Felix POV
Sudah beberapa hari setelah pergi ke PIK aku dan Jeremy tidak bertemu satu sama lain. Aku sibuk dengan tugas laporan kuliah ku, begitu pula dengan Jeremy yang mulai sibuk karena sudah harus mulai membuat proposal skripsi. Lagipula gedung kampus kami juga berbeda dan jaraknya cukup jauh (menurut aku hehe).
Hari ini aku pergi ke kampus untuk melakukan presentasi Ujian Akhir Semester bersama kelompok kerja ku. Aku menghela nafas karena ini merupakan tugas yang paling berat selama semester ini berlangsung. Aku sudah menyiapkan apa yang perlu aku butuhkan juga.
Saat aku sudah siap berangkat, aku mendapatkan chat dari Jeremy.
"Hey, wyd today?" tulis Jeremy.
Aku menghela nafas. Setiap hari Jeremy selalu memberikan pesan seperti ini. Aku merasa Jeremy selalu ingin tahu apa yang dilakukan olehku setiap harinya. Ketika aku menjawab aku sedang di kampus biasanya dia bertanya aku sedang dengan siapa. Aku sendiri sih juga bertanya hal yang tidak jauh beda. Aku selalu berusaha untuk keep in touch dengannya. Aku tidak boleh kehilangan kesempatan emas ini!
"Kinda worried. Gue hari ini ada presentasi Tugas Akhir Semester sama teman kelompok gue. WML!!"
Setelah ku kirim pesan ku, aku segera berangkat ke kampus, hahh semoga presentasi hari ini aman aman saja.
.
.
Sesampainya aku di kampus, aku bertemu dengan teman sekelompokku. Ada Abigail, Ka El, Michelle, dan Anjali. Ya, teman kelompokku semuanya perempuan. Karena memang pada dasarnya laki-laki di Fakultas Psikologi sangatlah sedikit. Dari 90 mahasiswa di angkatan aku, hanya ada 13 orang laki-laki. Belum lagi diriku yang ternyata laki-laki boti. Jadi belum tentu semua laki-laki di Psikologi merupakan laki-laki tulen.
"Abang, abang udah pelajarin ulang apa yang bakalan dipresentasiin nanti?" Tanya Abigail
"Udahh bii, aku udah baca ulang kok.. semoga dosennya gak rese yaa.." Ucapku sambil mengangguk.
"Aduhh aminn, aminn" Ucap kami semua serentak.
"Ehh aku tadi ketemu cogan di lift AAAAA" ucap Ellis yang baru datang beberapa menit yang lalu.
"Ehh siapa Ell siapaaa?" Tanya para wanita lainnya yang ada di kelompokku. Aku hanya tersenyum sambil mendengarkan cerita Ellis. Aku gak mungkin bersemangat juga untuk bertanya, aku tidak mau kebenaran diriku terungkap didepan umum begitu saja.
"Aku gatau aku ga kenalan tadi, tapi dia cakep banget. Tinggi banget lagii" Cerita Ellis dengan penuh semangat.
Aku yang mendengar kata "Tinggi banget" langsung tertarik dengan topik yang sedang dibicarakan. Tinggi benar-benar nomor satu kriteria aku. Makanya Jeremy langsung lulus kriteria, soalnya dia lebih tinggi dari aku hehehe.
"Emang lebih tinggi dari aku, Ellis?" Tanyaku songong. Aku tahu orang-orang di gedung ini tidak terlalu tinggi cowoknya. Jadi aku berani untuk bercanda seperti itu.
"Hmm iyaa lebih tinggi dari Felix sih. Segininya Felix" Ellis menempatkan tangannya di atas kepalaku, namun lebih tinggi lagi. Aku yang melihat perkiraan tinggi nya langsung teringat dengan Jeremy. Tinggi dia tidak jauh beda dari pengukuran yang dibuat oleh Ellis"
"Ahh moso sehh.. salah lihat kalii Ell. Felix tinggi tauu" Bela Michelle.
"Duhh lu pada ngomongin cowok yang bahkan lu pada gatau namanya. Mending tanya dulu deh nama dia siapa" Ucap Anjali yang sedaritadi sedang fokus dengan materi presentasinya.
Kemudian mereka berempat bercekcok ria membahas mengenai pria yang ditemukan oleh Ellis. Aku hanya bisa tersenyum karena mereka cukup lucu jika sedang cekcok seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/341290793-288-k765306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love From The First Sight
RomanceTerkadang gak semua yang kita pikirkan akan sejalan dengan apa yang kita lakukan. Begitu pula dengan kehidupan yang dijalankan seseorang yang beranam Felix pada series ini. "Haahh semoga tidak banyak yang membaca kisah percintaan ku yang sangat kony...