[ 10 ] ARC 1 : TRANSMIGRASI

786 54 0
                                    

Reja menyusup ke sekolah. Ia memasuki ruang TU untuk mencari biodata miliknya sendiri. Kalau dipikir-pikir, dia bodoh juga karena tidak mengecek biodatanya sendiri saat memeriksa biodata teman-teman Reinald tempo hari. Tahu begitu, kan, bisa sekalian saja. Tidak perlu bolak-balik seperti sekarang.

Setelah menemukan map itu, barulah Reja mengetahui di mana alamat rumahnya. Dengan mengandalkan aplikasi map di ponsel, Reja berhasil pulang. Namun, ia terkejut mendapati tempat tinggalnya. Bahkan ia sampai mengecek berkali-kali takut salah alamat.

"Tapi alamatnya bener kok, anjir," gumam Reja masih tak percaya. "Tapi ini tempat apaan? Ini hotel prostitusi, kan? Kenapa bocah berandal kayak Reinald tinggal di sini?"

Benar. Bagaimana bisa Reja tidak melongo mendapati alamat rumah Reinald yang ditunjukkan Google Maps mengarah ke sebuah gedung empat lantai yang merupakan hotel prostitusi?

"Hei, Rei! Kenapa berdiri aja? Lagi nunggu siapa? Gue, ya?"

Reja terkejut begitu mendapati seorang perempuan yang lebih dewasa darinya merangkul bahunya dari belakang secara tiba-tiba.

Mulut wanita itu bau alkohol, keadaannya mungkin setengah sadar dan terlihat sempoyongan. Namun, masih bisa-bisanya tersenyum di keadaan seperti itu.

Ingin sekali Reja bertanya siapa dia. Tetapi, kalau Reja lakukan, pasti dirinya akan dicurigai. Karena bisa dipastikan, bahwa mungkin saja wanita modis ini mengenal Reinald yang asli. Atau mungkin, masih ada suatu hubungan.

"Udah, udah, ayo masuk. Nanti lo masuk angin kalo di luar kayak gini." Wanita itu menyeret Reja masuk ke dalam lobi hotel sambil meracau.

"Anu ..., lo masuk duluan aja. Gue ada keperluan sama resepsionis," kata Reja, melepaskan tangan wanita yang merangkulnya.

Wanita itu tersenyum dan melambaikan tangan meninggalkan Reja. Setelahnya, Reja bertanya pada resepsionis di mana letak kamarnya.

Ada di lantai empat, nomor 57.

Reja berterimakasih, kemudian bergegas pergi ke kamar tersebut. Usai mandi dan berganti baju, banyak pertanyaan dan pemikiran yang memenuhi benaknya. Salah satunya adalah, kenapa Reinald bisa tinggal di tempat seperti ini?

Apakah Reinald sebenarnya cowok brengsek yang suka bergonta-ganti wanita? Tetapi, Reja ingat, sebelumnya Reinald pernah dituduh gay oleh Pandu karena tidak mau dekat dengan perempuan. Lalu, apa alasan Reinald tinggal di sini?

"Mau tiduran sampe kapan? Udah waktunya makan malam."

Reja terperanjat dari posisinya ketika seseorang membuka pintu kamarnya dengan tiba-tiba. Seorang perempuan berponi rapi dengan pakaian seksi dan wajah tanpa ekspresi.

Kedua mata Reja spontan mengerjap. Baiklah, sekarang siapa lagi?

"Kenapa bengong, gila?" Si perempuan mengangkat sebelah alisnya. "Mau gue tampol lu?"

Segera saja Reja tersadar. Ia bangkit dan mengikuti langkah si perempuan keluar kamar, membawanya ke sebuah ruangan. Di sana ada wanita yang Reja temui di luar tadi, sudah tidak dalam keadaan mabuk.

Reja duduk di sofa. Di hadapannya terdapat meja berkaki pendek yang di atasnya terhidang berbagai macam makanan serta air mineral.

"Dara, mau pake gelas atau cangkir?" Perempuan berponi bertanya pada si wanita yang namanya ternyata Dara.

"Gelas lah, pake nanya." Dara menjawab.

Saat si perempuan berponi duduk, mereka mulai makan.

Dalam situasi itu, Reja masih mengamati mereka dalam diam. Berpikir dan bertanya-tanya siapa sebenarnya kedua wanita cantik tersebut dan punya hubungan apa dengan Reinald.

TRANSMIGRASI MENJADI BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang