Hanya Berdua

191 11 10
                                    

Naruto - Masashi Kishimoto
Seirei Tsukai no Blade Dance - Yu Shimizu
.
.
.
Pairing
[Naruto Uzumaki x Restia]
.
.

Pagi hari ini.

Di taman kota, seorang gadis berambut violet terlihat berdiri sendirian, iris matanya serupa dengan warna rambutnya. Dia mengenakan gaun berwarna ungu yang memperindah kecantikannya.

Gadis itu menunggu kehadiran seseorang, sama sekali mengabaikan pandangan penasaran dari beberapa orang yang melewatinya.

Kemudian, tidak perlu waktu lama, seorang lelaki berambut kuning datang menghampirinya. Dia memakai baju lengan pendek dibalut jaket dan celana panjang.

"Restia, maaf karena telah membuatmu menunggu lama."

Restia tersenyum.

"Ini bukan masalah, yang lebih penting aku senang bisa menghabiskan waktu denganmu lagi, Naruto."

Naruto salah tingkah, tidak sadar menggaruk pipinya sendiri.

Mereka adalah Naruto Uzumaki dan Restia. Sepasang kekasih sekaligus tunangan.

Kenyataannya, mereka hanya teman sekelas normal, tak ada hal spesial di antara mereka pada awalnya.

Namun, semua ini berubah karena suatu kejadian, lebih tepatnya itu terjadi satu tahun yang lalu.

Usut punya usut, Restia mempunyai latar belakang keluarga kaya, maka dari itu pesaing bisnis mereka mengambil langkah licik dengan menculiknya.

Peristiwa waktu itu terjadi pada malam hari, tepatnya setelah Restia selesai kerja kelompok di rumah temannya, dan sedang dalam perjalanan pulang.

Akan tetapi, sebelum mereka berhasil membawa kabur Restia, aksi mereka berhasil digagalkan oleh salah satu teman kelompok gadis itu. Orang ini tidak lain dan tak bukan adalah Naruto.

Dari kejadian tersebut, timbul rasa suka di hati Restia, karena menurutnya dia terlihat heroik sekali kala itu.

Begitu pula dengan Naruto yang memang dari awal menyukai gadis itu, tapi merasa canggung karena berpikir Restia tidak tertarik dengan lelaki sederhana sepertinya.

Naruto perlahan bicara.

"Y-Ya,*ehem*, kalau begitu ayo kita pergi sekarang," kata Naruto.

Restia mengangguk.

Keduanya langsung berjalan sesuai tujuan. Sambil bergerak, Naruto dan Restia melihat beberapa hal menarik, seperti restoran dengan tema angkasa contohnya.

"Naruto," panggil Restia.

"Ya, Restia?" respon Naruto.

"Kau sudah mengerjakan tugas biologi dari Kakashi-sensei?"

"Oh, aku belum. Kau?"

"Kebetulan aku belum juga. Mau ngerjain bareng di rumahku?"

Meskipun begitu, sebenarnya Restia bisa saja mengerjakan PR sendiri, tapi bukankah lebih baik jika itu dilakukan bersama tunangannya?

Naruto berkedip sebelum mengangguk.

"Boleh. Kenapa enggak?"

"Hmm, bagus, perihal jadwal nanti kuberitahu di chat."

"Wokeh."

Gadis itu merasa puas. Terutama pada dirinya sendiri.

Sudah lama berjalan, keduanya melihat tempat wisata hiburan ini telah buka, lalu melirik satu sama lain.

"Kau siap?"

"Kapan saja."

Mereka tersenyum lebar sebelum membeli tiket masuk.

Memasuki area ini, Naruto dan Restia mengamati banyak wahana permainan menarik, selagi diri mereka berjalan di antara banyak orang.

Kemudian, Restia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Hmm, bagaimana kalau kita coba itu?" ajak Restia.

Naruto mengikuti arah pandangan gadis itu.

Di depan sana, dia melihat wahana tipe shooting game, yaitu jenis permainan yang mengandalkan ketepatan momentum.

Dengan menembak papan target, maka pelanggan bisa dapat hadiah tertentu, terdengar sederhana tapi cukup menyulitkan saat dilakukan.

Naruto tertarik, terbukti dengan senyuman perlahan nampak di wajahnya.

"Aku pasti akan dapat hadiah yang bagus untukmu. Pasti itu."

Restia berseri.

"Fufu, kalau itu Naruto, aku yakin kau pasti bisa melakukannya."

Naruto menyengir.

Setelah membayar, Naruto mengarahkan arah senapan mainan ke papan target yang bergerak, sementara Restia mengamati dari sisi lain. Pemilik dari wahana ini terkekeh.

"Semoga beruntung, Nak," ujarnya.

Naruto terkekeh.

Bebeapa lama kemudian, Naruto dan Restia berjalan menjauh dari area tersebut, tidak lupa sambil membawa boneka tangan model beruang.

Restia memegang erat boneka itu. Ekspresi bahagia nampak di wajahnya.

"Hihi, makasih banyak, Naruto."

Dia ikut merasa senang.

"Sama-sama."

Teringat sesuatu, Restia mencium pelan pipi lelaki itu, lalu tersenyum kepadanya.

"Cuma hadiah kecil dariku. Aku harap kau suka."

Naruto salah tingkah.

"Y-Yah, tentu saja aku suka, dattebayo."

"Mmn, suka aku, bukan?"

Naruto memerah wajahnya.

Restia tertawa kecil saat melihat itu.

Mereka menikmati kencan ini selama seharian penuh.

Hanya berdua.

.
.
.

Dalam ruang tamu luas ini, seorang anak tampak memainkan game di tablet, kebetulan kedua orang tua-nya juga duduk tepat di dekatnya. Mereka memperhatikan aktivitas putra mereka dengan ekspresi terhibur.

You Win!

Sang anak kecewa.

"Yah, juara dua lagi."

Pria ini tertawa kecil.

"Sisi baiknya, ini gak seburuk ronde sebelumnya."

"Papa sih gampang bilang gitu, game ini susah tau."

Anak itu berkedip.

"Ah, aku baru ingat, boleh gak teman-temanku main ke sini besok?"

Wanita muda itu tersenyum.

"Boleh. Kenapa enggak?"

"Yeay! Bisa sekalian pamer deh kalau rumahku ini punya lift ke mereka."

Naruto tertawa canggung sementara Restia tersenyum lebar.

END

Tadinya mau dibuat isekai, tapi eh, mungkin lebih baik begini, wkwk :D

Yah, intinya moga kalian suka, hehe :)

Just a Oneshot IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang