"Tidak ada yang tidak mungkin, jika ada buatlah menjadi mungkin"
-CYJ°•°•°•°•°
Hubungan Anna dan para kakaknya, kini membaik. Bahkan, Anna seringkali di ajak bermain ke tempat tempat yang Anna mau, dan beberapa kali selalu bercerita bersama di atas kasur milik Anna, tetapi dengan perasaan yang berbeda.
"Emang, kalo lo punya kesempatan, lo mau ke negara mana?" Tanya William pada Anna yang asyik menceritakan tentang negara negara dengan kehidupan yang unik.
"Gue.. Umm.. Gue pengen ke Brazil sih, tapi gue juga pengen ke Korea, pengen liat Enhypen, mwehehe.." Jelas Anna sambil membayangkan sesuatu yang indah di dalam kepalanya.
"Emang ada apa sih di Enhypen? Palingan cuma bisa nyanyi sama nge dance aja" Sindir Kiki.
"Apa sih?! Lo gak tau jadi diem!" Balas Anna.
"Oh iya, ngomong ngomong, lo mah sesuatu gak dari kita?" Tanya Benjamin.
"Tiba tiba?" Heran Anna.
"Iya, dalam rangka, karena lo besok ikutan lomba. Jadi, siapa tau hadiah dari kita bisa buat lo lebih semangat" Jelas Benjamin.
"Umm.. Ini bukan kemauan gue sebelum lomba sih, ini kemauan gue buat kedepannya" Pikir Anna.
"Apa?" Tanya William.
"Gue pengenn... Banget. Gue bener bener pengen liat kalian nikah bareng cewek yang sempurna buat kalian. Hehe.." Jelas Anna yang di berikan kekehan di akhir olehnya.
Semuanya membulatkan matanya.
"Apa sih?! Gue gak akan nikah, cewek jaman sekarang jamet semua, termasuk lo!" Jelas Benjamin.
"Dih! Gue kagak jamet ya! Bang iki tuh yang jamet!" Kesal Anna. "Lagi pula lo gak ngaca ya bang!"
Perdebatan pun di mulai. Padahal keinginan Anna ini sangat mudah di lakukan, kenapa seluruh kakaknya malah seperti ini.
"Oke oke! Gue punya permintaan lain" Ujar Anna sembari menghindar dari pukulan bantal Kiki.
Semuanya menatap Anna penuh penasaran hingga Anna berkata hal yang membuat mereka sedikit terkejut.
"Gue pengen pulang" Jelas Anna dengan mata nya yang perlahan berkaca kaca.
"Maksud?" Tanya Jake bingung.
"Rasanya... Gue tersesat di hutan deh bang. Gue gak tau tujuan gue harus kemana, gue pengen pulang ke rumah" Jelas Anna.
Mereka semua terdiam. Apakah Anna masih merasa kurang nyaman di rumahnya sendiri? Apakah karena mereka sempat renggang, atau karena Giselle dan Melly?
"Na.. Ini rumah lo, lo mau kemana lagi?" Tanya Jay.
Suasana disini menjadi begitu sunyi. Hingga Akainu mencairkan suasananya dengan perkataan yang sungguh dapat membuat Anna tertawa dengan air matanya yang terjatuh.
"Gini nih, kalo lo kurang asupan En-O'clock. Nobar aja yok!" Ajak Akainu.
Mereka pun menyiapkan tempat yang nyaman untuk menonton bersama di kamar Anna. Melly melihat mereka di balik pintu kamar Anna yang terbuka dengan perasaan kesal.
"Awas aja lo! Gue jamin, besok lo pulang sekolah gak akan ke sini!" Kesal Melly.
"Hahah anjirr! Nyungsruk!" Tawa Anna lepas.
Anna berkata kasar, tapi mereka berpura pura untuk tak menyadarinya, meskipun tangan Gara sudah gatal ingin menggeplaknya.
°•°•°•°•°
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐎𝐏𝐄 [𝙷𝚘𝚕𝚍 𝙾𝚗 𝙿𝚊𝚒𝚗 𝙴𝚗𝚍] | ᴇɴʜʏᴘᴇɴ
Humor#CERITA NYA DI BOOK BARU Hanya cerita seorang gadis yang terlahir normal namun harus mengalami penyakit yang dapat merenggut nyawanya. Anna si gadis ceria ini hanya berharap bisa mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah dengan tulus, namun semuan...