"Bakal aman kan, Ken?" Sehan melangkah ragu-ragu mengekori Ken yang terburu-buru mendekati meja seseorang.
"Aman. Percaya ama gue."
"Hai, Ken!" Sapa seorang cewek yang melambaikan tangan seolah memberi tahu tempatnya duduk. "Di sini!"
"Sarah!" Ken tersenyum manis dan berlari mendekat, ia sudah melupakan Sehan yang berjalan tepat di belakangnya. "Lo udah lama?"
"Baru sampe juga, kok. Jadi amanlah."
"Seriusan?"
"Serius. Oh iya, ini siapa Ken?" Tanya Sarah kala melihat Sehan yang baru tiba.
"Oh kenalin ini Sehan, temen seprodi gue." Ken menatap Sehan dan Sarah bergantian. "Nah, Han ini Sarah, Ketua ekskul debat kampus kita."
"Halo, Sehan. Gue Sarah." Sarah menjulurkan tangannya lebih dulu.
"Sehan." Sehan menerima uluran tangan Sarah dengan canggung dan segera melepaskannya.
Sarah tersenyum sembari mengamati Sehan dengan teliti. "Gue denger dari Ken, lo mau gabung ekskul debat ya?"
Sehan melotot sempurna dan segera menatap Ken yang tersenyum bangga. Tak selang lama setelah kesadarannya kembali, Sehan memasang senyum formalitasnya, "eh gak gitu, gue..."
"Bukannya lu mau gabung, Han?" Kata Ken diakhiri tawa formalitas.
"Jangan ngarang, lu."
"Gabung aja gakpapa tau. Anggota kita gak sebanyak itu, jadi kalo ada yang mau gabung kita welcome banget." Timpal Sarah dengan ramah.
"Um sorry Sarah, gue gak terlalu tau soal ekskul debat. Gue gak ada pengalaman apapun juga. Jadi gimana ya... boleh gak kita liat dulu kayak gimana sih ekskul debat ini?" Sahut Sehan canggung.
Sarah tersenyum. "Gakpapa kok, kebetulan minggu depan anggota kita ada yang masuk final lomba yang diadain Kementrian Hukum. Kalo kalian mau dateng, dateng aja."
"Loh katanya mau mengundurkan diri, Rah? Gak jadi?"
Sarah menggeleng. "Je udah bisa join si infonya. Dia gak jadi ambil cuti, jadi kita tetep lanjut sesuai agenda."
Deg. Sehan jadi salah tingkah. Padahal baru mendengar namanya saja yang disebut. Ia jadi tidak sabar melihat bagaimana sosok Je saat berdebat.
"Oh gitu." Ken menyenggol Sehan jail.
"Iya. Nanti lo bakal tau seseru apa debat itu. Perwakilan kita yang ini gak ada lawan sih. Paket combo banget gitu."
"Eh iyakah?" Ken bersemangat. "Gue ngeri banget jadi satu-satunya orang yang ngang ngong doang diantara kalian."
"Gak gitu juga kali Ken. Lo mah merendah banget, buat meroket ya?"
"Tau aja lo." Tawa Sarah dan Ken pecah.
"Apa si yang gak gue tau tentang lo."
"Hush jangan gitu, ntar lu naksir ama gue."
"Idih najis banget. Gue punya selera ya, dan itu bukan lu."
Sehan tak sengaja bertemu pandang dengan Sarah yang tertawa lebar. Canggung seketika.
"Selera gue juga tinggi kali." Timpal Ken gak mau kalah.
"Kok gue gak pernah liat Sehan ya kalo lu lagi kumpul sama anak-anak?"
"Dia anak rumahan. Jadi keluar rumah kalo pas gempa doang." Ledek Ken.
Sehan cuma menatap jengah mendengar jawaban Ken yang seenak udelnya itu.
"Oh pantes. Kalian temenan dari lama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BUANA
FanfictionOne of the things I'm grateful for is that I found her. Tragedy is not tragedy when I'm with her. I love her, just it and no need reason.