Aliran Kuno

170 10 2
                                    

Naruto - Masashi Kishimoto
Re Zero - Tappei Nagatsuki
.
.
.
Pairing
[Naruto Uzumaki x Satella]
.
.

Malam hari ini.

Sekelompok bandit terlihat mengelilingi satu keluarga yang tampak ketakutan. Dilihat dari pakaian mereka, keluarga ini sepertinya berasal dari kalangan atas, dan sudah pasti terpandang.

"B-Bukankah sudah kami berikan setiap harta yang kami punya? Mau apa lagi kalian?!" seru sang ayah.

Para bandit tertawa.

"Yeah, itu memang benar, tapi ada baiknya kau tinggalkan istri dan putrimu bersama kami," tawar bandit kedua.

"Jangan khawatir, kami akan... menjaga mereka lebih baik dari yang kau lakukan selama ini, kami janji," tambah bandit pertama.

Pria itu menggeram.

"Takkan kubiar-"

Dengan cepat, bandit ketiga memukul pelan kepala pria tersebut, hal itu membuatnya tersungkur ke tanah. Meski begitu, dia masih bisa melihat beberapa bandit menahan istri dan anaknya, hal itu membuatnya marah.

Akan tetapi, perasaan depresi mulai menyertai pria itu, karena sudah jelas dirinya tidak mempunyai kemampuan spesial apapun untuk membela keluarganya.

Kenapa? Kenapa ini harus terjadi pada mereka?

Jika karma memang ada, mengapa itu harus mengincar keluarganya juga? Mengapa bukan dirinya saja?

'Kalau... kalau keajaiban itu benar-benar ada, kumohon...'

Pria itu melihat isak tangis putri dan istrinya. Hatinya terasa perih saat melihat keduanya seperti itu.

'...kumohon terjadi lah. Jika bukan untukku, setidaknya untuk putri dan istriku.'

Pemimpin kelompok bandit ini terkekeh. Dia tampak terhibur dengan situasi yang terjadi.

"Baiklah, kurasa sudah saatnya kita-"

Suara aneh terdengar oleh mereka. Bising dan cukup mengganggu pendengaran.

Kemudian, dari kejauhan, para bandit melihat sosok bercahaya berjalan pelan ke arah mereka. Karena suasana yang gelap, kelompok kriminal ini tidak mampu melihat wajah orang ini, dan mereka menyadari kalau sumber cahaya tersebut berasal dari sekitar pinggangnya.

Itu menyerupai semacam sabuk multi-tombol. Motif kuno dan mistis.

Salah satu bandit terkekeh.

"Dasar orang aneh, apa kau sadar sedang berhadapan dengan siapa?" tanya bandit ini dengan nada arogan.

"..."

Mungkin karena kesal, bandit kedua menggeram sebelum berlari ke arah orang ini, pisau dikeluarkan dari saku.

"Mati kau!"

Melihat adanya serangan, orang ini menghindar lalu menendang pelan wajah bandit kedua, mengirimnya jauh sampai menabrak salah satu pohon dengan keras.

Sisa bandit yang tersisa menggeram dan langsung menyerang dia. Belati, pisau, dan pedang terdapat di tangan mereka.

Namun, meski begitu, orang ini dengan mudah menangkis serangan para bandit ini.

Tidak hanya itu, satu demi satu senjata mereka hancur ketika bersentuhan dengan tinjunya, hal ini terjadi begitu cepat sampai mereka dibuat tercengang karenanya.

Merasa takut, para bandit ini langsung kabur, meninggalkan harta apapun yang sebelumnya ingin mereka curi.

Di sisi lain, keluarga bangsawan yang melihat aksi orang ini menjadi terpukau sekaligus bahagia, karena dengan begini mereka tidak perlu mengalami kejadian buruk di tangan para bandit itu.

Just a Oneshot IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang