja milik Anna yang di kenal sangat mematikan.

"Wah! Licik lo! Mainnya pake spidol!" Ujar salah satu dari dua lelaki yang sedang melawan Anna yang merubah cara berdirinya.

"Licik gimana?! Kalian yang licik! Apa apaan dua lawan satu. Mana sama cewek lagi!" Kesal Anna. "Berani kok sama cewek" Cibir Anna.

"Balik aja yuk bro, cemen banget mukulin cewek" Bisik salah satu lelaki itu pada temannya.

"Oke!"

"Perang kali ini, selesai. Gue ada tugas!" Ujar salah satu lelaki di sana lalu pergi begitu saja sambil membawa dua orang temannya yang terkapar pingsan.

Anna terdiam. Lalu menatap Mahesa yang menatap nya tajam. Bahkan bola mata Anna rasanya terbelah dua sangking tajamnya tatapan Mahesa.

"Kalian itu siswa siswi teladan, kenapa malah buat keributan?!" Teriak Pak Dani.

Semuanya berakhir dengan marahnya pak Dani, membuat Anna sangat merasa bersalah pada Mahesa.

𝐇𝐎𝐏𝐄 [𝙷𝚘𝚕𝚍 𝙾𝚗 𝙿𝚊𝚒𝚗 𝙴𝚗𝚍] | ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang