Felix POV
Hari ini aku harus bangun pagi karena Jeremy akan menjemputku jam 9. Hahh padahal hari ini hari libur, aku sangat ingin menggunakan waktu liburku dengan tidur selama mungkin. Aku ingin membayar rasa lelahku selama mengerjakan laporan di semester ini.
Namun ada manusia yang sangat tampan dan perhatian (katanya) kepadaku yang menyuruhku bangun dipagi hari untuk memakan makanan yang bertumbuh dan berwarna dominan hijau. Siapa lagi kalau bukan Jeremy dengan sayurnya.
Aku tadi malam sudah membersihkan kain Jeremy agar dapat aku kembalikan hari ini. Aku tidak mau dia berpikir aku jadikan kain dia sebagai jampe-jampe. Aku pastikan kainnya sudah bersih saat aku kembalikan.
Jam sudah menunjukkan pukul 08:30, aku masih berusaha meningkatkan motivasiku untuk bangun dari kasur. Aku benar-benar ngantuk.
Namun saat aku tersadar apa yang sudah aku lewatkan tadi malam benar-benar membuat aku segar dan malu sendiri. "Aku udah sedeket itu kah sama dia? Atau dia yang memang sikapnya kayak gitu ke semua orang?" batinku.
Saat aku mengecek notifikasi di ponsel ku, aku sudah menemukan nama 'Jeremyy UPH' di bagian WhatsApp. "Anak ini beneran ngajak? Aku kira cuma bercanda?!? Tapi yaudahlah gapapa, ketemu ayang ayang an hehe"
"Fel, bangun. Hitungan jam lu bangun dari lu bales chat gw ini. Gue mau lihat seberapa kebo lu" Tulis Jeremy.
Aku terkejut membacanya. "Lah dia siapa? Kenapa posesif banget? Lagian aku kan emang lagi liburan.. kalau bisa aku bangun jam 11 siang juga gass"
"Hah? Iya gue baru bangun. Kenapa lo harus tau gue bangun jam berapa? Suka yaa?" Goda aku.
Aku bangun dari kasur dan keluar dari kamar. Mama dan Abangku sudah berangkat kerja, sedangkan Papa ku sedang bersiap untuk pergi. Aku sudah sangat biasa dengan suasana seperti ini. Aku hanya mengobrol dengan mereka dimalam hari, itupun kalau tidak ada berantem.
"Kamu hari ini ada pergi?" Tanya papa ku.
"Iya, nanti temen aku dateng. Aku ga bawa mobil kok." Jawabku sambil mengambil segelas air putih.
"Ok, bapak pergi yaa" Lanjutnya sambil berjalan ke arah motornya.
"Ohh yaa, hati-hatii" Jawabku sambil melambaikan tanganku.
Papa ku mulai berangkat meninggalkan aku dirumah, sendiri, tidak ada seorang pun yang bisa aku ajak bicara. Apakah liburku akan aku habiskan seperti ini? Menyedihkan sekali.
Lalu aku mendengar notifikasi dari ponselku. Aku melihat itu dari Jeremy. Dia membalas pesanku.
"Gue otw" Jawab Jeremy singkat.
"Ehh dia ga jawab gue? Dia gasuka kah gue ketik kayak tadi? Kayaknya gue terlalu over deh. Gue jadi gaenak. Kenapa dia masih dateng siii" Ucapku. Aku sangat sering overthinking seperti ini. Sangat membuat diriku tidak nyaman.
"Iya, hati-hati dijalan" Jawabku. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba mood ku jadi jelek karena hal sepele ini. Aku tidak boleh merusak momen hari ini karena belum tentu kedepannya aku akan mendapatkan momen ini kembali.
Aku baru menutup pintu rumah ku dan ingin bersiap-siap. Namun saat aku sedang masuk ke kamar ku untuk mengisi daya baterai ponselku ada mobil yang mengklakson dari luar. Jeremy kah?
Aku kembali keluar rumah untuk memastikan siapa orang diluar sana. Ternyata benar, Jeremy sudah datang.
Aku menghampiri mobilnya, Jeremy membuka kaca mobilnya.
"Baru bangun tuan putri? Tidurnya pasti nyenyak" Ucap Jeremy dengan sindiran.
"Iya nyenyak banget. Harusnya hari ini gue hibernasi. Tapi ada manusia setengah sayuran yang nyuruh gue bangun jam segini" Gue kembali menyindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love From The First Sight
RomanceTerkadang gak semua yang kita pikirkan akan sejalan dengan apa yang kita lakukan. Begitu pula dengan kehidupan yang dijalankan seseorang yang beranam Felix pada series ini. "Haahh semoga tidak banyak yang membaca kisah percintaan ku yang sangat kony...