Sihir Yang Lurus

198 11 7
                                    

Naruto - Masashi Kishimoto
Tenten Kakumei - Piero Karasu
.
.
.
Pairing
[Naruto Uzumaki x Anisphia Wynn Palettia]
.
.

Pada halaman akademi sihir ini, tepatnya siang hari, dua orang terlihat melangkah bersama. Satu lelaki dan satunya perempuan. Dari penampilan, usia mereka dapat dipastikan sama, yaitu enam belas tahun.

"Grr, awas saja pelatih sihir itu, beraninya dia menghina alat pengumpul energi Mana yang aku buat susah payah selama ini!"

"Kurasa alasan mengapa dia marah bukan karena itu, tapi karena kau telat ke kelasnya... lagi."

Gadis itu melipat lengan dengan ekspresi masih kesal.

"Habisnya, kelas pak tua itu membosankan, kebanyakan teori tapi sedikit praktik, huff."

Lelaki itu tersenyum.

"Untuk praktik sihir, kita sudah punya jadwal tersendiri, jadi mustahil kalau itu disatukan dengan teori."

"Itu mungkin benar, tapi tetap saja... bentar, kau seharusnya mendukung sisiku, Naruto!"

Naruto sweatdrop.

"Dan kau pikir aku gak sedang melakukannya, Anis?"

Anis menyengir.

"Oh, benarkah? Bagus kalau begitu."

Mereka adalah Naruto Uzumaki dan Anisphia von Palettia. Teman masa kecil merangkap tunangan.

Karena kedua orang tua mereka bersahabat, maka semenjak masih dalam kandungan, Naruto dan Anis telah ditunangkan waktu itu juga.

Walau demikian, sebenarnya Naruto dan Anis mempunyai kehidupan lain sebelum di dunia ini, dan mereka juga merupakan sepasang kekasih di kehidupan pertama mereka.

Naruto mengerutkan alis.

"Omong-omong, apa kelas terakhir kita?"

Anis berkedip.

"Oh, kelas berpedang, kenapa memangnya?"

"Enggak, cuma seingatku, aku sempat menuangkan obat tidur di minuman guru kita yang satu itu."

"..."

Anis tertawa.

"Y-Ya ampun, kenapa kau gak ajak aku?!"

"M-Maaf, habisnya aku gak ada waktu buat ngasih tahu kamu, j-jadi ah sial!"

Naruto ikut tertawa karena tidak tahan.

Tidak lama kemudian, keduanya berhenti tertawa, beralih ke mengamati sekitar dan lega tak ada siapa-siapa selain mereka di sini.
Naruto dan Anis kemudian duduk di kursi.

"Hey, Anis," panggil Naruto.

"Ya, Naruto?" respon Anis.

"Kalau boleh jujur, saat melihatmu lagi aku sempat berpikir kau sudah jadi cewek belok sebetulnya."

Anis seketika menatap horror Naruto.

"Oi, oi, lampu merah! Lampu merah! Pemikiran sesat dari mana itu?!"

Naruto tertawa kecil.

"Aku bersyukur itu gak pernah terjadi."

"Ya pasti lah! Apalagi..."

"Apalagi?"

Anis menengok ke arah lain sambil memainkan helai rambutnya. Gadis itu tampak malu saat ini.

"...ngapain juga aku pindah ke lain hati, saat ada kamu di dunia ini."

Naruto mengulas senyum tipis.

"Terima kasih, aku mengapresiasi itu."

Just a Oneshot IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang